Site icon Prokalteng

Presiden Jokowi Cari Gagasan Segar dari Staf Khusus Milenial

presiden-jokowi-cari-gagasan-segar-dari-staf-khusus-milenial

Komposisi
staf khusus (stafsus) presiden akhirnya terpenuhi. Di antara 14 nama yang
ditunjuk, Presiden Joko Widodo memperkenalkan langsung tujuh nama yang berasal
dari kalangan milenial di Veranda, Istana Merdeka, Jakarta, kemarin (21/11).

Mereka
adalah Angkie Yudistia, Aminuddin Ma’ruf, Adamas Belva Syah Devara, dan Ayu
Kartika Dewi. Lalu, Putri Indahsari Tanjung, Andi Taufan Garuda Putra, dan
Gracia Billy Mambrasar. Tujuh stafsus lainnya didominasi nama lama. Yakni, Ari
Dwipayana, Sukardi Rinakit, Arif Budimanta, Diaz Hendropriyono, Dini Shanti
Purwono, Fadjroel Rachman, dan Anggit Noegroho.

Jokowi
menuturkan, tujuh stafsus milenial tersebut akan menjadi teman diskusinya.

Dia
mengaku sengaja menggaet banyak staf milenial untuk mencari gagasan segar yang
bisa diterapkan dalam pemerintahan. ”Sekaligus menjadi jembatan saya bagi anak
muda, santri muda, diaspora yang tersebar di berbagai tempat,” ujarnya.

Terkait
penugasan, Jokowi menyesuaikan dengan latar belakang masing-masing. Angkie
Yudistia misalnya. Dengan latar belakang sebagai aktivis disabilitas, dia akan
berfokus pada sektor sosial. Kemudian, Billy yang banyak turun di desa-desa
kawasan Indonesia Timur akan memberi masukan seputar hal itu.

Dia
menambahkan, dengan dijadikan staf khusus, para milenial itu tidak harus
meninggalkan aktivitas lamanya. ”Tidak harus ketemu. Tapi, minimal 1 sampai 2
minggu ketemu. Masukan setiap jam, setiap menit bisa saja,” ungkapnya.

Belva
Devara mengapresiasi keputusan presiden menggaet banyak milenial ke lingkungan
istana. Dia menegaskan, banyak sektor strategis yang akan digarap para stafsus
milenial. Sebagai CEO Ruang Guru, Belva akan berupaya memberikan input di
sektor pendidikan, kepemudaan, dan kewirausahaan. ”Putri di sini kreatif, Angki
disabilitas, Billy daerah tertinggal, Mas Amin santri, Ayu diversity and peace
tolerance, dan Taufan mungkin di fintech,” jelasnya.

Sebagai
milenial, pihaknya memiliki rasa yang berbeda dalam melihat persoalan. Selain
itu, kedekatan dengan teknologi menjadi nilai tersendiri. ”Mungkin kami bisa
bantu untuk berpikir apa sih cara-cara barunya, apa sih pengaplikasian
teknologi yang bisa kita lakukan di negara ini,” tuturnya.

Billy
menambahkan, pihaknya akan berupaya memberi masukan agar presiden tidak bekerja
dalam rutinitas. ”Kami mencoba menimbulkan sense kekinian dan teknologi yang
berbeda untuk membuat sistem pemerintahan ini lebih efektif dan efisien,”
tuturnya.

Sementara
itu, Putri Tanjung menyebut pengalamannya selama delapan tahun di
Creativepreneur akan berguna dalam memberi masukan terkait pengembangan pengusaha
muda Indonesia. Ke depan, Indonesia membutuhkan banyak anak muda kreatif yang
punya entrepreneurship mindset. ”Saya chief business officer dari Kreavi,
platform kreatif yang ada 55 ribu creative creators dan kami alhamdulillah
sudah bantu juga UMKM untuk repackage produk mereka, mengajarkan mereka tentang
branding dan kreatif,” ungkapnya.(jpc)

 

Exit mobile version