32.4 C
Jakarta
Saturday, December 21, 2024

Psikologi Ungkap 7 Momen Ketika Lebih Baik Diam daripada Berbicara

PROKALTENG.CO – Keadaan hidup yang dijalani setiap hari selalu beragam dan semuanya tidak bisa diprediksi, ada yang tiba-tiba mendapatkan kabar buruk atau mungkin kejutan manis yang sudah lama didambakan.

Dalam menghadapi segala situasi hidup ini, kita perlu mampu mengendalikannya dengan baik. Entah itu harus menanggapinya dengan sedih, tertawa, senyum, atau hanya diam.

Melansir dari laman Baseline Mag, ada 7 situasi hidup disaat kamu lebih baik untuk diam menurut psikologi :

  1. Ketika marah

Ketika dalam keadaan marah, lubang hidung akan melebar, detak jantung melonjak, dan tiba-tiba wajahmu memerah. Kemarahan adalah emosi yang kuat, tapi biasanya ini bukan waktu terbaik untuk mengobrol.

Psikologi memberi tahu bahwa ketika marah, kita cenderung mengatakan hal-hal yang kemudian kita sesali. Kemampuan untuk berpikir rasional dan mempertimbangkan konsekuensi perkataan cenderung hilang begitu saja.

Jadi, daripada langsung marah-marah, lebih baik menahan lidah, berilah waktu untuk menenangkan diri dan menenangkan pikiran. Tetap diam saat marah bukan berarti menekan perasaan, tapi memberi ruang untuk mengekspresikannya dengan cara rasional.

  1. Ketika tak mendapat informasi lengkap

Diantara kita pasti pernah masuk ke sebuah ruangan, menangkap ujung percakapan, dan langsung melontarkan pendapat tanpa mengetahui konteks lengkapnya. Psikologi memberi tahu bahwa kita akan lebih dihormati dan dihargai atas masukan setelah meluangkan waktu untuk memahami suatu situasi sepenuhnya.

Ketika Anda berada dalam situasi yang sama, luangkan waktu sejenak, dengarkan dan pelajari terlebih dahulu sebelum mengomentari, dan ini sangat berharga.

  1. Saat orang lain berbicara
Baca Juga :  Intip 7 Mitos Tentang Hubungan dan Cinta yang Menyesatkan

Pasti kita tak pernah merasa nyaman ketika berbicara malah dipotong begitu saja. Jika kamu ingin terlihat dihargai dan dihormati, penting untuk berlatih mendengarkan secara aktif.

Ini berarti tak hanya diam bodoh amat, tapi juga menunjukkan bahasa tubuh bahwa kamu tertarik dengan hal yang mereka katakan.

  1. Saat hening sejenak

Keheningan bisa jadi tidak nyaman, dan naluri kita mungkin mengisinya dengan kata-kata. Namun terkadang, keheningan adalah hal yang dibutuhkan.

Misalnya, pada saat-saat kenangan atau ketika seseorang berbagi kisah pribadi dan emosional. Dalam situasi seperti ini, kata-kata seringkali tidak dapat diucapkan. Sebaliknya, diam dapat menunjukkan empati dan rasa hormat.

Psikologi juga mendukung hal ini, karena menunjukkan bahwa kemampuan kita untuk duduk dengan nyaman dalam keheningan bersama orang lain dapat menjadi tanda kecerdasan emosional.

  1. Saat tidak yakin dengan perasaan sendiri

Emosi bisa jadi rumit. Terkadang, mungkin kamu merasakan emosi yang meluap-luap dan tidak tahu persis bagaimana cara mengartikulasikannya. Psikologi menyarankan bahwa dalam situasi seperti itu, tidak apa-apa untuk mengambil langkah mundur dan memberi diri waktu untuk memahami emosi dengan lebih baik.

Lebih baik tetap diam daripada mengatakan sesuatu yang mungkin tidak kamu sukai di kemudian hari. Berdiam diri dalam hal ini bukan berarti kamu mengabaikan situasi, tapi memberi ruang untuk memproses perasaan.

  1. Saat berada dalam situasi tekanan tinggi
Baca Juga :  Pilih Pasangan Sesama Introvert Membuat Hubungan Lebih Berhasil dan Langgeng

Situasi berisiko tinggi dapat membuat kita merasa perlu bereaksi dengan cepat. Namun terkadang, reaksi terbaik adalah diam. Penelitian menunjukkan bahwa mengambil jeda singkat selama percakapan dapat meningkatkan kemampuan kita dalam mengambil keputusan dan meningkatkan respons terhadap hal tersebut.

Jadi ingatlah, diam tidak selalu merupakan tanda ketidakpastian. Terkadang, itu merupakan tanda perhatian dan pertimbangan.

  1. Ketika keheningan adalah jawabannya

Ada kalanya apapun yang kamu katakan tidak dapat membuat situasi menjadi lebih baik. Faktanya, ucapan itu mungkin hanya memperburuk keadaan. Inilah saat-saat ketika keheningan adalah jawabannya.

Menurut psikologi, dalam situasi disaat kata-kata tidak bisa memberikan hiburan atau solusi, diam bisa menjadi bentuk dukungan emosional. Ini tentang berada di sana untuk seseorang, menawarkan kehadiran yang nyaman tanpa perlu kata-kata.

Dalam situasi seperti ini, sikap diammu menunjukkan banyak hal, serta memberikan kenyamanan dalam bentuk yang paling murni.

Mengutip dari laman Sekolah Athirah, meskipun terkadang orang menganggap bahwa diam itu sombong, acuh, jutek, dan sebagainya. Tapi hal tersebut tidak bisa disimpulkan begitu saja.

Bahkan ada istilah “Diam itu emas” karena lebih baik tak melakukan apa-apa daripada berbicara panjang lebar tapi malah menyakitkan orang lain. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Keadaan hidup yang dijalani setiap hari selalu beragam dan semuanya tidak bisa diprediksi, ada yang tiba-tiba mendapatkan kabar buruk atau mungkin kejutan manis yang sudah lama didambakan.

Dalam menghadapi segala situasi hidup ini, kita perlu mampu mengendalikannya dengan baik. Entah itu harus menanggapinya dengan sedih, tertawa, senyum, atau hanya diam.

Melansir dari laman Baseline Mag, ada 7 situasi hidup disaat kamu lebih baik untuk diam menurut psikologi :

  1. Ketika marah

Ketika dalam keadaan marah, lubang hidung akan melebar, detak jantung melonjak, dan tiba-tiba wajahmu memerah. Kemarahan adalah emosi yang kuat, tapi biasanya ini bukan waktu terbaik untuk mengobrol.

Psikologi memberi tahu bahwa ketika marah, kita cenderung mengatakan hal-hal yang kemudian kita sesali. Kemampuan untuk berpikir rasional dan mempertimbangkan konsekuensi perkataan cenderung hilang begitu saja.

Jadi, daripada langsung marah-marah, lebih baik menahan lidah, berilah waktu untuk menenangkan diri dan menenangkan pikiran. Tetap diam saat marah bukan berarti menekan perasaan, tapi memberi ruang untuk mengekspresikannya dengan cara rasional.

  1. Ketika tak mendapat informasi lengkap

Diantara kita pasti pernah masuk ke sebuah ruangan, menangkap ujung percakapan, dan langsung melontarkan pendapat tanpa mengetahui konteks lengkapnya. Psikologi memberi tahu bahwa kita akan lebih dihormati dan dihargai atas masukan setelah meluangkan waktu untuk memahami suatu situasi sepenuhnya.

Ketika Anda berada dalam situasi yang sama, luangkan waktu sejenak, dengarkan dan pelajari terlebih dahulu sebelum mengomentari, dan ini sangat berharga.

  1. Saat orang lain berbicara
Baca Juga :  Intip 7 Mitos Tentang Hubungan dan Cinta yang Menyesatkan

Pasti kita tak pernah merasa nyaman ketika berbicara malah dipotong begitu saja. Jika kamu ingin terlihat dihargai dan dihormati, penting untuk berlatih mendengarkan secara aktif.

Ini berarti tak hanya diam bodoh amat, tapi juga menunjukkan bahasa tubuh bahwa kamu tertarik dengan hal yang mereka katakan.

  1. Saat hening sejenak

Keheningan bisa jadi tidak nyaman, dan naluri kita mungkin mengisinya dengan kata-kata. Namun terkadang, keheningan adalah hal yang dibutuhkan.

Misalnya, pada saat-saat kenangan atau ketika seseorang berbagi kisah pribadi dan emosional. Dalam situasi seperti ini, kata-kata seringkali tidak dapat diucapkan. Sebaliknya, diam dapat menunjukkan empati dan rasa hormat.

Psikologi juga mendukung hal ini, karena menunjukkan bahwa kemampuan kita untuk duduk dengan nyaman dalam keheningan bersama orang lain dapat menjadi tanda kecerdasan emosional.

  1. Saat tidak yakin dengan perasaan sendiri

Emosi bisa jadi rumit. Terkadang, mungkin kamu merasakan emosi yang meluap-luap dan tidak tahu persis bagaimana cara mengartikulasikannya. Psikologi menyarankan bahwa dalam situasi seperti itu, tidak apa-apa untuk mengambil langkah mundur dan memberi diri waktu untuk memahami emosi dengan lebih baik.

Lebih baik tetap diam daripada mengatakan sesuatu yang mungkin tidak kamu sukai di kemudian hari. Berdiam diri dalam hal ini bukan berarti kamu mengabaikan situasi, tapi memberi ruang untuk memproses perasaan.

  1. Saat berada dalam situasi tekanan tinggi
Baca Juga :  Pilih Pasangan Sesama Introvert Membuat Hubungan Lebih Berhasil dan Langgeng

Situasi berisiko tinggi dapat membuat kita merasa perlu bereaksi dengan cepat. Namun terkadang, reaksi terbaik adalah diam. Penelitian menunjukkan bahwa mengambil jeda singkat selama percakapan dapat meningkatkan kemampuan kita dalam mengambil keputusan dan meningkatkan respons terhadap hal tersebut.

Jadi ingatlah, diam tidak selalu merupakan tanda ketidakpastian. Terkadang, itu merupakan tanda perhatian dan pertimbangan.

  1. Ketika keheningan adalah jawabannya

Ada kalanya apapun yang kamu katakan tidak dapat membuat situasi menjadi lebih baik. Faktanya, ucapan itu mungkin hanya memperburuk keadaan. Inilah saat-saat ketika keheningan adalah jawabannya.

Menurut psikologi, dalam situasi disaat kata-kata tidak bisa memberikan hiburan atau solusi, diam bisa menjadi bentuk dukungan emosional. Ini tentang berada di sana untuk seseorang, menawarkan kehadiran yang nyaman tanpa perlu kata-kata.

Dalam situasi seperti ini, sikap diammu menunjukkan banyak hal, serta memberikan kenyamanan dalam bentuk yang paling murni.

Mengutip dari laman Sekolah Athirah, meskipun terkadang orang menganggap bahwa diam itu sombong, acuh, jutek, dan sebagainya. Tapi hal tersebut tidak bisa disimpulkan begitu saja.

Bahkan ada istilah “Diam itu emas” karena lebih baik tak melakukan apa-apa daripada berbicara panjang lebar tapi malah menyakitkan orang lain. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru