SURABAYA-Manuchekhr Dzhalilov terdepak dari
Persebaya Surabaya pada 18 September tahun lalu. Sudah empat bulan Dzhalilov
meninggalkan Green Force -julukan Persebaya-. Pemain 29 tahun itu memilih
tinggal di negaranya, Tajikistan.
Jauh dari Surabaya tak membuat Dzhalilov lupa
dengan mantan timnya. Buktinya, dia selalu mengikuti perkembangan Green Force
di Liga 1 musim lalu. “Saya selalu melihat kalau mereka (Persebaya)
bertanding,” kata pemain kelahiran 27 September 1990 tersebut saat
dihubungi Jawa Pos kemarin.
Dzhalilov juga tahu kalau Persebaya finish
sebagai runner-up musim lalu. Dia sama sekali tidak merasakan sakit hati. Malah
sebaliknya. “Saya turut senang dengan pencapaian Persebaya musim
lalu,” tegas mantan pemain Sriwijaya FC itu. Padahal, Dzhalilov sempat merasa
kesal karena terdepak saat bursa transfer sudah ditutup. Tapi, dia memilih
untuk melupakan memori kelam itu.
Saat ini, Dzhalilov masih berlatih dengan
mantan timnya, Istiklol FC. Lantas, apakah sudah ada tawaran dari klub anyar
untuk bergabung? Sebab, burda transfer di kompetisi Asia, termasuk Indonesia,
sudah dibuka. Soal itu, top skor Piala Presiden 2019 dengan torehan 5 gol itu
masih belum mau buka suara.
Tapi, Dzhalilov tetap membuka peluang untuk
kembali bermain di Liga 1. Hanya, dia masih bungkam apakah ada tim Liga 1 yang
sudah melakukan komunikasi dengannya. “Soal main di Indonesia, saya belum
tahu ke depannya. Hanya Allah yang tahu,” terang pemain yang masih membela
Timnas Tajikistan di ajang kualifikasi Piala Dunia 2022 itu.
Dia sama sekali tidak trauma. Meski saat dua
kali membela tim Liga 1, dia selalu mendapat pengalaman buruk. Pertama adalah
saat gajinya di Sriwijaya FC musim 2018 telat dibayar. Kemudian saat pindah ke
Persebaya, dia terdepak dari skuad saat bursa transfer putaran kedua sudah
ditutup.
Karena itu, Dzhalilov masih ingin menikmati
masa berlatihnya dengan Istiklol FC. Berada di Tajikistan memang membuatnya
sangat betah. Apalagi, dia bisa bertemu dengan sang istri dan buah hatinya
setiap hari. Termasuk bertemu dengan keluarga besarnya yang memang tinggal di
Tajikistan. “Alhamdulillah saya sangat merasa baik di sini
(Tajikistan),” kata Dzhalilov. (gus/jpg)