NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Sebelum pelaksanaan pemilu 14 Februari 2024 mendatang, KPU Kabupaten Lamandau hari ini, Selasa (30/1/2024) menggelar simulasi pemungutan suara. Hal ini dalam rangka pemantapan sebelum pelaksanaan di hari H bulan depan. Kegiatan simulasi tersebut, disambut antusias masyarakat setempat dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) beserta Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Nanga Bulik.
Pantauan Prokalteng.co di lokasi, kegiatan yang digelar di Balai Desa Arga Mulya, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau itu tampak semarak. Masyarakat pun datang mulai pukul 08.00 WIB untuk mengikuti tahapan demi tahapan proses pencoblosan.
Mereka yang terdata sebagai pemilih, diajak mengikuti simulasi pemungutan suara itu. Mulai dari pendaftaran pemilih, penyediaan dan pengisian surat suara, hingga perhitungan suara.
“Simulasi ini, untuk menyampaikan kepada publik bahwa KPU Kabupaten Lamandau telah siap melaksanakan pemungutan suara. Ini kita lakukan secara real sesuai dengan aslinya. Proses pemungutan dimulai pukul 07.00 sampai 13.00 WIB nanti,” kata Komisioner KPU Kabupaten Lamandau, Muhamad Shabirin, kepada media di sela-sela kegiatan.
Shabirin menyebut pihaknya melibatkan semua stakeholder dari masyarakat yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Semuanya diajak melakukan simulasi pemungutan suara ini. Hal itu dilakukan untuk memudahkan warga saat pemungutan suara dalam Pemilu 2024.
“Ada sekitar ratusan pemilih yang kami undang untuk ikut simulasi ini. Kemudian dilibatkan juga anggota KPPS untuk bertugas, mulai dari tahapan awal sampai perhitungan suara,” jelasnya.
Simulasi dimulai dengan warga yang menyerahkan surat panggilan ke petugas KPPS. Kemudian menerima surat suara, mencoblos di bilik suara dan memasukkan ke dalam kotak suara. Setelah itu, pemilih juga diarahkan untuk mencelupkan jari ke tinta yang disediakan.
Dia kembali mengatakan, bahwa surat suara yang digunakan dalam simulasi berbeda dan tidak menyebutkan apalagi memasang foto peserta pemilu. Sedangkan untuk nama-nama partai, diganti dengan menggunakan nama buah-buahan.
“Surat suaranya kami gunakan surat suara simulasi. Semisal untuk presiden kami gunakan nomor nama-nama buah, dan ini kami gunakan agar tidak mengarah ke salah satu paslon. Image orang pasti tetap lain,”ujarnya. (*bib/hnd)