33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dosen UPR dan Borneo Queen Community Berkolaborasi Dalam Inovasi Produk Rotan di Desa Rantau Asem

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Universitas Palangkaraya (UPR) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian dosen Kepada Masyarakat (LPPM). Melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat In Collaboration With Borneo Queen Community di Aula Desa Rantau Asem hari Sabtu sampai Minggu (21-22/10)

Kegiatan yang merupakan Program Dosen Pendukung SDM Unggul  ini bertajuk Stand Up dan Start Up Local Pride: Peningkatan Skill Sumber daya alam di Desa Rantau Asem Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan dalam inovasi produk rotan dan digital marketing berbasis e-commerce dan media sosial.

Adapun Tim Pelaksana Program Dosen Pendukung SDM Unggul bertemakan Stand Up dan Start Up Local Pride:Peningkatan Skill Sumber Daya Manusia di Desa Rantau Asem, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan dalam inovasi produk rotan dan digital marketing berbasis e-commerce dan media sosial in collaboration with borneo queen community.

Tim tersebut terdiri dari Ketua  Ida Bagus Suryanatha Dosen Sosiologi, Windy Susetyo Ningrum Dosen Sosiologi, Ahriyati Dosen Matematika, Dwiky Ryamizardin Mahasiswa Sosiologi, Memi Susanti Mahasiswa PGSD, dan Ivana Hapsari Mahasiswa Sosiologi,

Pada Sabtu (21/10), tim pengabdian kepada masyarakat megedukasi melalui karyawan Borneo Queen mengolah inovasi produk rotan seperti tempat tisu kecil, tempat tisu besar dan juga tempat pensil.

Kegiatan hari pertama yang dihadiri ibu-ibu belajar membuat produk-produk dengan pengarahan secara langsung dari Borneo Queen. Ada banyak peserta yang baru mengetahui inovasi produk dari rotan hingga tertarik dalam pembuatannya. Walau memakan waktu yang lama dalam proses pembuatan namun peserta tidak mempermasalahkannya karena karya tangan mereka dapat dibawa kembali.

Baca Juga :  Kabar Duka! Mantan Wali Kota Palangka Raya Salundik Gohong Meninggal

Di Desa Rantau Asem sendiri memiliki beberapa pengrajin rotan namun sayangnya kebanyakan diantara mereka sudah lansia dan yang dewasa tidak begitu tertarik pada pengolahan rotan yang sebenarnya dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa produk rotan dari Desa Rantau Asem tidak dapat berkembang. Alasannya kebanyakan pengrajin lansia memproduksi hanya untuk dinikmati secara pribadi, tidak untuk diperjual belikan yang padahal hasil karya mereka tidak jauh beda dengan hasil karya yang ada di pasaran luas.

Oleh sebab itu di hari pertama, Tim pengabdian kepada Masyarakat mengajak Ibu-Ibu mulai terbuka untuk memproduksi serta menginovasikan hasil rotan agar menjadi salah satu mata pencaharian serta dapat membantu Desa menjadi Desa Maju.

Sambutan ini diterima baik oleh Masyarakat desa terutama Kepala Desa Rantau Asem. “Kegiatan ini sangat seru dan berguna untuk kedepannya terutama dalam perekonomian terlebih nantinya ada pembentukan kelompok pengrajin Desa Rantau Asem sehingga dapat membantu perekonomian Desa Rantau Asem” ujar seorang Ibu Bernama Leli, warga Desa Rantau Asem.

Minggu (22/10), tim pengabdian kepada Masyarakat mengedukasi penjualan hasil produk rotan tidak hanya dijual pada pasar bebas namun dapat dijual melalui Sosial Media dan E-commerce. Tidak hanya memberitahukan, namun juga mengajak Masyarakat desa agar dapat menggunakan sosial medianya sebagai wadah promosi hingga penjualan produk rotan agar dapat dipasarkan secara luas.

Baca Juga :  Komitmen Hadirkan SDM Unggul, Ganjar Yakin Indonesia Emas 2045 Terwujud

Tim pengabdian juga mengedukasi bagaimana membuat akun serta memasarkan di E-commerce lalu juga bagaimana mengambil angel foto serta video yang tepat dan bagus. Serta mengedit semuanya agar mendapatkan hasil yang aesthetic hingga menarik minat pembeli begitu melihat dilaman sosial media ataupun E-commerce.

Lalu terdapat seorang Ibu bernama Feti yang memiliki akun Tik Tok dengan followers 1.000 namun sayangnya masih belum diberdayakan untuk menjadi akun media promosi, namun kedepannya Ibu Feti siap menjadi kelompok digital marketing jika kelompok pembuatan inovasi rotan Desa Rantau Asem sudah ada.

Dari Tim Dosen Universitas Palangka Raya beserta Mahasiswa kedepannya akan menandatangani sebuah MoU bersama Desa Rantau Asem. Kerja sama diantaranya adalah pembentukan kelompok pengrajin rotan, distribusi produk penghasil rotan serta nantinya akan berkolaborasi dengan Borneo Queen Community yang nantinya akan membeli hasil tikar rotan asli dari Desa Rantau Asem untuk dikelola kembali di Borneo Queen.

“Ini adalah sebuah kolaborasi dan sinergitas dalam memajukan perekonomian Desa Rantau Asem dalam produk lokal dan menjunjung tinggi Local Pride. Melalui program ini besar harapan Tim pelaksana serta Kepala Desa bersama perangkatnya dapat memajukan Desa serta bukan hanya kegiatan sementara namun dapat berlangsung terus menerus sehingga Desa Rantau Asem dapat menjadi salah satu pemasok produk rotan di Kalimantan Tengah,” tambah Ketua Tim Ida Bagus Suryanatha.(hfz/ind)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Universitas Palangkaraya (UPR) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian dosen Kepada Masyarakat (LPPM). Melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat In Collaboration With Borneo Queen Community di Aula Desa Rantau Asem hari Sabtu sampai Minggu (21-22/10)

Kegiatan yang merupakan Program Dosen Pendukung SDM Unggul  ini bertajuk Stand Up dan Start Up Local Pride: Peningkatan Skill Sumber daya alam di Desa Rantau Asem Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan dalam inovasi produk rotan dan digital marketing berbasis e-commerce dan media sosial.

Adapun Tim Pelaksana Program Dosen Pendukung SDM Unggul bertemakan Stand Up dan Start Up Local Pride:Peningkatan Skill Sumber Daya Manusia di Desa Rantau Asem, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan dalam inovasi produk rotan dan digital marketing berbasis e-commerce dan media sosial in collaboration with borneo queen community.

Tim tersebut terdiri dari Ketua  Ida Bagus Suryanatha Dosen Sosiologi, Windy Susetyo Ningrum Dosen Sosiologi, Ahriyati Dosen Matematika, Dwiky Ryamizardin Mahasiswa Sosiologi, Memi Susanti Mahasiswa PGSD, dan Ivana Hapsari Mahasiswa Sosiologi,

Pada Sabtu (21/10), tim pengabdian kepada masyarakat megedukasi melalui karyawan Borneo Queen mengolah inovasi produk rotan seperti tempat tisu kecil, tempat tisu besar dan juga tempat pensil.

Kegiatan hari pertama yang dihadiri ibu-ibu belajar membuat produk-produk dengan pengarahan secara langsung dari Borneo Queen. Ada banyak peserta yang baru mengetahui inovasi produk dari rotan hingga tertarik dalam pembuatannya. Walau memakan waktu yang lama dalam proses pembuatan namun peserta tidak mempermasalahkannya karena karya tangan mereka dapat dibawa kembali.

Baca Juga :  Kabar Duka! Mantan Wali Kota Palangka Raya Salundik Gohong Meninggal

Di Desa Rantau Asem sendiri memiliki beberapa pengrajin rotan namun sayangnya kebanyakan diantara mereka sudah lansia dan yang dewasa tidak begitu tertarik pada pengolahan rotan yang sebenarnya dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa produk rotan dari Desa Rantau Asem tidak dapat berkembang. Alasannya kebanyakan pengrajin lansia memproduksi hanya untuk dinikmati secara pribadi, tidak untuk diperjual belikan yang padahal hasil karya mereka tidak jauh beda dengan hasil karya yang ada di pasaran luas.

Oleh sebab itu di hari pertama, Tim pengabdian kepada Masyarakat mengajak Ibu-Ibu mulai terbuka untuk memproduksi serta menginovasikan hasil rotan agar menjadi salah satu mata pencaharian serta dapat membantu Desa menjadi Desa Maju.

Sambutan ini diterima baik oleh Masyarakat desa terutama Kepala Desa Rantau Asem. “Kegiatan ini sangat seru dan berguna untuk kedepannya terutama dalam perekonomian terlebih nantinya ada pembentukan kelompok pengrajin Desa Rantau Asem sehingga dapat membantu perekonomian Desa Rantau Asem” ujar seorang Ibu Bernama Leli, warga Desa Rantau Asem.

Minggu (22/10), tim pengabdian kepada Masyarakat mengedukasi penjualan hasil produk rotan tidak hanya dijual pada pasar bebas namun dapat dijual melalui Sosial Media dan E-commerce. Tidak hanya memberitahukan, namun juga mengajak Masyarakat desa agar dapat menggunakan sosial medianya sebagai wadah promosi hingga penjualan produk rotan agar dapat dipasarkan secara luas.

Baca Juga :  Komitmen Hadirkan SDM Unggul, Ganjar Yakin Indonesia Emas 2045 Terwujud

Tim pengabdian juga mengedukasi bagaimana membuat akun serta memasarkan di E-commerce lalu juga bagaimana mengambil angel foto serta video yang tepat dan bagus. Serta mengedit semuanya agar mendapatkan hasil yang aesthetic hingga menarik minat pembeli begitu melihat dilaman sosial media ataupun E-commerce.

Lalu terdapat seorang Ibu bernama Feti yang memiliki akun Tik Tok dengan followers 1.000 namun sayangnya masih belum diberdayakan untuk menjadi akun media promosi, namun kedepannya Ibu Feti siap menjadi kelompok digital marketing jika kelompok pembuatan inovasi rotan Desa Rantau Asem sudah ada.

Dari Tim Dosen Universitas Palangka Raya beserta Mahasiswa kedepannya akan menandatangani sebuah MoU bersama Desa Rantau Asem. Kerja sama diantaranya adalah pembentukan kelompok pengrajin rotan, distribusi produk penghasil rotan serta nantinya akan berkolaborasi dengan Borneo Queen Community yang nantinya akan membeli hasil tikar rotan asli dari Desa Rantau Asem untuk dikelola kembali di Borneo Queen.

“Ini adalah sebuah kolaborasi dan sinergitas dalam memajukan perekonomian Desa Rantau Asem dalam produk lokal dan menjunjung tinggi Local Pride. Melalui program ini besar harapan Tim pelaksana serta Kepala Desa bersama perangkatnya dapat memajukan Desa serta bukan hanya kegiatan sementara namun dapat berlangsung terus menerus sehingga Desa Rantau Asem dapat menjadi salah satu pemasok produk rotan di Kalimantan Tengah,” tambah Ketua Tim Ida Bagus Suryanatha.(hfz/ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru