33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Gatot Nurmantyo Beberkan Dicopot sebagai Panglima TNI Gegara Instruksi

JAKARTA, KALTENGPOS.CO – Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia
(TNI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkapkan, alasan dirinya dicopot
dari jabatannya sebelum masa pensiunnya. Gatot dicopot di penghujung 2017.
Sementara masa pensiunnya pada Maret 2018.

Gatot menjelaskan, alasan dicopot
oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantaran dia menginstruksikan kepada
jajaranya agar memutar film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia
(G30-S PKI) secara serempak di seluruh daerah di Indonesia.

“Saya perintahkan jajaran saya
untuk menonton G30 SPKI. Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu
partai, saya sebuat saja PDIP. ‘Pak Gatot hentikan itu, kalau tidak, pasti Pak
Gatot akan diganti’. Saya bilang terima kasih, justru saya gas karena ini
adalah benar-benar berbahaya. Dan benar-benar saya diganti,” kata Gatot dikutip
FIN di Chanel YouTube Hersubeno Arief, Selasa (22/9).

Baca Juga :  MPR: Sampai Kapan pun Pancasila Bukan Musuh Agama

Gatot mengatakan, dia telah
menduga adanya gerakan kebangkitan PKI sejak 2008 silam. Pada saat itu, dia
mengatakan, ada banyak sekolah-sekolah meniadakan pelajaran tentang PKI. Dia
mendapat informasi kebangkitan PKI ini, namun Gatot memilih untuk merahasiakan.

“Emang gerakan ini tidak bisa
dilihat bentuknya, tetapi dirasakan bisa. Sejak 2008 itu, seluruh sekolah,
pelajaran tentang G30 S PKI ditiadakan. Sehingga pada 2017, 90 persen generasi
muda tidak percaya adanya PKI,” papar Gatot Nurmantyo.

Gatot menjelaskan bahwa, gerakan
PKI gaya baru semakin nyata saat ini. Hal itu dilihat dari digantinya Hari
Kelahiran Pancasila 1 Juni.

Padahal, menurut Gatot, Pancasila
pada 1 Juni ini adalah konsep Trisila dan Ekasila yang disampaikan Bung Karno.
Diusulkannya Rancangan Undang-Undang Halauan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang
saat ini prosesnya dihentikan, bukan dicabut juga menandakan adanya kekuatan yang
ingin mengganti Pancasila.

Baca Juga :  Janda Jual Narkoba dan Sediakan Tempat Gituan di Rumahnya

“Maka mereka sudah investasi
lebih dulu, jadi mereka secara tidak langsung hampir seluruh bangsa
memperingati Hari Pancasila pada 1 Juni. Dan lebih lanjut lagi adanya RUU HIP,”
kata Gatot.

JAKARTA, KALTENGPOS.CO – Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia
(TNI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengungkapkan, alasan dirinya dicopot
dari jabatannya sebelum masa pensiunnya. Gatot dicopot di penghujung 2017.
Sementara masa pensiunnya pada Maret 2018.

Gatot menjelaskan, alasan dicopot
oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantaran dia menginstruksikan kepada
jajaranya agar memutar film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia
(G30-S PKI) secara serempak di seluruh daerah di Indonesia.

“Saya perintahkan jajaran saya
untuk menonton G30 SPKI. Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu
partai, saya sebuat saja PDIP. ‘Pak Gatot hentikan itu, kalau tidak, pasti Pak
Gatot akan diganti’. Saya bilang terima kasih, justru saya gas karena ini
adalah benar-benar berbahaya. Dan benar-benar saya diganti,” kata Gatot dikutip
FIN di Chanel YouTube Hersubeno Arief, Selasa (22/9).

Baca Juga :  MPR: Sampai Kapan pun Pancasila Bukan Musuh Agama

Gatot mengatakan, dia telah
menduga adanya gerakan kebangkitan PKI sejak 2008 silam. Pada saat itu, dia
mengatakan, ada banyak sekolah-sekolah meniadakan pelajaran tentang PKI. Dia
mendapat informasi kebangkitan PKI ini, namun Gatot memilih untuk merahasiakan.

“Emang gerakan ini tidak bisa
dilihat bentuknya, tetapi dirasakan bisa. Sejak 2008 itu, seluruh sekolah,
pelajaran tentang G30 S PKI ditiadakan. Sehingga pada 2017, 90 persen generasi
muda tidak percaya adanya PKI,” papar Gatot Nurmantyo.

Gatot menjelaskan bahwa, gerakan
PKI gaya baru semakin nyata saat ini. Hal itu dilihat dari digantinya Hari
Kelahiran Pancasila 1 Juni.

Padahal, menurut Gatot, Pancasila
pada 1 Juni ini adalah konsep Trisila dan Ekasila yang disampaikan Bung Karno.
Diusulkannya Rancangan Undang-Undang Halauan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang
saat ini prosesnya dihentikan, bukan dicabut juga menandakan adanya kekuatan yang
ingin mengganti Pancasila.

Baca Juga :  Janda Jual Narkoba dan Sediakan Tempat Gituan di Rumahnya

“Maka mereka sudah investasi
lebih dulu, jadi mereka secara tidak langsung hampir seluruh bangsa
memperingati Hari Pancasila pada 1 Juni. Dan lebih lanjut lagi adanya RUU HIP,”
kata Gatot.

Terpopuler

Artikel Terbaru