30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Belajar dengan Mencari Pasangan

MEMBACA judul di atas sepintas terlihat sederhana. Ada kesan
nostalgia karena istri atau suaminya bertemu pada saat belajar di sekolah yang
sama. Keadaan ini mungkin juga dialami oleh sebagian orang. Namun, hal ini
bukanlah tujuan dari tulisan ini.

Belajar dengan mencari pasangan
merupakan salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran
yang menyenangkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan.

Pendidikan merupakan aspek yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan akan menentukan kemajuan
suatu bangsa menurut UU RI No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab 1 Pasal 1 di
nyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia. Selain itu, juga
mengarah pada keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat ,bangsa, dan
negara.”

Dalam pendidikan seperti
pengertian di atas terdapat proses pembelajaran, yaitu kegiatan yang bernilai
edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Sehingga guru harus berusaha mencari
bagaimana merancang kegiatan pembelajaran supaya materi pelajaran yang
disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas.

Baca Juga :  Jeihan

Kenyataan di lapangan, untuk
menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif dan mampu mengembangkan potensi
dirinya, bukanlah suatu hal yang mudah. Masih banyak dijumpai adanya siswa yang
tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi, tidak mau bertanya,
serta tidak ada respon pada saat diberi pertanyaan.

Kondisi seperti ini tentunya
dapat memengaruhi proses pembelajaran di kelas. Suasana kelas menjadi
membosankan. Hal ini tidak menutup kemungkinan berpengaruh terhadap pemahaman
konsep yang rendah, sehingga hasil belajar siswa yang rendah pula.

Guru sebaiknya membuat suasana
kelas menjadi hidup. Salah satu cara untuk membuat anak belajar dengan lebih
menyenangkan yaitu dengan model Make A
Macth
.

Model Make A Macth yaitu siswa mencari kartu yang sesuai soal atau
jawabannya dengan kartu yang dipegangnya. Ini berarti ada kartu soal dan ada
kartu jawaban yang harus dipasangkan. Adapaun langkah-langkah dalam
pembelajaran model Make A Match yaitu
guru menyiapkan kartu jawaban dan soal.

Setelah itu, guru menyampaikan
alur permainan Make A Match. Hal yang
bisa dibuat lebih menarik yaitu soal diberikan kepada siswa laki-laki sedangkan
jawaban diberikan kepada siswi perempuan. Inilah yang membuat anak-anak heboh. Setelah
anak-anak mendapat soal atau jawaban dari guru, mereka keluar kelas untuk
mencari pasangannya.

Baca Juga :  Rasa Daging Manusia Menurut Para Kanibal – Part 8: Issei Sagawa

Untuk mencari pasangan, anak-anak
diberikan batasan waktu agar materi pembelajaran tercapai. Anak-anak boleh
masuk kelas ketika sudah mendapatkan pasangan yang sesuai. Mereka duduk
bersebelahan dengan pasangan masing-masing.

Hal ini dapat membuat mereka
terkesan karena mereka berusia remaja yang sudah mengenal lawan jenis. Banyak
di antara mereka yang tersipu malu, bahagia, serta cemberut pada saat mendapatkan
pasangan masing-masing. Inilah saat-saat yang paling menegangkan menggunakan
model Make A Macth.

Ketika soal dan jawaban kita
cocokkan. Siswa laki-laki membacakan soalnya dan siswi yang membacakan
jawabannya. Jika soal dan jawabannya betul, maka diitandai dengan kata-kata
SYAH. Anak-anak akan bersorak-sorai gembira, lupa semua beban. Hal ini dapat
menjadikan waktu pembejaran geografi terkesan hanya sesaat, butuh menambah
waktu.

Beberapa kelebihan yang dapat
diamati dari pelaksanaan model pembelajaran dengan Make A Match ini adalah
tercipta suasana aktif dan menyenangkan. Materi pembelajaran yang disampaikan
lebih menarik perhatian siswa. Model Make
a Match
mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan
belajar, dan kerja sama antar siswa terwujud. Seperti yang diterapkan di MAN
Demak.(*)

(Arifatun Nisa, S.Pd adalah Guru
Geografi MAN Demak)

MEMBACA judul di atas sepintas terlihat sederhana. Ada kesan
nostalgia karena istri atau suaminya bertemu pada saat belajar di sekolah yang
sama. Keadaan ini mungkin juga dialami oleh sebagian orang. Namun, hal ini
bukanlah tujuan dari tulisan ini.

Belajar dengan mencari pasangan
merupakan salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran
yang menyenangkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan.

Pendidikan merupakan aspek yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan akan menentukan kemajuan
suatu bangsa menurut UU RI No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab 1 Pasal 1 di
nyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia. Selain itu, juga
mengarah pada keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat ,bangsa, dan
negara.”

Dalam pendidikan seperti
pengertian di atas terdapat proses pembelajaran, yaitu kegiatan yang bernilai
edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Sehingga guru harus berusaha mencari
bagaimana merancang kegiatan pembelajaran supaya materi pelajaran yang
disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas.

Baca Juga :  Jeihan

Kenyataan di lapangan, untuk
menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif dan mampu mengembangkan potensi
dirinya, bukanlah suatu hal yang mudah. Masih banyak dijumpai adanya siswa yang
tidak memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi, tidak mau bertanya,
serta tidak ada respon pada saat diberi pertanyaan.

Kondisi seperti ini tentunya
dapat memengaruhi proses pembelajaran di kelas. Suasana kelas menjadi
membosankan. Hal ini tidak menutup kemungkinan berpengaruh terhadap pemahaman
konsep yang rendah, sehingga hasil belajar siswa yang rendah pula.

Guru sebaiknya membuat suasana
kelas menjadi hidup. Salah satu cara untuk membuat anak belajar dengan lebih
menyenangkan yaitu dengan model Make A
Macth
.

Model Make A Macth yaitu siswa mencari kartu yang sesuai soal atau
jawabannya dengan kartu yang dipegangnya. Ini berarti ada kartu soal dan ada
kartu jawaban yang harus dipasangkan. Adapaun langkah-langkah dalam
pembelajaran model Make A Match yaitu
guru menyiapkan kartu jawaban dan soal.

Setelah itu, guru menyampaikan
alur permainan Make A Match. Hal yang
bisa dibuat lebih menarik yaitu soal diberikan kepada siswa laki-laki sedangkan
jawaban diberikan kepada siswi perempuan. Inilah yang membuat anak-anak heboh. Setelah
anak-anak mendapat soal atau jawaban dari guru, mereka keluar kelas untuk
mencari pasangannya.

Baca Juga :  Rasa Daging Manusia Menurut Para Kanibal – Part 8: Issei Sagawa

Untuk mencari pasangan, anak-anak
diberikan batasan waktu agar materi pembelajaran tercapai. Anak-anak boleh
masuk kelas ketika sudah mendapatkan pasangan yang sesuai. Mereka duduk
bersebelahan dengan pasangan masing-masing.

Hal ini dapat membuat mereka
terkesan karena mereka berusia remaja yang sudah mengenal lawan jenis. Banyak
di antara mereka yang tersipu malu, bahagia, serta cemberut pada saat mendapatkan
pasangan masing-masing. Inilah saat-saat yang paling menegangkan menggunakan
model Make A Macth.

Ketika soal dan jawaban kita
cocokkan. Siswa laki-laki membacakan soalnya dan siswi yang membacakan
jawabannya. Jika soal dan jawabannya betul, maka diitandai dengan kata-kata
SYAH. Anak-anak akan bersorak-sorai gembira, lupa semua beban. Hal ini dapat
menjadikan waktu pembejaran geografi terkesan hanya sesaat, butuh menambah
waktu.

Beberapa kelebihan yang dapat
diamati dari pelaksanaan model pembelajaran dengan Make A Match ini adalah
tercipta suasana aktif dan menyenangkan. Materi pembelajaran yang disampaikan
lebih menarik perhatian siswa. Model Make
a Match
mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan
belajar, dan kerja sama antar siswa terwujud. Seperti yang diterapkan di MAN
Demak.(*)

(Arifatun Nisa, S.Pd adalah Guru
Geografi MAN Demak)

Terpopuler

Artikel Terbaru