28.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Pikul Tugas Berat, Kesehatan Calon Menteri Perlu Diperiksa

Presiden Joko Widodo
segera mengumumkan nama menteri atau susunan kabinet untuk masa jabatan lima
tahun ke depan periode kedua ini. Seorang menteri memikul tugas yang berat dan
harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Karena itu butuh fisik dan mental yang
sehat.

“Untuk menjadi calon
rektor saja perlu pemeriksaan kesehatan yang lengkap baik fisik maupun psikis.
Tugas seorang menteri ke depan merupakan tugas yang cukup berat,” kata Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr.dr. Ari Fahrial Syam,
SpPD-KGEH, MMB kepada JawaPos.com, Senin (21/10).

Untuk itu, diperlukan
pemeriksaan kesehatan. Bahkan, kata dia, sistem pemeriksaan kepada calon
presiden yang telah rutin dilakukan sejak Pilpres sebelumnya juga diterapkan
kepada calon menteri yang akan datang.

Baca Juga :  Popularitas Airlangga Naik, Waketum Golkar: Kami Baru Pemanasan

“Jangan sampai para menteri
jatuh sakit di tengah perjalanan,” sambungnya.

Menurutnya, calon
menteri bisa saja untuk menyertakan hasil check-up kesehatan
yang terbaru dari rumah sakit yang ditunjuk. Menurut dr. Ari, beberapa alasan
pemeriksaan kesehatan tersebut menjadi penting. Salah satunya, banyak penyakit
yang awalnya hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan penunjang lain baik pemeriksaan rontgen maupun pemeriksaan USG.

Kadar gula darah yang
tinggi, kadar kolesterol yang tinggi serta kadar asam urat tinggi pada awalnya
hanya diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Tekanan darah yang tinggipun
diketahui hanya dengan pemeriksaan tekanan darah.

Gangguan fungsi
ginjal, gangguan fungsi hati hanya diketahui dengan pemeriksaan laboratorium.
Jantung yang bengkak dan kelainan paru dapat diketahui dengan pemeriksaan foto
thoraks. Melalui pemeriksaan USG abdomen dapat diketahui adanya kelainan pada
liver, kandung empedu, pankreas, limpa serta kedua ginjal dan organ-organ
abdomen lainnya. Terjadinya serangan jantung atau stroke merupakan kelainan
yang paling sering dialami oleh para eksekutif termasuk para menteri maupun
pejabat eselon 1.

Baca Juga :  PKB Gelar Rakorwil di Alam Bukit Cinta

“Adanya kelainan yang
ditemukan belum tentu menggugurkan seseorang menjadi menteri. Tapi paling
tidak, deteksi adanya kelainan yang diketahui lebih awal pada calon menteri
akan lebih baik untuk upaya pencegahan dan terapi awal. Sehingga tim dokter
menteri atau dokter yang ditunjuk untuk menjaga kesehatan menteri sudah tahu
kondisi sakitnya,” tuturnya.(jpg)

 

Presiden Joko Widodo
segera mengumumkan nama menteri atau susunan kabinet untuk masa jabatan lima
tahun ke depan periode kedua ini. Seorang menteri memikul tugas yang berat dan
harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Karena itu butuh fisik dan mental yang
sehat.

“Untuk menjadi calon
rektor saja perlu pemeriksaan kesehatan yang lengkap baik fisik maupun psikis.
Tugas seorang menteri ke depan merupakan tugas yang cukup berat,” kata Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr.dr. Ari Fahrial Syam,
SpPD-KGEH, MMB kepada JawaPos.com, Senin (21/10).

Untuk itu, diperlukan
pemeriksaan kesehatan. Bahkan, kata dia, sistem pemeriksaan kepada calon
presiden yang telah rutin dilakukan sejak Pilpres sebelumnya juga diterapkan
kepada calon menteri yang akan datang.

Baca Juga :  Popularitas Airlangga Naik, Waketum Golkar: Kami Baru Pemanasan

“Jangan sampai para menteri
jatuh sakit di tengah perjalanan,” sambungnya.

Menurutnya, calon
menteri bisa saja untuk menyertakan hasil check-up kesehatan
yang terbaru dari rumah sakit yang ditunjuk. Menurut dr. Ari, beberapa alasan
pemeriksaan kesehatan tersebut menjadi penting. Salah satunya, banyak penyakit
yang awalnya hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan penunjang lain baik pemeriksaan rontgen maupun pemeriksaan USG.

Kadar gula darah yang
tinggi, kadar kolesterol yang tinggi serta kadar asam urat tinggi pada awalnya
hanya diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Tekanan darah yang tinggipun
diketahui hanya dengan pemeriksaan tekanan darah.

Gangguan fungsi
ginjal, gangguan fungsi hati hanya diketahui dengan pemeriksaan laboratorium.
Jantung yang bengkak dan kelainan paru dapat diketahui dengan pemeriksaan foto
thoraks. Melalui pemeriksaan USG abdomen dapat diketahui adanya kelainan pada
liver, kandung empedu, pankreas, limpa serta kedua ginjal dan organ-organ
abdomen lainnya. Terjadinya serangan jantung atau stroke merupakan kelainan
yang paling sering dialami oleh para eksekutif termasuk para menteri maupun
pejabat eselon 1.

Baca Juga :  PKB Gelar Rakorwil di Alam Bukit Cinta

“Adanya kelainan yang
ditemukan belum tentu menggugurkan seseorang menjadi menteri. Tapi paling
tidak, deteksi adanya kelainan yang diketahui lebih awal pada calon menteri
akan lebih baik untuk upaya pencegahan dan terapi awal. Sehingga tim dokter
menteri atau dokter yang ditunjuk untuk menjaga kesehatan menteri sudah tahu
kondisi sakitnya,” tuturnya.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru