Site icon Prokalteng

Jangan Pulang Kampung, Kapolda Jamin Keamanan Mahasiswa Papua

jangan-pulang-kampung-kapolda-jamin-keamanan-mahasiswa-papua

Kepulangan ratusan mahasiswa ke
kampung halamannya membuat aparat kepolisian dan Pemprov Papua pusing. Hal ini
lantaran, mahasiswa jangan jadi korban oknum yang ingin memecah belah bangsa.
Sehingga, generasi muda itu harus tetap belajar di kampusnya masing-masing.

Seperti diberitakan Cendrawasih Pos (Jawa Pos Group),
Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Rodja mengatakan, Kapolri sudah menyampaikan
kepada seluruh Polda untuk menjamin keamanan kepada mahasiswa Papua di manapun
mereka kuliah di luar Papua. Untuk itu, tidak perlu mahasiswa yang kuliah di
luar Papua merasa ketakutan.

“Kami berharap mahasiswa ini jangan menjadi korban dari
kepentingan elit-elit atau kelompok kelompok tertentu. Ini harus kita cegah.
Karena anak-anak ini adalah aset bangsa yang perlu kita perhatikan masa
depannya,” tegas Kapolda Alberth Rodja kepada wartawan usai bertemu dengan
Rektor Uncen di Mapolda Papua, Selasa (9/9).

Adapun ratusan mahasiswa Papua yang pulang ke Papua berasal dari
Manado, Surabaya dan sebagian daerah lainnya. Rata-rata alasan mereka pulang
karena merasa aman tidak terjamin. Kabarnya, mereka disuruh oleh
kelompok-kelompok tertentu untuk kembali, membaca media sosial dimana mereka
nantinya akan kuliah di Universitas yang ada di Papua. “Saya harap mereka harus
berpikir nasional,” ucap mantan Kapolda Papua Barat ini.

Sementara itu, Rektor Uncen Jayapura, Dr. Ir. Apolo Safanpo,
ST., MT., mengatakan berkaitan dengan isu pemulangan mahasiswa Papua yang
kuliah di luar Papua, perlu pertimbangkan kembali. Karena apabila alasan
memulangkan mahasiswa yang ada di luar papua karena tidak aman, sebaiknya
berkoordinasi dengan Polda Papua.

Sehingga Kapolda bisa berkoordinasi dengan Polda-polda tempat di
mana mahasiswa kuliah untuk meminta jaminan keamanan. “Apabila mereka terpaksa
pulang ke Papua harus memastikan di mana mereka akan melanjutkan kuliahnya.
Karena apabila satu semester mereka tidak kuliah di kampus awalnya, maka kampus
di mana mereka didik akan memberikan peringatan,” jelas Rektor Apolo Safanpo.

Artinya, kalau mahasiswa yang pulang ini tidak kuliah dengan
baik di tempat kuliah awalnya belum tentu juga mereka bisa diterima di
universitas yang ada di Papua. Karena daya tampung perguruan tinggi baik negeri
maupun swasta yang ada di Papua sangat terbatas.

Hal ini juga bisa dibuktikan dengan Uncen yang tahun ini
sebanyak 12.800 calon mahasiwa yang melamar dan mengikuti tes atau seleksi,
namun yang bisa ditampung hanya 6 ribu mahasiswa.

“Walaupun daya tampung kami di Uncen hanya 4 ribu, tapi kami
terpaksa membuka lebih kelas untuk menampung lebih banyak mahasiswa dari daya
tampung yang ada,” jelasnya.

Alasan lainnya lanjut Apolo Safanpo, belum tentu juga jurusan
dan program studi dari kampus asal mereka di luar Papua sama atau tersedia di
kampus-kampus yang ada di Papua. “Walupun ada jurusan atau program studi yang
sama dari kampus asal dengan kampus di Papua, tapi untuk pindah program studi
antara universitas itu harus memenuhi persyaratan-persyaratan teknis. Misalnya akreditasi
program studinya minimal sama atau lebih tinggi dari pada akreditsi program
studi yang akan dituju,” tambahnya.

Menurutnya, mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi swasta di
luar Papua sesuai dengan peraturan perundangan tidak bisa masuk di perguruan
tinggi negeri. Karena proses masuknya mahasiswa di perguruan tinggi negeri
melelaui seleksi nasional. “Ini yang harus kita pertimbangkan kembali
bersama-sama,” pungkasnya.(jpg)

 

Exit mobile version