Site icon Prokalteng

Warga Keluhkan Sampah Menumpuk Hingga Meluber Ke Jalan.

Tumpukan sampah di depo sampah yang ada di Jalan Kopi Selatan menimbulkan aroma tak sedap dan mengganggu pengguna jalan, pemandangan ini terlihat Selasa (17/5). (BAHRI/KALTENGPOS)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Warga Jalan Kopi Selatan Kelurahan Mentawa Baru Hilir Kecamatan Mentawa Baru Ketapang mengeluhkan terkait tumpukan sampah yang ada di depo sampah yang berada dijalan tersebut hingga sampai meluber ke jalan sehingga menimbulkan aroma tak sedap akibat keterlambatan diangkut oleh petugas.

“Kami minta pemerintah daerah melalui intansi terkait untuk segera melakukan pengangkutan karena sampahnya cukup banyak sampai meluber ke jalan, apalagi terkena hujan seperti pagi ini, menimbulkan aroma tak sedap, dan juga menganggu pengendara yang sedang melintas,” kata salah satu warga sekitar Abdul Wahid saat dibincangi, Selasa (17/5).

Dirinya mengharapkan kepada instansi terkait agar dapat tepat waktu dalam hal mengangkut sampah yang berada di depo sampah di Jalan Kopi Selatan ini, karena kalau tidak segera diangkut, sampah akan menumpuk sampai melebar ke luar depo hingga kejalan dan menganggu aktifitas warga.

“Kejadian ini tidak hanya sekali tetapi sudah berulang kali di beberapa depo sampah yang ada didalam Kota Sampit, harusnya kejadian sebelumnya menjadi perhatian intansi terkait jangan sampai terulang kembali,” ujar Wahid

Sementara salah seorang petugas depo sampah yang berada di jalan tersebut mengatakan sampah menumpuk akibat banyaknya warga yang membuang sampah sementara truk pengangkut tidak bisa mengangkut secara maksimal karena Setiap depo dapat mengangkut sampah 2 rit per hari

“Truk angkutan sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) hanya bisa mengangkut dalam setiap harinya hanya dua rit, dan kalau hari libur satu rit, sementara velome sampah terus meningkat, akibat kekurangan armada angkutan maka sampah menumpuk di depok,” ujar petugas Depo sampah yang tidak mau menyebutkan namanya.

Dirinya mengeluh selama ini petugas sampah yang ada di depo kurang mendapat perhatian dari DLH, dulunya mereka setiap bulannya mendapatkan susu beruang, sarung tangan maupun yang lainnya untuk menjaga kesehatan mereka, tetapi saat ini sudah tidak ada lagi, dan gaji mereka pun masih dibawah Upah Minim Kabupaten (UMK).

“Setelah pergantian kepimimpinan DLH dari Pak Sanggul kemarin kami sudah tidak pernah mendapatakan susu beruang ataupun yang lainnya untuk kesehatan kami, dan gaji kami tidak pernah naik masih sekitar 2 jutaan, dan kami bekerja tidak ada liburnya walaupun hari raya kami tetap bekerja,” keluhnya.

Ia berharap Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor dapat memperhatikan para petugas sampah baik di bagian pengangkutan maupun yang ada di depo karena selama ini pihaknya hanya mendapatkan gaji saja.

“Kami minta bupati bisa memperhatikan para petugas sampah, selama ini kami bekerja tiap hari, tetapi upah kami tidak pernah dinaikan,” akunya

Exit mobile version