Site icon Prokalteng

Cendet, Burung Galak yang Cerdas Tirukan Beragam Suara

cendet-burung-galak-yang-cerdas-tirukan-beragam-suara

Memelihara cendet harus ekstrasabar dan siap
berkorban.Terutama jari jemari. Anda harus siap dipatuk. Namun, semua terbayar
ketika si cendet berkicau dengan gaya khasnya. Sikap tegak memberikan hormat
kepada sang pemilik.

—

”ADUH,
aduh, Nak. Sudah, Nak. Lepas, Nak,” ucap Izra kepada Martha yang terus mematuki
tangannya. Ditegur begitu oleh sang tuan, Martha, cendet 3 tahun, tak
menggubris dan justru makin galak. Paruh hitamnya terus mematuki tangan Izra.
Martha juga mencengkeram jari-jari tangan Izra dengan cakarnya yang tajam.

Selang satu menit, sikap galak Martha mulai kendur.
Sambil mangap-mangap seperti ngos-ngosan, Martha akhirnya mau melepaskan
cakarnya dari tangan Izra. Secepat kilat, Izra mencabut tangannya dari dalam
sangkar, lalu memperhatikan jari jemarinya. Ada yang sobek karena dipatuk
Martha atau tidak.

”Kalau enggak mau dicucuk, ya jangan pelihara
cendet,” kata Izra, lantas meringis seolah memaklumi sikap galak Martha yang
siang itu memang tengah berahi. Emosinya tidak stabil. Meledak-ledak. Ia galak
ke semua orang. Termasuk kepada Izra. Dikasih pancingan jari saja yang
digerak-gerakkan dari luar sangkar, Martha sudah langsung menyambar.

Sikap galak cendet sering menjadi pembahasan kicau
mania kalau sedang kumpul bareng. Hampir semua cendet berperilaku galak dan
pernah mematuk tangan tuannya. Entah pas lagi berahi atau diberi makan dan
minum di dalam sangkar.

Tak hanya galak, siang itu Martha juga enggan
berkicau. Meski sudah dipancing siulan dari mulut Izra, Martha tetap emoh
berkicau. Lelaki kelahiran 16 Desember 1978 itu akhirnya memperlihatkan koleksi
cendet lainnya. Namanya, Bonek 19. Usianya 1 tahun lebih tua daripada Martha.

Berbeda dengan Martha, Bonek 19 begitu tenang ketika
kerudung sangkar miliknya dibuka. Tanpa banyak tingkah, suara Bonek 19 langsung
terdengar nyaring. Rapat. Nembak-nembak. Saat berkicau, postur tubuh Bonek 19
terlihat tegak. Gagah. Mirip pemimpin upacara dengan sikap siap sempurna.

Sikap tegak saat berkicau menjadi salah satu daya
tarik cendet. Burung bernama Latin Lanius schach itu memang punya perilaku yang
membuat kicau mania jatuh hati. Cendet juga termasuk burung cerdas. Ia bisa
menirukan banyak suara burung lain. ”Seperti si Martha ini, kalau ngoceh, ada
karakter suara burung gereja,” jelas bapak dua anak tersebut. Suara sogok
ontong, kenari, dan lovebird juga mampu ditirukan Martha.

Meski cendet mampu menirukan banyak suara burung,
Izra termasuk penghobi yang tak suka mastering burung. Izra lebih memilih
melatih cendet koleksinya secara langsung di event lomba. Tak
tanggung-tanggung, setiap minggu Izra mengikuti sejumlah event lokal cendet.
Saat bertanding di gantangan itulah, menurut Izra, cendet bakal belajar suara
secara maksimal.

Terbiasa ikut lomba juga akan melatih mental burung.
Pengalaman setiap ikut event bakal terekam di memori sang cendet. Dari sanalah,
mental fighter burung akan terbentuk. Izra percaya pepatah bahwa pengalaman
adalah guru terbaik. Terbukti, koleksi cendet Izra sering menyabet banyak juara
di kompetisi lokal dan regional. Bahkan, beberapa di antaranya sapu bersih.
Martha, misalnya, pernah menyabet tiga kategori nomor sekaligus ketika ikut
lomba di Gresik pada Oktober 2019. ”Setelah menang, Martha bahkan sempat
ditawar Rp 65 juta,” ungkap Izra.

Exit mobile version