Site icon Prokalteng

Waspadai Gaslighting! Ini Dampak dan Cara Menghadapinya

Ilustrasi gaslighting. (Freepik)

PROKALTENG.CO – Gaslighting menjadi istilah yang semakin sering terdengar, khususnya dalam konteks hubungan interpersonal. Manipulasi ini dilakukan secara halus untuk membuat seseorang meragukan pemikiran, perasaan, hingga keyakinannya sendiri.

Gaslighting merupakan bentuk manipulasi psikologis yang dilakukan seseorang untuk melemahkan kepercayaan diri dan kewarasan targetnya. Perilaku ini bertujuan agar target merasa kehilangan kendali atas persepsi dan emosi pribadinya.

Memahami gaslighting membantu mengenali dinamika manipulatif yang merugikan mental dan emosional. Pengetahuan ini dapat mencegah individu terjebak dalam hubungan yang merusak dan membatasi.

Berikut tanda, dampak, dan cara menghadapi gaslighting dalam interaksi sosial dilansir dari laman Health.clevelandclinic.org oleh JawaPos.com:

  1. Mengenali Gaslighting Sejak Awal

Gaslighting dapat muncul dalam berbagai situasi, terutama dalam hubungan yang memiliki ketergantungan emosional. Pelaku biasanya menggunakan kata-kata yang meremehkan atau menentang kenyataan korban secara halus, tetapi terus menerus, hingga akhirnya korban mulai meragukan persepsinya sendiri.

Dalam jangka panjang, korban akan mengalami kesulitan untuk mempercayai diri sendiri, bahkan dalam keputusan sederhana. Penting untuk mengenali tanda-tanda awal ini, seperti merasa bingung, tertekan, atau tidak nyaman saat bersama pelaku gaslighting.

  1. Taktik-Taktik yang Sering Digunakan

Pelaku gaslighting sering kali memanipulasi melalui kebohongan terang-terangan atau mempermalukan korban secara tersirat. Hal ini dilakukan secara bertahap agar korban mulai mempertanyakan kenyataan yang dialaminya.

Misalnya, pelaku mungkin mengubah narasi peristiwa yang sebenarnya, membuat korban merasa peristiwa tersebut tidak pernah terjadi.

Taktik ini bertujuan untuk mengubah pemahaman korban terhadap kenyataan yang ia alami. Dengan melakukan manipulasi secara konsisten, pelaku perlahan mengontrol pandangan hidup korban.

  1. Dampak Gaslighting pada Kesehatan Mental

Seiring waktu, gaslighting berdampak besar pada mental korban yang membuatnya rentan terhadap kecemasan dan depresi. Saat korban mulai meragukan kewarasan dan persepsinya sendiri, kondisi ini semakin memperparah stres emosionalnya.

Tekanan psikologis ini menciptakan siklus tidak sehat yang sulit dihindari, terutama ketika korban mulai berpikir bahwa tidak ada yang dapat mempercayainya.

Efek dari gaslighting dapat terus berlangsung bahkan setelah hubungan manipulatif berakhir, dengan dampak jangka panjang pada kesehatan mental korban.

  1. Gaslighting dalam Hubungan Sehari-Hari

Gaslighting tidak hanya terjadi dalam hubungan romantis tetapi juga dalam lingkungan kerja dan keluarga. Misalnya, dalam keluarga, seorang anggota bisa melakukan gaslighting untuk mempertahankan kontrol atas anggota lain.

Situasi serupa juga terjadi di tempat kerja ketika seorang atasan atau rekan kerja menggunakan manipulasi psikologis untuk melemahkan kepercayaan diri seseorang. Dalam situasi apapun, gaslighting bertujuan untuk melemahkan korban sehingga ia merasa bergantung pada pelaku.

  1. Gaslighting dan Perbedaan Kekuatan

Ketidakseimbangan kekuasaan seringkali menjadi faktor utama dalam gaslighting. Pelaku gaslighting yang memiliki otoritas lebih tinggi, seperti atasan atau anggota keluarga yang dihormati, lebih mudah mempengaruhi korban dengan membuatnya merasa tidak berdaya.

Hal ini membuat korban merasa terjebak dalam situasi yang seolah-olah tidak ada jalan keluar. Ketergantungan ini sering kali dimanfaatkan oleh pelaku untuk mempertahankan posisinya dan menekan korban agar tetap bergantung pada mereka.

  1. Cara Menghadapi Gaslighting

Menghadapi gaslighting membutuhkan kesadaran diri dan kemampuan membedakan antara kenyataan dan manipulasi yang diberikan pelaku. Langkah pertama yang penting adalah menjaga jarak dari pelaku dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat dipercaya.

Menguatkan kembali persepsi diri melalui catatan pribadi atau jurnal bisa membantu korban mempertahankan kenyataan versi mereka sendiri. Dukungan dari psikolog atau terapis juga sangat berharga untuk membantu memulihkan rasa percaya diri korban.

  1. Mencari Bantuan Profesional

Korban gaslighting seringkali membutuhkan bantuan profesional untuk memulihkan diri dari manipulasi psikologis ini. Terapi dapat membantu mengatasi dampak emosional dan memulihkan rasa percaya diri korban.

Dalam terapi, korban akan belajar mengidentifikasi tanda-tanda gaslighting dan strategi untuk menghindarinya di kemudian hari. Mendapatkan bantuan profesional memungkinkan korban memahami pola gaslighting dan membangun kembali keyakinan diri secara perlahan.

Gaslighting berdampak serius pada kesehatan mental dan emosi, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional. Penting bagi setiap individu untuk mengenali tanda-tanda gaslighting, menjaga keseimbangan emosi, dan mencari bantuan bila diperlukan untuk keluar dari situasi yang merugikan ini. (pri/jawapos.com)

Exit mobile version