33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Yenny Wahid: Tas Hadiah dari Saya Dipakai Bu Ani Yudhoyono

Aktivis Yenny Wahid punya kenangan tersendiri
ketika mengingat sosok Ani Yudhoyono. Memori itu diceritakannya usai menghadiri
pemakaman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Minggu (2/6). Kisah paling
dikenangnya ketika hadiah darinya dikenakan oleh mendiang ibu negara ke-6 itu.

Kenangan itu terjadi pada 2 tahun lalu ketika
pada momen 17 Agustus di Istana Negara. Saat itu Ani Yudhoyono mengenakan
hadiah tas dari Yenny Wahid. “Dua tahun lalu bertemu 17an di Istana, Bu Ani
jawil saya, beliau pakai tas ulang tahun dari saya. ‘Eh nih saya pakai lho
tasnya’, artinya beliau menghargai ya. Dan itu senang sekali,” jelas Yenny.

Kenangan lainnya ketika Ani Yudhoyono menyapa
para stafnya dengan ramah. Hingga kenangan ketika Yenny menjenguk Memo dirawat
di Singapura.

Baca Juga :  Kritik Soal Fit and Proper Test Calon Panglima TNI Tertutup

“Salah satu kenangan saat dirawat di Singapura
dan saya jenguk, video call dengarkan suara beliau tegar bersemangat, namun
ternyata

Yenny menilai Memo adalah sosok luar biasa
tangguh pantang menyerah, bahkan sampai akhir hayatnya berjuang melawan
penyakitnya. Sosok perempuan yang setia pada suami, dan sosok yang perhatian
terhadap keluarga serta anak-anaknya.

“Ketemu para stafnya menyapa, perlakukan
dengan sopan. Bu Ani orang yang sangat punya keanggunan, beliau punya standar
yang tinggi,” katanya.

Ani Yudhoyono juga dinilai sangat peduli
tentang isu kesejahteraan ibu dan anak dengan mewujudkan ruang menyusui
(laktasi) di ruang publik. Bekerja sama dengan UNICEF mengkampanyekan pemberian
ASI eksklusif.

Yenny meminta potret Ani Yudhoyono menjadi
semangat bagi para penyintas kanker lainnya agar tetap tangguh melawan kanker.
Kunci utamanya adalah ikhlas dan pasrah namun tetap ikhtiar.

Baca Juga :  Sempat Mandeg, Ini Kabar Terbaru Seleksi CPNS 2019

“Pasien penyintas kanker bilang bahwa memang
kuncinya tawakal tapi tetap berusaha. Seperti Bu Ani, pasrah tapi tetap berikhtiar.
Walupun ternyata karena penyakit yang menggerogoti itu kategori ganas sudah
terlalu berat, sehingga badannya tak bisa menerima lagi,” jelasnya.

Masyarakat diimbau untuk terus melakukan pola
hidup sehat dan cek kesehatan berkala sebagai upaya deteksi dini. Selain itu
setiap individu juga harus bisa melakukan manajemen stres dan pola istirahat
yang tepat.(jpc)

 

Aktivis Yenny Wahid punya kenangan tersendiri
ketika mengingat sosok Ani Yudhoyono. Memori itu diceritakannya usai menghadiri
pemakaman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Minggu (2/6). Kisah paling
dikenangnya ketika hadiah darinya dikenakan oleh mendiang ibu negara ke-6 itu.

Kenangan itu terjadi pada 2 tahun lalu ketika
pada momen 17 Agustus di Istana Negara. Saat itu Ani Yudhoyono mengenakan
hadiah tas dari Yenny Wahid. “Dua tahun lalu bertemu 17an di Istana, Bu Ani
jawil saya, beliau pakai tas ulang tahun dari saya. ‘Eh nih saya pakai lho
tasnya’, artinya beliau menghargai ya. Dan itu senang sekali,” jelas Yenny.

Kenangan lainnya ketika Ani Yudhoyono menyapa
para stafnya dengan ramah. Hingga kenangan ketika Yenny menjenguk Memo dirawat
di Singapura.

Baca Juga :  Kritik Soal Fit and Proper Test Calon Panglima TNI Tertutup

“Salah satu kenangan saat dirawat di Singapura
dan saya jenguk, video call dengarkan suara beliau tegar bersemangat, namun
ternyata

Yenny menilai Memo adalah sosok luar biasa
tangguh pantang menyerah, bahkan sampai akhir hayatnya berjuang melawan
penyakitnya. Sosok perempuan yang setia pada suami, dan sosok yang perhatian
terhadap keluarga serta anak-anaknya.

“Ketemu para stafnya menyapa, perlakukan
dengan sopan. Bu Ani orang yang sangat punya keanggunan, beliau punya standar
yang tinggi,” katanya.

Ani Yudhoyono juga dinilai sangat peduli
tentang isu kesejahteraan ibu dan anak dengan mewujudkan ruang menyusui
(laktasi) di ruang publik. Bekerja sama dengan UNICEF mengkampanyekan pemberian
ASI eksklusif.

Yenny meminta potret Ani Yudhoyono menjadi
semangat bagi para penyintas kanker lainnya agar tetap tangguh melawan kanker.
Kunci utamanya adalah ikhlas dan pasrah namun tetap ikhtiar.

Baca Juga :  Sempat Mandeg, Ini Kabar Terbaru Seleksi CPNS 2019

“Pasien penyintas kanker bilang bahwa memang
kuncinya tawakal tapi tetap berusaha. Seperti Bu Ani, pasrah tapi tetap berikhtiar.
Walupun ternyata karena penyakit yang menggerogoti itu kategori ganas sudah
terlalu berat, sehingga badannya tak bisa menerima lagi,” jelasnya.

Masyarakat diimbau untuk terus melakukan pola
hidup sehat dan cek kesehatan berkala sebagai upaya deteksi dini. Selain itu
setiap individu juga harus bisa melakukan manajemen stres dan pola istirahat
yang tepat.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru