Site icon Prokalteng

Bencana Alam Bagian dari Tantangan yang Harus Dihadapi dengan Kesiapsiagaan Tinggi

Asisten I Setda Lamandau, Triadi. Di sela-sela kegiatannya memimpin apel siaga darurat bencana, yang di gelar di Halaman Kantor BPBD Lamandau, Jumat (6/12). (FOTO : BIB)

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamandau menggelar apel siaga darurat bencana Banjir, Puting Beliung, dan Tanah Longsor (Batingsor) di Kabupaten Lamandau, di Halaman Kantor BPBD Lamandau, Jumat (6/12).

Apel upacara dipimpin langsung oleh Penjabat Bupati Lamandau yang diwakili oleh Asisten I Setda Lamandau, Triadi, dengan diikuti petugas gabungan dari satuan TNI-Polri, Satpol PP Damkar, Dinsos dan BPBD.

Dalam sambutan Pj Bupati Lamandau, Said Salim, yang dibacakan oleh Asisten I Setda Lamandau, Triadi, menyampaikan, bahwa berdasarkan perkiraan BMKG diprediksi terjadi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir. Serta angin kencang akan terjadi selama bulan November hingga Desember 2024 di wilayah Kalimantan.

“Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kita berkumpul untuk mengingat dan menanggapi ancaman bencana yang bisa saja terjadi kapan saja,” kata Asisten I Setda Lamandau, Triadi Ej. Jum’at (6/12) di Nanga Bulik.

Dijelaskannya, bahwa bencana alam adalah bagian dari tantangan yang harus di hadapi dengan kesiapsiagaan yang tinggi. Setiap tahun kita sering menghadapi bencana banjir yang menggenangi permukaan dan fasilitas umum, banjir ini tidak hanya menyebabkan kerusakan harta benda, tetapi juga mengancam keselamatan jiwa.

“Selain itu kita juga harus mewaspadai fenomena puting beliung yang dapat datang dengan kecepatan dan kekuatan sangat besar. Merusak bangunan tanaman dan mengancam nyawa manusia. Puting beliung biasanya terjadi dengan sangat cepat sehingga kita perlu memiliki sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan untuk segera berlindung,” jelasnya.

Triadi meneruskan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai bencana tanah longsor sering terjadi di daerah pegunungan atau lereng bukit.

“Bencana ini bisa menghancurkan rumah dan infrastruktur serta menimbulkan korban jiwa, oleh karena itu kita harus selalu waspada terhadap tanda-tanda gejala tanah Langsar seperti retakan tanah korban arus air atau suara hujan yang tinggi,” pungkasnya. (Bib)

Exit mobile version