30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Tetap Waspada Menyiapkan Logistik dan Siap Melakukan Evakuasi

BUNTOK, PROKALTENG.CO – Kabupaten Barito Selatan (Barsel) masih dinyatakan aman dari bencana banjir. Berbeda dari beberapa daerah yang ada di Kalimantan Tengah (Kalteng) seperti Katingan, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barar, debit air di Barsel masih mencapai ketinggian 12,35 meter.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barsel Alip Suraya mengatakan, dengan ketinggian 12,35 meter, dapat di pastikan ketinggian debit air masih di bawah batas normal, atau masih aman dari bencana banjir.

"Namun, Desa Kalahien telah memasuki ketinggian 14 meter, itupun dari naiknya air dari DAS Barito yang tepat berada di sebelah desa," ucapnya kepada Prokalteng.co, Kamis (2/8).

Dengan ketinggian 14 meter lanjut ia, dapat dikatakan siaga, tetapi karena banyaknya masyarakat berprofesi nelayan di tempat tersebut, banjir dimanfaatkan masyarakat untuk mencari ikan."Mungkin karena terbiasa, sehingga dengan info yang terima, warga Desa Kalahien merasa banjir seperti berkah untuk mencari ikan,"ungkapnya.

Baca Juga :  Generasi Muda di Barsel Diminta Lebih Kreatif

Ia mengakui, dalam lima hari terakhir, debit air naik cukup signifikan. Karena itu, pihaknya tetap waspada dengan menyiapkan logistik, perahu karet dan kawan kawan dari BPBD tetap standby serta siap melakukan evakuasi.

"Kami juga menyiapkan posko darurat jika terjadi bencana. Kami juga mengimbau informasi dari masyarakat apabila terjadi bencana banjir di daerahnya," terangnya.

Lebih dalam kata dia, apabila terjadi banjir di barsel, dapat dipastikan hanya berselang selama seminggu ataupun dua minggu.

"Sebab selama saya menjabat seperti itu yang terjadi. Apabila terjadi banjir, biasanya di karenakan banjir kiriman, sehingga bertahan dengan waktu seminggu atau dua minggu," rincinya.

Lebih dalam, untuk perkiraan cuaca, sebenarnya dari Agustus memasuki musim kemarau. Terlebih, September adalah puncak kemarau, namun yang terjadi hujan masih mengguyur barsel.

Baca Juga :  Bantuan 51.125 Kg Bibit Padi Unggul untuk 2.045 Hektare Lahan

"Karna tuhan itu adil mas, kita tidak dapat memperkirakannya. Namun yang pasti, selain fokus bencana banjir, kami tidak lupa permasalahan karhutla. Karena september adalah puncak kemarau,"tutupnya.

BUNTOK, PROKALTENG.CO – Kabupaten Barito Selatan (Barsel) masih dinyatakan aman dari bencana banjir. Berbeda dari beberapa daerah yang ada di Kalimantan Tengah (Kalteng) seperti Katingan, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barar, debit air di Barsel masih mencapai ketinggian 12,35 meter.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barsel Alip Suraya mengatakan, dengan ketinggian 12,35 meter, dapat di pastikan ketinggian debit air masih di bawah batas normal, atau masih aman dari bencana banjir.

"Namun, Desa Kalahien telah memasuki ketinggian 14 meter, itupun dari naiknya air dari DAS Barito yang tepat berada di sebelah desa," ucapnya kepada Prokalteng.co, Kamis (2/8).

Dengan ketinggian 14 meter lanjut ia, dapat dikatakan siaga, tetapi karena banyaknya masyarakat berprofesi nelayan di tempat tersebut, banjir dimanfaatkan masyarakat untuk mencari ikan."Mungkin karena terbiasa, sehingga dengan info yang terima, warga Desa Kalahien merasa banjir seperti berkah untuk mencari ikan,"ungkapnya.

Baca Juga :  Generasi Muda di Barsel Diminta Lebih Kreatif

Ia mengakui, dalam lima hari terakhir, debit air naik cukup signifikan. Karena itu, pihaknya tetap waspada dengan menyiapkan logistik, perahu karet dan kawan kawan dari BPBD tetap standby serta siap melakukan evakuasi.

"Kami juga menyiapkan posko darurat jika terjadi bencana. Kami juga mengimbau informasi dari masyarakat apabila terjadi bencana banjir di daerahnya," terangnya.

Lebih dalam kata dia, apabila terjadi banjir di barsel, dapat dipastikan hanya berselang selama seminggu ataupun dua minggu.

"Sebab selama saya menjabat seperti itu yang terjadi. Apabila terjadi banjir, biasanya di karenakan banjir kiriman, sehingga bertahan dengan waktu seminggu atau dua minggu," rincinya.

Lebih dalam, untuk perkiraan cuaca, sebenarnya dari Agustus memasuki musim kemarau. Terlebih, September adalah puncak kemarau, namun yang terjadi hujan masih mengguyur barsel.

Baca Juga :  Bantuan 51.125 Kg Bibit Padi Unggul untuk 2.045 Hektare Lahan

"Karna tuhan itu adil mas, kita tidak dapat memperkirakannya. Namun yang pasti, selain fokus bencana banjir, kami tidak lupa permasalahan karhutla. Karena september adalah puncak kemarau,"tutupnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru