28.9 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Dinkes Ajak Pelajar Lamandau Jadi Jumantik

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Pengasapan atau fogging seringkali jadi jalan pintas bagi sebagian warga, saat ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyatanya tindakan tersebut hanya mematikan nyamuk dewasa, bukan jentik nyamuk.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lamandau berupaya untuk mengedukasi dengan pembiasaan, yakni melakukan pemantauan lingkungan tempat tinggal yang rawan dijadikan sarang nyamuk, dengan mengarahkan pelajar menjadi Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

Kepala Dinkes Kabupaten Lamandau, Rosmawati menyampaikan, pemutusan mata rantai penularan DBD dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) jauh lebih penting dibanding metode pengasapan.

“Pembiasaan terhadap pelajar mulai dari jenjang SD hingga SMP jadi Jumantik merupakan upaya untuk meminimalisir penularan DBD,” terang Rosmawati di Nanga Bulik, Jumat (5/4).

Baca Juga :  Pengurus Pakuwojo Lamandau Masa Bakti 2023-2027 Resmi Dikukuhkan

Dalam kegiatan tersebut, lanjut dia, para pelajar diajarkan melakukan penanggulangan hingga pembuatan laporan secara berkala. Nantinya setiap pekan para siswa melapor ke wali kelas hasil pantauan di tempat tinggalnya masing-masing.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lamandau, Abdul Kohar menanggapi positif kegiatan tersebut. Bahkan ia berharap program itu direalisasikan oleh semua jenjang pendidikan yang berada di bawah naungan Disdikbud setempat.

“Namun yang terpenting selian jadi Jumantik, para siswa harus memiliki prinsip pola hidup sehat, sehingga secara otomatis terbiasa dengan lingkungan rumah maupun sekolah yang bersih,” pungkasnya. (bib)

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Pengasapan atau fogging seringkali jadi jalan pintas bagi sebagian warga, saat ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyatanya tindakan tersebut hanya mematikan nyamuk dewasa, bukan jentik nyamuk.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lamandau berupaya untuk mengedukasi dengan pembiasaan, yakni melakukan pemantauan lingkungan tempat tinggal yang rawan dijadikan sarang nyamuk, dengan mengarahkan pelajar menjadi Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

Kepala Dinkes Kabupaten Lamandau, Rosmawati menyampaikan, pemutusan mata rantai penularan DBD dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) jauh lebih penting dibanding metode pengasapan.

“Pembiasaan terhadap pelajar mulai dari jenjang SD hingga SMP jadi Jumantik merupakan upaya untuk meminimalisir penularan DBD,” terang Rosmawati di Nanga Bulik, Jumat (5/4).

Baca Juga :  Pengurus Pakuwojo Lamandau Masa Bakti 2023-2027 Resmi Dikukuhkan

Dalam kegiatan tersebut, lanjut dia, para pelajar diajarkan melakukan penanggulangan hingga pembuatan laporan secara berkala. Nantinya setiap pekan para siswa melapor ke wali kelas hasil pantauan di tempat tinggalnya masing-masing.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lamandau, Abdul Kohar menanggapi positif kegiatan tersebut. Bahkan ia berharap program itu direalisasikan oleh semua jenjang pendidikan yang berada di bawah naungan Disdikbud setempat.

“Namun yang terpenting selian jadi Jumantik, para siswa harus memiliki prinsip pola hidup sehat, sehingga secara otomatis terbiasa dengan lingkungan rumah maupun sekolah yang bersih,” pungkasnya. (bib)

Terpopuler

Artikel Terbaru