30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Hanya Manjur 50,4 Persen, Singapura Masih Tunda Pakai Vaksin Sinovac

PROKALTENG.CO-Singapura memastikan belum akan langsung menggunakan vaksin
Sinovac menyusul angka efikasi dari hasil uji klinis di Brasil secara data
terbaru hanya 50,4 persen. Angka itu nyaris tak lolos ambang batas Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) minimal 50 persen sebagai syarat efikasi.

“Vaksin virus Korona yang dikembangkan oleh Sinovac
Biotech Tiongkok harus melalui pengawasan peraturan dan otorisasi oleh Otoritas
Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) sebelum dapat diluncurkan ke publik,” kata
Menteri Kesehatan Gan Kim Yong pada Rabu (13/1).

Menurut Gan, vaksin Sinovac belum disetujui. Hal itu
dikatakannya saat Gan setelah menerima dosis pertama dari vaksin
Pfizer-BioNTech, satu-satunya vaksin yang resmi digunakan di Singapura.

Baca Juga :  Ini 4 Titik Potensi Korupsi Penanganan COVID-19

“Kami akan teliti datanya saat datang (Sinovac), daripada
bergantung pada angka yang dilaporkan. Lebih baik mengandalkan data resmi yang
kami terima dari Sinovac sendiri,” ujarnya seperti dilansir dari Straits Times,
Rabu (13/1).

“HSA akan menilai datanya saat masuk, dan komite ahli
Covid-19 negara juga akan mengevaluasi apakah cocok untuk vaksinasi di
Singapura,” jelas Gan. “Kami akan membagikan lebih detail jika sudah tersedia,”
tambahnya.

Kandidat vaksin lain yang dikembangkan oleh perusahaan
Amerika Serikat Moderna, juga telah menyerahkan datanya dan saat ini sedang
ditinjau oleh HSA. Menteri Pendidikan Lawrence Wong mengatakan ketika vaksin
Moderna diizinkan untuk digunakan, maka Singapura juga akan
menggunakannya untuk program vaksinasi.

Baca Juga :  Maknai Hari Pahlawan, Wanita Ini Bagikan Keahlian Jahit Untuk Warga

Baik vaksin Moderna dan Pfizer menggunakan metode vaksin
mRNA dan memiliki tingkat kemanjuran yang tinggi sekitar 95 persen. mRNA adalah
materi genetik yang dibaca sel untuk membuat protein.

Sementara vaksin Sinovac adalah vaksin yang tidak aktif,
sebuah platform yang telah digunakan dalam banyak suntikan lain, seperti vaksin
polio. “Tapi kami masih perlu melihat datanya, kami masih perlu melihat apakah
itu lebih manjur misalnya untuk sub-segmen tertentu, kami belum tahu,” tutup
Wong.

PROKALTENG.CO-Singapura memastikan belum akan langsung menggunakan vaksin
Sinovac menyusul angka efikasi dari hasil uji klinis di Brasil secara data
terbaru hanya 50,4 persen. Angka itu nyaris tak lolos ambang batas Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) minimal 50 persen sebagai syarat efikasi.

“Vaksin virus Korona yang dikembangkan oleh Sinovac
Biotech Tiongkok harus melalui pengawasan peraturan dan otorisasi oleh Otoritas
Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) sebelum dapat diluncurkan ke publik,” kata
Menteri Kesehatan Gan Kim Yong pada Rabu (13/1).

Menurut Gan, vaksin Sinovac belum disetujui. Hal itu
dikatakannya saat Gan setelah menerima dosis pertama dari vaksin
Pfizer-BioNTech, satu-satunya vaksin yang resmi digunakan di Singapura.

Baca Juga :  Ini 4 Titik Potensi Korupsi Penanganan COVID-19

“Kami akan teliti datanya saat datang (Sinovac), daripada
bergantung pada angka yang dilaporkan. Lebih baik mengandalkan data resmi yang
kami terima dari Sinovac sendiri,” ujarnya seperti dilansir dari Straits Times,
Rabu (13/1).

“HSA akan menilai datanya saat masuk, dan komite ahli
Covid-19 negara juga akan mengevaluasi apakah cocok untuk vaksinasi di
Singapura,” jelas Gan. “Kami akan membagikan lebih detail jika sudah tersedia,”
tambahnya.

Kandidat vaksin lain yang dikembangkan oleh perusahaan
Amerika Serikat Moderna, juga telah menyerahkan datanya dan saat ini sedang
ditinjau oleh HSA. Menteri Pendidikan Lawrence Wong mengatakan ketika vaksin
Moderna diizinkan untuk digunakan, maka Singapura juga akan
menggunakannya untuk program vaksinasi.

Baca Juga :  Maknai Hari Pahlawan, Wanita Ini Bagikan Keahlian Jahit Untuk Warga

Baik vaksin Moderna dan Pfizer menggunakan metode vaksin
mRNA dan memiliki tingkat kemanjuran yang tinggi sekitar 95 persen. mRNA adalah
materi genetik yang dibaca sel untuk membuat protein.

Sementara vaksin Sinovac adalah vaksin yang tidak aktif,
sebuah platform yang telah digunakan dalam banyak suntikan lain, seperti vaksin
polio. “Tapi kami masih perlu melihat datanya, kami masih perlu melihat apakah
itu lebih manjur misalnya untuk sub-segmen tertentu, kami belum tahu,” tutup
Wong.

Terpopuler

Artikel Terbaru