PULANG PISAU, KALTENGPOS.CO – Bupati Pulang Pisau H Edy
Pratowo menjadi pembicara dalam serial webinar program Desa Peduli Gambut. Kegiatan
diselenggarakan Unit Kajian Antropologi LPPSP FISIP Universitas Indonesia (UI) bersama
Kemitraan dan Badan Restorasi Gambut, Kamis (13/8).
Bupati
didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Hj Deni Widanarni,
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Wartony, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Usis I Sangkai, dan Kepala BPBD, Salahudin.
Topik webinar
kedua ini fokus membahas merancang pembangunan desa tanggap kebakaran hutan dan
lahan; pengarusutamaan pendekatan inklusif dalam integrasi restorasi gambut ke
dalam perencanaan desa.
Video conference
(vidcon) dipimpin Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian PDT dan Transmigrasi, Taufik Madjid didampingi Deputi III Bidang
Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut, Myrna
ASafitri, Direktur Eksekutif Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Laode
M Syarif.
Bupati mengaku
bersyukur diberi kesempatan memberi gambaran apa yang dilakukan pemerintah
daerah dalam merancang pembangunan desa di tengah penanganan kebakaran hutan
dan lahan (karhutla). “Jangan sampai ada stigma karhutla, karena Pulang Pisau
miliki 59 persen lahan gambut lalu ancaman karhutla dan kita tidak bisa lakukan
apa-apa,†kata Edy.
Dia mengaku,
seiring waktu berjalan, dukungan semua pihak sudah dilakukan langkah-langkah
terbaik. “Misalnya, desa-desa rawan kebakaran bisa mengalokasikan dana desa
(DD) dan lahirnya kebijakan pemerintah pusat dan daerah tentang pemanfaatan
anggaran untuk mengatasi karhutla,†kata Edy.
Dia menjelaskan,
anggaran DD juga dilakukan untuk
pemberdayaan masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan melihat
potensi desa itu. Apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ekonominya.
“Di beberapa
desa sudah jalan. Seperti di Desa Kiapak dikembangkan kepiting bakau. Desa
Dandang ada pengembangan keripik pisang dan desa-desa lainnya. Artinya dengan
anggaran itu bisa menggerakkan perekonomian masyarakat desa,†ucapnya.
Jadi, lanjut
dia, stigma pasrah dengan ancaman kebakaran tidak ada. Karena di sisi lain
masyarakat bisa diberdayakan melalui kegiatan yang memberikan ekonomi yang
baik.
“Melalui Webinar
kita sampaikan program itu. Memang tidak semua sempurna, karena masih dalam
proses. Namun itu lama-lama bisa dilaksanakan dan memberikan hasil yang baik,â€
tandasnya.
Bupati
menyampaikan, kejadian karhutla di Kabupaten ini terjadi karena beberapa faktor.
Di antaranya manusia itu sendiri meski tidak sengaja. Untuk itu, dia mengajak
dalam pengendalian Karhutla diutamakan kolaborasi, koordinasi dan sinergitas
semua pihak. “Mulai dari tingkat desa, kabupaten bahkan pusat,†tandasnya.