33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Keprihatinan Idulfitri

HARI ini kita merayakan Idulfitri di tengah
situasi pandemi Covid-19. Semestinya lebaran tahun ini diiringi penuh dengan
suka cita dan kemesraan. 

Namun, tidak demikian yang terjadi di semua
belahan dunia. Termasuk di Indonesia, semua negara lagi berperang melawan virus
corona yang begitu menakutkan bagi kebanyakan orang. 

Bahkan ada menganggap virus ini seakan-akan
makhluk ‘halus’ yang mematikan. Tak pandang bulu siapa pun kalau terjangkit
hanya ada dua pilihan, antara mati dan sembuh.

Bagi orang pinggiran, justru dalam suasana
keprihatian  Idulfitri disambut dengan merenung bersama.

Yaitu suatu acara membaca diri, upaya
intropeksi dengan memohon ampun kepada Allah SWT, agar penyebaran corona yang
terjadi selama ini  berakhir. 

Baca Juga :  Fasilitas Umum di Palangka Raya Masih Belum Boleh Dibuka, Fairid : Lih

Dengan adanya wabah ini, bagi sebagian insan
manusia sebagai momentum kesadaran dan semangat khilafahnya dalam
mendayagunakan potensi-potensi yang dianugerahkan oleh Allah di dalam diri
mereka masing-masing.

Kita tidak bisa berdiam diri dengan hanya
menunggu corona sirna di muka bumi. Harus berani melangkan untuk tetap bertahan
hidup, kendati tetap memperhatikan protap kesehatan.

Rakyat miskin sudah terlalu lama menderita,
namun dalam penderitaannya tidak ada secuil pun untuk melakukan sesuatu yang
malah memperkeruh keadaan. 

Yang mereka lakukan dalam takbir kesunyian
adalah mengingatkan dan mengajak semua lapisan masyarakat untuk Husnul
Khatimah. 

Yaitu ikrar pengambilan sikap di hadapan Tuhan
untuk mengadakan perbaikan, penyesalan, pertobatan dan tidak mengulangi
kesalahan. 

Baca Juga :  Dwima Group Tanggap Darurat Banjir di Katingan

Bersama-sama memfokuskan diri pada apa saja
yang efektif untuk keselamatan bersama. 

Husnul Khatimah merupakan tawaran solusi bagi
problem yang menimpa Bangsa Indonesia yang berkepanjangan dan tak ada yang bisa
menjamin bahwa pandemi corona akan berakhir.

Selamat menyambut hari kemenangan. Mari kita
ciptakan hari raya setiap hari, untuk saling memaafkan. Minal aidin wal
faizin.(*)

HARI ini kita merayakan Idulfitri di tengah
situasi pandemi Covid-19. Semestinya lebaran tahun ini diiringi penuh dengan
suka cita dan kemesraan. 

Namun, tidak demikian yang terjadi di semua
belahan dunia. Termasuk di Indonesia, semua negara lagi berperang melawan virus
corona yang begitu menakutkan bagi kebanyakan orang. 

Bahkan ada menganggap virus ini seakan-akan
makhluk ‘halus’ yang mematikan. Tak pandang bulu siapa pun kalau terjangkit
hanya ada dua pilihan, antara mati dan sembuh.

Bagi orang pinggiran, justru dalam suasana
keprihatian  Idulfitri disambut dengan merenung bersama.

Yaitu suatu acara membaca diri, upaya
intropeksi dengan memohon ampun kepada Allah SWT, agar penyebaran corona yang
terjadi selama ini  berakhir. 

Baca Juga :  Fasilitas Umum di Palangka Raya Masih Belum Boleh Dibuka, Fairid : Lih

Dengan adanya wabah ini, bagi sebagian insan
manusia sebagai momentum kesadaran dan semangat khilafahnya dalam
mendayagunakan potensi-potensi yang dianugerahkan oleh Allah di dalam diri
mereka masing-masing.

Kita tidak bisa berdiam diri dengan hanya
menunggu corona sirna di muka bumi. Harus berani melangkan untuk tetap bertahan
hidup, kendati tetap memperhatikan protap kesehatan.

Rakyat miskin sudah terlalu lama menderita,
namun dalam penderitaannya tidak ada secuil pun untuk melakukan sesuatu yang
malah memperkeruh keadaan. 

Yang mereka lakukan dalam takbir kesunyian
adalah mengingatkan dan mengajak semua lapisan masyarakat untuk Husnul
Khatimah. 

Yaitu ikrar pengambilan sikap di hadapan Tuhan
untuk mengadakan perbaikan, penyesalan, pertobatan dan tidak mengulangi
kesalahan. 

Baca Juga :  Dwima Group Tanggap Darurat Banjir di Katingan

Bersama-sama memfokuskan diri pada apa saja
yang efektif untuk keselamatan bersama. 

Husnul Khatimah merupakan tawaran solusi bagi
problem yang menimpa Bangsa Indonesia yang berkepanjangan dan tak ada yang bisa
menjamin bahwa pandemi corona akan berakhir.

Selamat menyambut hari kemenangan. Mari kita
ciptakan hari raya setiap hari, untuk saling memaafkan. Minal aidin wal
faizin.(*)

Terpopuler

Artikel Terbaru