30 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Mengunyah Permen Karet Bisa Bantu Berhenti Merokok?

PROKALTENG.CO – Di antara sejumlah upaya yang bisa dijalani seseorang untuk berhenti merokok, mengunyah permen karet merupakan salah satunya.

”Permen karet adalah salah satu upaya untuk mengatasi adiksi, withdrawal, juga perilaku. Menggunakan permen karet adalah perilaku yang diubah oleh kita, biasanya pegang rokok, kita ganti dengan permen karet,” kata dokter spesialis paru Prof Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR.

Agus berpendapat, mereka yang ingin berhenti merokok sebenarnya tidak harus mengunyah permen karet. Melainkan, dapat juga melakukan sesuatu yang membuat tangan sibuk seperti berkebun atau aktivitas lain.

”Kalau orang itu merokok biasanya pegang rokok, setiap hari harus ada sesuatu di mulutnya, itu kita harus menggantinya, terapi perilakunya,” ujar Agus Dwi Susanto.

Baca Juga :  Siap-siap Beruntung di Tahun 2024, Weton Senin Pahing hingga Sabtu Kliwon

Dia melanjutkan, dalam manajemen berhenti merokok, terdapat sejumlah aspek yang perlu diperhatikan yakni tata laksana ketagihan, tata laksana putus nikotin, tata laksana perilaku berupa perubahan perilaku, dan tata laksana dukungan lingkungan.

Agus menjelaskan, komitmen dan motivasi menjadi hal penting. Apabila niat seorang perokok untuk berhenti merokok masih tergolong rendah, dia biasanya membutuhkan modalitas untuk berhenti merokok yang lebih banyak. Modalitas itu biasanya bukan hanya obat, tetapi juga terapi tambahan berupa non-farmakoterapi. Misalnya hipnoterapi, psikoterapi, akupuntur, rehabilitasi medik. Itu semua harus dikombinasi.

”Biasanya kalau terapi tambahan antara obat dengan kombinasi non-obat, keberhasilannya bisa naik, bisa sampai 60-70 persen, lebih tinggi dibandingkan terapi tunggal,” ucap Agus.

Baca Juga :  Tak Hanya Menyegarkan, 7 Minuman ini Bantu Tingkatkan Sistem Imun Tubuh

Untuk berhenti merokok, Kementerian Kesehatan pernah memberikan kiat berupa S.T.A.R.T. Akronim dari S yakni set yakni menetapkan tanggal mulai berhenti, kemudian T atau tell yakni memberitahukan kepada seluruh lingkungan sehari-hari seperti keluarga dan teman untuk mendukung, lalu A atau anticipate yakni mengantisipasi dan mengenali waktu timbulnya keinginan untuk merokok dan buat rencana untuk menghadapinya.

Selanjutnya, R yakni remove dengan menjauhkan rokok dari jangkauan dan buang berbagai peralatan yang dapat mengundang ajakan untuk merokok. Serta T yaitu talk atau mengonsultasikan ke layanan upaya berhenti merokok. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Di antara sejumlah upaya yang bisa dijalani seseorang untuk berhenti merokok, mengunyah permen karet merupakan salah satunya.

”Permen karet adalah salah satu upaya untuk mengatasi adiksi, withdrawal, juga perilaku. Menggunakan permen karet adalah perilaku yang diubah oleh kita, biasanya pegang rokok, kita ganti dengan permen karet,” kata dokter spesialis paru Prof Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR.

Agus berpendapat, mereka yang ingin berhenti merokok sebenarnya tidak harus mengunyah permen karet. Melainkan, dapat juga melakukan sesuatu yang membuat tangan sibuk seperti berkebun atau aktivitas lain.

”Kalau orang itu merokok biasanya pegang rokok, setiap hari harus ada sesuatu di mulutnya, itu kita harus menggantinya, terapi perilakunya,” ujar Agus Dwi Susanto.

Baca Juga :  Siap-siap Beruntung di Tahun 2024, Weton Senin Pahing hingga Sabtu Kliwon

Dia melanjutkan, dalam manajemen berhenti merokok, terdapat sejumlah aspek yang perlu diperhatikan yakni tata laksana ketagihan, tata laksana putus nikotin, tata laksana perilaku berupa perubahan perilaku, dan tata laksana dukungan lingkungan.

Agus menjelaskan, komitmen dan motivasi menjadi hal penting. Apabila niat seorang perokok untuk berhenti merokok masih tergolong rendah, dia biasanya membutuhkan modalitas untuk berhenti merokok yang lebih banyak. Modalitas itu biasanya bukan hanya obat, tetapi juga terapi tambahan berupa non-farmakoterapi. Misalnya hipnoterapi, psikoterapi, akupuntur, rehabilitasi medik. Itu semua harus dikombinasi.

”Biasanya kalau terapi tambahan antara obat dengan kombinasi non-obat, keberhasilannya bisa naik, bisa sampai 60-70 persen, lebih tinggi dibandingkan terapi tunggal,” ucap Agus.

Baca Juga :  Tak Hanya Menyegarkan, 7 Minuman ini Bantu Tingkatkan Sistem Imun Tubuh

Untuk berhenti merokok, Kementerian Kesehatan pernah memberikan kiat berupa S.T.A.R.T. Akronim dari S yakni set yakni menetapkan tanggal mulai berhenti, kemudian T atau tell yakni memberitahukan kepada seluruh lingkungan sehari-hari seperti keluarga dan teman untuk mendukung, lalu A atau anticipate yakni mengantisipasi dan mengenali waktu timbulnya keinginan untuk merokok dan buat rencana untuk menghadapinya.

Selanjutnya, R yakni remove dengan menjauhkan rokok dari jangkauan dan buang berbagai peralatan yang dapat mengundang ajakan untuk merokok. Serta T yaitu talk atau mengonsultasikan ke layanan upaya berhenti merokok. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru