Site icon Prokalteng

Sediakan Rumah Karantina dan Lumbung Pangan

sediakan-rumah-karantina-dan-lumbung-pangan

Ketika pengidap virus
corona dianggap aib, warga Jalan Batu Benawa di Banjarmasin Tengah justru
merangkulnya. Dari menyuntikkan semangat, hingga menyediakan rumah karantina.
Tujuan akhirnya adalah mengubah stigma.

 

WAHYU RAMADHAN,
Banjarmasin

 

RUMAH berkelir pink itu
tampak asri. Halaman depannya luas, bergabung dengan garasi berkanopi. Sisi
kiri rumah, sebuah papan nama berdiri. Tulisannya tampak mencolok: Rumah
Karantina.

Sejatinya, rumah ini
milik salah satu warga. Yang sementara waktu digunakan sebagai rumah karantina.
Alasannya sederhana, tak ingin melihat ada warga yang dikucilkan gara-gara
dugaan terpapar virus corona.

“Kami ingin terus
menularkan semangat dan energi positif kepada mereka yang diduga terkena
virus,” ujar Ketua RT 48, Nahwani Shafwan.

Warga setempat kerap
mendengar kabar di mana-mana selalu terjadi pengucilan terhadap orang yang
diduga mengidap virus corona. Bahkan keluarga juga menjadi korban pengucilan.

“Ketika seseorang
sudah dicap mengidap virus ini, tak sedikit orang yang alergi. Bahkan menjauhi.
Padahal, belum diketahui kepastiannya. Itu yang melecut kami sehingga
menyediakan rumah karantina ini,” bebernya.

Menengok ke dalam,
fasilitas yang disediakan cukup komplet. Dari kamar tidur hingga dapur berikut
alat masaknya. Sementara hanya menyediakan satu kamar yang diisi dengan dua tempat
tidur.

“Tapi bila
diperlukan, kami bisa menambah hingga lima tempat tidur,” sebut Shafwan.

Dalam hal pelayanan
kesehatan, Rumah Karantina ini berkoordinasi dengan petugas puskesmas di
Kelurahan Teluk Dalam. Sementara warga setempat, bertugas memantau kondisi
warga yang diisolasi.

“Pemantauan
melalui grup WhatsApp. Apakah selama menjalani karantina ada keluhan atau
tidak. Kalau misalnya ada keluhan, langsung kami infokan kepada petugas
kesehatan,” urainya.

Di samping menyediakan
rumah karantina, warga juga menyediakan lumbung pangan. Posisinya, hanya
berjarak selemparan batu dari rumah karantina. Sesuai namanya, lumbung pangan
ini berfungsi untuk menampung bantuan sembako kepada mereka yang dikarantina.

“Kami bersyukur,
sementara belum ada satu pun warga yang terdampak. Segala yang kami lakukan
tidak lain untuk menebar energi positif. Bahwa mereka yang terpapar bukan
dijauhi, melainkan dibantu,” imbau Shafwan. Dia berharap, apa yang
dilakukan warga dikampungnya dapat menjadi inspirasi di tempat lainnya.

Dalam hal pencegahan,
warga di sini patut diacungi jempol. Karena solidaritasnya, kawasan ini belum
lama tadi dinobatkan sebagai Kampung Tangguh oleh pemerintah.

 

Protokol kesehatan pun
dijalankan di kampung ini. Di pintu gerbang, diterapkan penjagaan ketat. Bagi
warga yang hendak memasuki kampung, diwajibkan mencuci tangan dengan sabun. Dan
tentu saja memakai masker. Ini lantas membuat masyarakat menjadi tenang.

“Kalau seperti ini, kami yang tua-tua
merasa lebih diperhatikan. Nyaman dan tidak melulu diliputi kekhawatiran,”
timpal Misransyah, warga Batu Benawa.

Exit mobile version