SAMPIT, PROKALTENG.CO– Peringatan hari kesaktian pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berlangsung khidmat. Segenap organisasi perangkat daerah (OPD) setempat dengan serius mengikuti apel bendera di halaman kantor Bupati Kotim, Minggu pagi (1/10). Meski diselimuti kabut asap, hal itu tidak menghalangi peserta upacara mengikuti seluruh rangkaian upacara peringatan hari kesaktian pancasila tersebut.
Asisten II Setda Kotim, Alang Arianto mengatakan perayaan kesaktian pancasila adalah perayaan yang sakral. Mengingat hal itu merupakan momentum untuk mengenang para pahlawan yang gugur dalam gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (PKI) atau yang dikenal dengan G30S/PKI. Kejadian nahas yang membuat enam jendera satu perwira gugur dalam mempertahankan pancasila patut dihargai. Sehingga, perayaan tersebut harus dilakukan dengan serius.
“Kita harus mengenang jasa pahlawan revolusi yang telah gugur untuk mempertahankan pancasila. Selanjutnya kitalah yang harus menjaga kesakralan pancasila ini. Makanya setiap tanggal 1 Oktober kita rutin memperingati hari kesaktian pancasila,” kata Alang Arianto usai mengikuti upacara tersebut.
Dirinya menyebutkan, generasi penerus bangsa memegang peran penting dalam menjaga kesakralan pancasila. Salah satunya adalah dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Sehingga nilai-nilai tersebut akan selalu dibawa dalam kehidupan sehari-hari.
“Generasi bangsa ini harus menjaga pancasila yang kita miliki ini. Caranya adalah dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sehingga pancasila ini akan terus kita bawa,” sampai Alang Arianto.
Sementara itu, Kapolres Kotim, AKBP Sarpani mengatakan, peringatan tersebut merupakan waktu untuk mengenang pejalanan kehidupan bangsa Indonesia. Sejarah kelam tentang adanya pihak yang ingin mengganggu kewibawaan pancasila harus selalu diingat. Para pahlawan yang gugurpun harus selalu dikenang. Karena berkat pengorbanan merekalah, pancasila masih berdiri gagah di Indonesia.
“Kita mengenang ini sebagai sejarah perjalanan bangsa. Yang mana ada pihak yang ingin mengganggu kewibawaan dan kedaulatan bangsa Indonesia. Kita dapat menanggulangi hal itu, makanya kita maknai dengan peringatan ini,”ungkap Sarpani.
Dirinya mengajak kepada para anak muda untuk dapat mengambil makna dari kejadian sejarah tersebut. Sehingga kedepannya dapat menambahkan rasa cinta tanah air. Dirinya juga meminta generasi muda untuk berkreatifitas untuk pembangunan. Baik di skala kecil maupun skala besar.
“Generasi muda diharapkan dapat berkreaifitas untuk pembangunan daerah. Baik di lingkup kecil yaitu Kabupaten Kotim, maupun lingkup besar yaitu Negara Indonesia,”pungkasnya.(sli/kpg/ind)