PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Tingkat inflasi di Kota Palangka Raya masih terkendali pada awal tahun ini. Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak. Menyatakan bahwa angka inflasi bulan Januari lalu masih berada di angka yang aman, meskipun terdapat kenaikan harga beberapa komoditas secara nasional, dampaknya tidak terlalu signifikan di Palangka Raya.
Salah satu komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah minyak goreng merek Minyakita. Harga eceran tertinggi (HET) untuk produk ini ditetapkan sebesar Rp15.700 per liter, tetapi di pasaran harganya mencapai Rp17.300 per liter. Namun, fenomena ini tidak hanya terjadi di Palangka Raya, melainkan di seluruh Indonesia.
“Ini memang di luar kemampuan kita untuk mengendalikan, tetapi tidak ada gejolak atau permasalahan berarti,” ujar Arbert, Jumat (7/2/2025).
Sementara itu, harga cabai di Palangka Raya terpantau stabil meskipun secara nasional telah menembus angka di atas Rp70.000 per kilogram.
“Di Palangka Raya masih ada yang Rp60.000 per kilogram, dan sejauh ini belum mengganggu permintaan di pasaran,” tambahnya.
Arbert menegaskan. Bahwa kondisi pasar di Palangka Raya masih dalam keadaan aman dan terkendali. Oleh karena itu, belum diperlukan kebijakan operasi pasar untuk menstabilkan harga bahan pokok. Pemerintah daerah masih terus memantau perkembangan harga agar dapat mengambil langkah antisipatif jika diperlukan.
Selain bahan pangan, harga gas LPG 3 kg atau yang dikenal sebagai LPG melon juga masih stabil di Palangka Raya. Padahal, di beberapa daerah lain, harga LPG mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
“Di Palangka Raya, hasil pengecekan kami menunjukkan bahwa belum ada kelangkaan di pasaran. Stok masih aman,” jelasnya.
Dengan kondisi yang relatif stabil ini, pemerintah Kota Palangka Raya tetap melakukan pemantauan untuk memastikan tidak ada lonjakan harga yang tiba-tiba. Arbert berharap, stabilitas harga dan inflasi yang terkendali dapat terus terjaga sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga di tengah situasi ekonomi nasional yang masih berfluktuasi. (ndo)