SAMPIT, PROKALTENG.CO– Melesatnya perkembangan teknologi sekarang membuat Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) harus melakukan adaptasi untuk mengikuti perkembangannya dalam segala hal. Tak terkecuali dunia kerja. Industri digital yang kerap kali disebut dengan era 4.0, memaksa setiap masyarakat untuk bisa beradaptasi dengan dunia kerja sekarang.
Untuk menghadapi hal itu, Bupati Kotim H Halikinnor menggelar penyusunan rencana tenaga kerja makro tahun 2023 – 2027 di aula rapat Mall Pelayanan Publik pada Rabu (29/11). Agenda tersebut dilaksanakan untuk menghasilkan langkah-langkah yang strategis dalam perencanaan ketenagakerjaan Kabupaten Kotim kedepannya.
“Industri 4.0 ini mendorong kita untuk berinovasi dengan memanfaatkan teknologi untuk kebutuhan masyarakat. Makanya perlu langkah strategis dalam hal perencanaan ketenagakerjaan,” sampai Halikin saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Dirinya menyebutkan, bonus demografi di era 4.0 menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan generasi Indonesia emas di tahun 2045. Menurut Halikin banyaknya penduduk dengan usia produktif yang mendominasi nantinya, akan berpotensi menjadi pertumbuhan ekonomi yang signifikan jika bisa dimanfaatkan dengan baik.
“Bonus demografi ini diperkirakan akan menjadi modal pertumbuhan ekonomi yang signifikan yang merubah negara kita dari developing country menjadi developed country,”ucap Halikin.
Ia juga menjelaskan, seluruh pihak harus peka terhadap industri 4.0. Menurutnya dalam era tersebut tidak hanya memerlukan tenaga kerja yang cakap secara teori, namun juga secara praktikal. Hal itu karena dunia kerja akan lebih banyak membutuhkan keahlian sosial dan kreatif, kemampuan memecahkan masalah dengan baik, hingga kecakapan menggunakan teknologi.
“Kita harus peka bahwa era 4.0 ini mendorong pekerja tidak lagi hanya cakap dalam teori saja. Tetapi juga dalam praktiknya. Apalagi praktik dalam pemanfaatan teknologi,” ucap Halikin.
Dia melanjutkan, jika pihaknya tidak siap dengan perkembangan industri 4.0 tersebut, maka hal itu akan berdampak pada tingginya tingkat pengangguran. Angka tersebut merupakan akibat dari pertumbuhan angkatan kerja tidak seimbang dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Menurutnya, dunia kerja akan lebih memerlukan tenaga ahli yang mampu mengoperasikan berbagai alat yang bersinggungan langsung dengan teknologi.
“Kalau kita tidak peka, maka angka pengangguran ini akan tinggi. Misalnya saja perbankan, sekarang sudah banyak beralih ke layanan keuangan tanpa kantor yang menggunakan layanan teknologi ketimbang kemampuan administrasi. Makanya harus dipersiapkan dengan baik,”pungkasnya.(sli/kpg/ind)