28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Sektor Kepelabuhan Jadi Barometer Pertumbuhan Ekonomi

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Sektor kepelabuhanan sangat  berkontribusi besar terhadap perekonomi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Dan menjadi barometer pertumbuhan ekonomi serta menjadi pintu gerbang ekonomi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor, saat ini pihaknya masih menunggu hasil koordinasi pihak ketiga, dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Terkait progres tol sungai yang rencananya akan dibangun dengan cara mengeruk alur Sungai Mentaya. Untuk memperlancar arus transportasi kapal dari dalam dan luar daerah.

“Terkait tol sungai kita masih menunggu, karena kita telah kerja sama dengan pihak ketiga yaitu PT.Kawan Selaras Sejahtera (KSS) dan kita menunggu mereka yang sedang berkoordinasi dengan Kemenhub,” kata Halikin belum lama ini.

Menurutnya dalam kerjasama itu. Pemerintah Kabupaten Kotim diwakili PT Alur Mentaya Sejahtera, anak dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Habaring Hurung. Telah melakukan Penandatanganan kerja sama sejak September 2021 lalu. Dan PT.KSS yang menanggung dari segi pembiayaan, untuk mewujudkan program tol sungai yang diperkirakan membutuhkan dana sekira Rp 260 miliar.

Baca Juga :  Tahun 2023 KotimTidak Mendapatkan Kuota CPNS

“Pengerukan alur baru akan dilakukan sepanjang 19 mil atau sekitar 27 kilometer untuk mengatasi pendangkalan Sungai Mentaya  sehingga alur sungai dapat dilewati selama 24 jam,” ujar Halikin.

Dirinya mengatakan. Kendala saat ini adalah pendangkalan di beberapa titik alur Sungai Mentaya. Akibatnya, lalu lintas kapal menuju dan bertolak dari Pelabuhan Sampit dan Pelabuhan Bagendang masih terbatas, yaitu hanya sekitar tujuh pasangsampai delapan jam saat air sungai sedang .

“Kondisi ini diakui menjadi hambatan untuk pengembangan ekonomi di sektor kepelabuhan. Antrean kapal menyebabkan biaya tinggi, bahkan memicu lonjakan biaya jika terjadi penundaan keberangkatan kapal akibat terjebak alur sungai sedang surut,” sampai Halikin.

Dia juga mengatakan. Dengan pengerukan alur Mentaya ini, diharapkan membuat perekonomian Kabupaten Kotim semakin meningkat dengan signifikan. Distribusi barang maupun jasa akan semakin lancar dan biaya akan turun, sehingga harga kebutuhan pokok yang didatangkan dari Pulau Jawa menjadi lebih murah.

Baca Juga :  Belum Ada Sekolah di Kotim yang Lockdown

“Saya berharap program Tol Sungai Mentaya yang digagas pemerintahannya bisa terwujud. Karena diyakini akan membawa peningkatan signifikan pada perekonomian daerah dan masyarakat setempat serta harga barang semakin murah,” tutupnya.(bah/kpg/ind)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Sektor kepelabuhanan sangat  berkontribusi besar terhadap perekonomi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Dan menjadi barometer pertumbuhan ekonomi serta menjadi pintu gerbang ekonomi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor, saat ini pihaknya masih menunggu hasil koordinasi pihak ketiga, dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Terkait progres tol sungai yang rencananya akan dibangun dengan cara mengeruk alur Sungai Mentaya. Untuk memperlancar arus transportasi kapal dari dalam dan luar daerah.

“Terkait tol sungai kita masih menunggu, karena kita telah kerja sama dengan pihak ketiga yaitu PT.Kawan Selaras Sejahtera (KSS) dan kita menunggu mereka yang sedang berkoordinasi dengan Kemenhub,” kata Halikin belum lama ini.

Menurutnya dalam kerjasama itu. Pemerintah Kabupaten Kotim diwakili PT Alur Mentaya Sejahtera, anak dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Habaring Hurung. Telah melakukan Penandatanganan kerja sama sejak September 2021 lalu. Dan PT.KSS yang menanggung dari segi pembiayaan, untuk mewujudkan program tol sungai yang diperkirakan membutuhkan dana sekira Rp 260 miliar.

Baca Juga :  Tahun 2023 KotimTidak Mendapatkan Kuota CPNS

“Pengerukan alur baru akan dilakukan sepanjang 19 mil atau sekitar 27 kilometer untuk mengatasi pendangkalan Sungai Mentaya  sehingga alur sungai dapat dilewati selama 24 jam,” ujar Halikin.

Dirinya mengatakan. Kendala saat ini adalah pendangkalan di beberapa titik alur Sungai Mentaya. Akibatnya, lalu lintas kapal menuju dan bertolak dari Pelabuhan Sampit dan Pelabuhan Bagendang masih terbatas, yaitu hanya sekitar tujuh pasangsampai delapan jam saat air sungai sedang .

“Kondisi ini diakui menjadi hambatan untuk pengembangan ekonomi di sektor kepelabuhan. Antrean kapal menyebabkan biaya tinggi, bahkan memicu lonjakan biaya jika terjadi penundaan keberangkatan kapal akibat terjebak alur sungai sedang surut,” sampai Halikin.

Dia juga mengatakan. Dengan pengerukan alur Mentaya ini, diharapkan membuat perekonomian Kabupaten Kotim semakin meningkat dengan signifikan. Distribusi barang maupun jasa akan semakin lancar dan biaya akan turun, sehingga harga kebutuhan pokok yang didatangkan dari Pulau Jawa menjadi lebih murah.

Baca Juga :  Belum Ada Sekolah di Kotim yang Lockdown

“Saya berharap program Tol Sungai Mentaya yang digagas pemerintahannya bisa terwujud. Karena diyakini akan membawa peningkatan signifikan pada perekonomian daerah dan masyarakat setempat serta harga barang semakin murah,” tutupnya.(bah/kpg/ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru