Site icon Prokalteng

Pameran Tunggal Andy Sri Wahyudi: Merekam Romansa Halaman Rumah

Karya bertajuk Gorengan milik Andy SW ini menghadirkan beragam rupa hewan yang diingat perupa semasa kecilnya di kampung. (GUNTUR AGA TIRTANA/JAWA POS RADAR JOGJA)

Dari panggung yang ramai, bergerak menuju gelanggang yang sepi. Setelah lebih dari dua dekade menggeluti dunia pantomim dan teater, Andy Sri Wahyudi mencoba wahana baru sebagai aktualisasi diri dalam berkesenian.

PEMBUKAAN pameran tunggal Andy SW –sapaan Andy Sri Wahyudi– di Galeri Lorong, Bantul, pada Sabtu (14/9) malam berlangsung meriah dan penuh tawa. Raja monolog Butet Kartaredjasa yang didapuk memberikan ular-ular pada pembukaan pameran itu melontarkan guyonan soal proses kreatif Andy SW tersebut lahir berkat kebiasaan rajin nguping obrolan para seniman.

’’Tapi, yang juga harus diacungi jempol kalau Andy SW ini sosok yang tekun dalam berproses,” kata Butet.

Prosesi pembukaan pameran Andy SW itu juga unik dan bikin ger-geran. Lupakan soal pemukulan gong atau pengguntingan pita yang biasa dan formal itu. Sebagai simbol pembukaan pameran bertajuk Sejarah dari Halaman Rumah tersebut, seniman Ong Hari Wahyu mengepruk kepala Andy SW (yang tentu saja berhelm) dengan kendi.

Andy SW bercerita awal mulanya ’’bermain’’ dengan seni rupa sekitar empat tahun lalu. Saat pandemi Covid-19 mewabah pada 2020, hal itu memberikan waktu buat Andy SW merenung dan banyak berkegiatan di studio miliknya.

Beberapa jenis seni coba dieksplorasinya. Yakni, seni patung dan seni lukis. ’’Patung yang belakangan dibuat dan itu yang paling rumit. Mulai warna yang sebelum dan setelah dibakar berubah hingga keramik yang mlethek karena masih ada gelembung udara di tanah liat,” beber Andy SW.

Andy SW mengatakan, tema pameran tersebut mengisyaratkan bahwa sejarah bukanlah hal yang jauh dari diri pribadi. Melainkan dari hal kecil yang sederhana seperti segala sesuatu di kampung halaman. ’’Ini refleksi ingatan-ingatan masa kecil seorang seniman yang besar di sebuah kampung,” kata perupa asal Minggiran, Jogja, itu.

Misalnya, dalam karya bertajuk Gorengan. Menurut dia, gorengan sangat lekat dengan kehidupan kampung. Karya tersebut berbentuk wajan besar lengkap dengan tungku yang terbuat dari batu bata dan kayu bakar. Di dalam wajan itu, terdapat tepung yang di atasnya berisi karya-karya patung berbentuk segala macam hewan yang bisa ditemukan di kampung.

’’Ada bekicot, ayam, anjing, tikus, ular, dan banyak lagi. Memang bentuknya aneh menyesuaikan imajinasi saya,’’ ujar Andy SW kepada Jawa Pos Radar Jogja Kamis (19/9) lalu. Total ada 121 karya yang dipajang dalam pameran tersebut. Pameran itu rencananya berlangsung sampai 28 September mendatang.

Sementara itu, karya lukis yang dipamerkan Andy SW kali ini ditorehkan dalam kertas dan bukan kanvas. Andy SW menilai kertas lebih mudah dibawa ke mana-mana. Sebagai seorang penulis, kertas merupakan komponen yang dekat dengan hidupnya.

Warna Mencolok dan Patung Imajinatif

Kurator pameran Dr Octalyna Puspa Wardany mengatakan mulai mengenal Andy SW dari kalender-kalender lukisan yang dijual. Kebetulan Opee –sapaan Dr Octalyna Puspa Wardany– merupakan salah satu pelanggannya.

Dia menilai karya Andy SW yang beraliran seni jalanan sangat menarik. Keberaniannya dalam mengekspresikan gagasan ke dalam karyanya memberikan sesuatu hal yang segar. Walaupun ia tidak secara langsung berkecimpung di dunia seni rupa, keberanian tersebut dinilai menciptakan sudut pandang yang berbeda dalam karya seni rupa.

’’Warna yang ditampilkan Andy SW berani dan itu merupakan kesegaran tersendiri. Bentuk patung-patung hewan juga unik,’’ ujar Opee.

Dia menilai karya patung yang tidak presisi dan juga bukan menyerupai hewan pada umumnya menambah kesan artistik yang bisa dinikmati. Patung-patung tersebut mempunyai keseimbangan dan harmonisasinya sendiri hingga menjadi suatu hal yang ia katakan menarik.

Opee melihat tema tersebut mengusung pemahaman bahwa sejarah bukan dari suatu yang besar dan jauh dari diri seorang seniman. Namun, sejarah justru dari halaman rumah yang akrab bercerita tentang keseharian dan masa lalu seniman. ’’Hal-hal sederhana yang mampu menggelitik ingatan-ingatan merupakan sejarah. Kita ini makhluk yang historical,’’ kata Opee. ’’Setiap karya Andy menyimpan kisah, tak jarang gambar-gambar itu memiliki ikatan emosional kuat dan lekat bagi Andy,’’ tambahnya. (oso/c7/dra/jpg)

Exit mobile version