PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Festival Kahayan Hilir digelar sebagai wujud nyata dukungan terhadap perhutanan sosial dan pelestarian hutan gambut di Kalimantan Tengah (Kalteng). Kegiatan ini melibatkan masyarakat desa, pemerintah, serta berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat komitmen menjaga ekosistem hutan dan meningkatkan kesejahteraan warga melalui pengelolaan hutan berbasis komunitas.
Festival yang diinisiasi Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KPSHK) bersama Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) ini berlangsung di Desa Gohong, Buntoi, Mantaren 1, dan Kalawa. Tujuannya adalah memperkuat peran masyarakat dalam perlindungan hutan, mencegah kebakaran lahan, serta mendukung ekonomi berbasis hasil hutan lestari.
Di Kalteng, khususnya Pulang Pisau, ancaman kebakaran hutan dan degradasi lahan masih tinggi. Oleh karena itu, pendekatan terpadu diperlukan untuk memastikan keberlanjutan ekosistem dan kesejahteraan warga.
“Festival ini adalah bukti nyata kolaborasi dalam menjaga kelestarian hutan gambut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan,” ujar Direktur KPSHK, M. Djauhari, dalam pembukaan acara di Palangka Raya, Selasa (18/2).
Ia menambahkan, Program Pengelolaan Terpadu Ekosistem Hutan Gambut (PTEHG) di Kecamatan Kahayan Hilir dirancang untuk memperkuat kelembagaan dan tata kelola berbasis masyarakat.
Program ini mencakup patroli hutan guna menekan risiko kebakaran, restorasi ekosistem gambut, serta pengembangan produk hasil hutan guna meningkatkan perekonomian masyarakat.
Festival ini juga menghasilkan Deklarasi dan Komitmen Bersama antara pemerintah daerah dan desa di Kahayan Hilir dalam menjaga ekosistem secara berkelanjutan. Selain itu, pemerintah pusat dan daerah diharapkan terus mendukung perhutanan sosial yang telah berjalan.
Empat desa yang terlibat dalam festival ini yaitu Desa Gohong, Buntoi, Mentaren I, dan Kalawa mengelola sekitar 16.000 hektare hutan sejak mendapatkan izin perhutanan sosial pada 2012. Tim patroli hutan yang terdiri dari 20 orang di setiap desa aktif dalam pencegahan kebakaran dan pemantauan ekosistem.
Sebagai langkah restorasi, KPSHK telah memulihkan sekitar 11.000 hektare hutan dari total 16.000 hektare yang dikelola. Ke depan, mereka berencana memperluas area pengelolaan serta mendukung pengembangan usaha berbasis hasil hutan, seperti rotan dan madu, guna meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian alam.
“Dengan adanya dukungan berbagai pihak, diharapkan kesejahteraan warga meningkat, sementara hutan tetap lestari sebagai sumber daya alam yang penting bagi kehidupan,” ungkapnya. (tim)