Site icon Prokalteng

Agroforestri Bisa jadi Solusi Pertanian di Lahan Gambut

agroforestri-bisa-jadi-solusi-pertanian-di-lahan-gambut

PULANG PISAU–Kepala UPT KPHP Kahayan Hilir, Joko Listyanto
mengungkapan, pemanfaatan lahan rawa gambut seringkali memberikan dampak
negatif. Akhirnya, lahan rawa gambut mengalami degradasi yang ditandai dengan
berkurangnya kemampuan menahan air, akan mudah banjir pada musim hujan dan
mudah  kering dan terbakar pada musim
kemarau.

Menurut dia, lahan rawa gambut
yang menurun produktifitasnya menyebabkan profitabilitas rendah apabila
diusahakan. Sehingga akan ditinggalkan dan diterlantarkan. “Pola penanaman
secara campuran atau agroforestri dapat menjadi solusi untuk perbaikan kondisi
lingkungan dan peningkatan pendapatan bagi petani,” kata Joko.

Pola agroforestri tanaman
hortikultura seperti nanas dengan tanaman kehutanan seperti jelutung dan
beriang dapat menjadi pilihan dalam penanaman lahan gambut yang telah
terdrainase.

Dia menjelaskan, tanaman jelutung
rawa dan beriang merupakan tanaman asli lahan rawa gambut yang potensial untuk
dikembangkan sebagai tanaman untuk restorasi dan revegetasi lahan gambut.
”Tanaman jelutung rawa menghasilkan kayu dan getah,” kata dia.

Sedangkan tanaman nanas, lanjut
dia, memiliki beragam produk olahan turunan dan kandungan gisi dan enzim
bromelain yang memeliki beberapa khasiat. Di antaranya sebagai antiradang,
membantu melunakan makanan di lambung dan menghambat pertumbuhan kanker.

“Kondisi biofisik dan iklim
tropis di Indonesia, tanaman nanas cocok untuk dikembangkan pada berbagai jenis
tanah. Termasuk lahan sub optimal lahan rawa gambut sehingga memiliki
produktifitas yang cukup tinggi,” ucapnya. (art/ila/ctk/nto)

Exit mobile version