PROKALTENG.CO-Penyebab kebakaran eks TPA Bukit Pinang belum diketahui. Namun, asap diikuti aroma tak sedap sudah meluas. Mengancam kondisi kesehatan. Bahkan, hingga kemarin sore, petugas gabungan berupaya memadamkan api yang masih menyala meski skalanya mulai mengecil.
Meski belum diketahui angka kualitas udara di Samarinda secara resmi dari pihak terkait, asap aroma tak sedap terus meluas. Media ini mencoba menelusuri dari situs web IQAir. Dari laman resmi yang dijelaskan, indeks kualitas udara di Samarinda mencapai angka 65 berdasarkan update pukul 21.00 Wita.
Berdasarkan angka, kualitas udara kategori baik nilainya 1–50. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dengan kategori Baik memiliki rentang nilai 1–50. Artinya tingkat mutu udara yang sangat baik. Tidak memberikan efek negatif terhadap manusia, hewan dan tumbuhan. Sementara itu, kategori sedang di angka 51-100. Jika dilihat dari laman resmi IQAir, artinya kualitas udara Kota Tepian masih dalam kategori sedang.
Kebakaran di TPA Bukit Pinang Samarinda tak kunjung padam hingga kemarin. Tim pemadam gabungan terus mencari titik-titik api baru. Seluruh area lereng TPA tersebut sudah terbakar. Sumber air yang minim, tim gabungan memanfaatkan air limbah sampah di sisi utara TPA. Sedangkan sisi barat, tim gabungan memanfaatkan danau di samping Posko 11 Disdamkar Samarinda.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli juga mendatangi eks TPA Bukit Pinang. “Kami tinjau bersama tim wali kota untuk akselerasi pembangunan (TWAP) wali kota untuk memantau lokasi. Dan mencari apa saja yang bisa dilakukan untuk intervensi penanganan. Tadi di lapangan hasil koordinasi dengan tim pemadam kebakaran, yang dibutuhkan adalah personel yang membantu melakukan penyemprotan. Jadi tadi kami sudah koordinasi dengan Pak Dandim, kami masing-masing kirim 1 peleton, untuk backup tim pemadam dan relawan. Juga saya sudah koordinasi dengan Kepala BPBD Samarinda untuk posko dan dapur umum anggota di lapangan,” tegasnya.
Soal dugaan penyebab kebakaran, Ary menegaskan masih melakukan penyelidikan jajarannya di lapangan. “Anggota masih cek, Mas,” sebutnya.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Samarinda Hendra AH mengatakan, api sulit dipadamkan lantaran sudah merembet hingga dasar TPA yang mengandung gas metana. “Jadi terus menyala,” bebernya. Namun, pihaknya terus melakukan upaya pemadaman dengan menggunakan ekskavator dari DLH. “Minta bantuan ekskavator membuka lapisan sampah lalu disiram,” tegasnya.
Kendala terbesar selain sumber air yang minim, angin kencang juga semakin mempercepat perluasan api. Hal itu membuat asap meluas ke permukiman warga. (dra/k8/jpg/hnd)