PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Belakangan ini cuaca tidak menentu, seperti kondisi gerah atau panas yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya di Kota Palangkaraya. Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palangkaraya, melalui prakirawan BMKG Palangkaraya, Ika Priti, mengatakan, secara umum di wilayah Kalteng, termasuk Kota Palangkaraya, hal tersebut merupakan hal yang umum terjadi pada periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
“Ya, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasanya terjadi pada sore hingga menjelang malam hari, diawali dengan udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari,” kata Ika Priti saat dikonfirmasi media prokalteng.co, Senin 6/5) siang.
Ika menjelaskan, hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu pembentukan awan. Dimana, kedua, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) di kuadran 4 (MJO) yang berada di fase 4 (Maritime Continent) dan Kelvin secara spasial terprediksi masih aktif, terutama di wilayah Kalimantan bagian Tengah dan Kalimantan bagian Utara.
“Yang berkontribusi dan berpotensi meningkatkan aktivitas konvektif. Serta adanya daerah belokan angin dan konvergensi di wilayah Kalteng juga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan. Didukung pula dengan kelembaban udara yang relatif basah di beberapa lapisan dan labilitas lokal yang kuat dalam skala lokal juga mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Kalteng,” tambahnya.
Selain itu, Ika menyebutkan untuk peringatan dini cuaca 3 harian, wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang terjadi di beberapa wilayah di Kalteng.
“Seperti hari ini Senin (6/5) terjadi di beberapa kabupaten seperti Lamandau, Seruyan, Katingan, Gunung Mas, Murung Raya, Barito Utara, dan Kapuas. Kemudian kedua, pada hari Selasa (7/5), terjadi di seluruh wilayah Kalteng di 13 kabupaten dan 1 kota. Terakhir, pada hari Rabu (8/5), terjadi di beberapa kabupaten, yaitu Lamandau, Kotawaringin Timur bagian Utara, Seruyan bagian Utara, Katingan bagian Utara, Gunung Mas, Murung Raya, dan Barito Utara,” bebernya.
Semua fenomena atmosfer tersebut, sambungnya, berkontribusi terhadap terjadinya fenomena cuaca ekstrem. BMKG Palangkaraya selalu mengingatkan pada masa pancaroba ini, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin putting beliung, dan fenomena hujan es di wilayah Kalteng.
“Selain itu, berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” imbaunya. (ana)