Para
tenaga kesehatan sudah berbulan-bulan berjuang menghadapi pandemi dengan
mengorbankan semua tenaga dan bahkan nyawa mereka. Karena itu melihat tren
kasus Covid-19 kini merangkak naik, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB
IDI) menyesalkan hal itu.
Wakil
Ketua Umum PB IDI dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT mengatakan fluktuasi kasus
berpengaruh terhadap mobilitas di masyarakat. Penyebabnya menurutnya efek libur
panjang atau long weekend. Contohnya saat Mei meningkatkan fluktuasi sampai 20
persen. Agustus fluktuasi lebih dari 10 persen kasus. Begitu juga dampak libur
panjang pada akhir Oktober lalu.
Menurut
dr Adib, kondisi ini tentu semakin menyulitkan beban tenaga kesehatan. Apalagi
berdasarkan survei Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menurutnya
sebanyak 85 persen tenaga kesehatan sudah kelelahan atau burnout.
“85
persen tenaga kesehatan burnout, kemudian data dari kami dokter-dokter yang
pendidikan spesialis 15 persen depresi. Ini gambaran tekanan mental. Maka
penting kepatuhan dan disiplin dalam penanganan pandemi virus Korona,â€
tegasnya.
Berdasar
itu, masyarakat diimbau untuk mendukung perjuangan tenaga kesehatan dengan
mematuhi protokol 3M yaitu wajib menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci
tangan pakai sabun. “Ketahanan mental bisa terbantu dan dapat vitamin dan
semangat apabila masyarakat membantu dengan perubahan perilaku yang lebih baik
dengan mematuhi protokol 3M,†jelasnya.
Menurutnya,
konsep 3M hanya dengan memakai masker saja bisa menurunkan kasus lebih dari 85
persen dan jaga jarak sekitar 85 persen. Apalagi ketiganya kalau diterapkan 3M
bisa menurunkan laju penularan sampai 95 persen.
“Artinya
kalau sekarang ada fluktuasi positivity rate naik maka bukan tidak mungkin
faktor transmisi penularan diakibatkan (tak patuh) 3 hal tadi. Kita masih
melihat ketidakpatuhan memakai masker, terjadinya kerumunan, ini faktor-faktor
yang berpotensi menambah lajunya penularan virus,†pungkasnya.