PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO-Tim Satgas Pangan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan pemantauan harga kebutuhan pohok di Pasar Besar, Palangka Raya, Jumat pagi (22/9).
Dari pengecekan itu diketahui beberapa harga barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Salah satunya beras. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalteng Taufik Saleh yang turut ikut dalam pemantauan tersebut mengatakan, sejauh ini stok komoditas penting masih tercukupi. Memang, ada catatan penting untuk komoditas beras, gula pasir, dan minyak goreng yang mengalami kenaikan.
Kalau beras, masalahnya sangat struktural. Pertama, ada gangguan proses tanam dan fenomena el nino yang terjadi sampai saat ini. Kemudian, impor yang tidak gampang seperti dahulu. Beberapa beras selisih harganya bervariasi, antara Rp1.000-2.000 per kilogram.
“Dengan begitu (kenaikan beras, red) memicu inflasi yang kemungkinan akan naik pada akhir September ini,” ujarnya.
Untungnya, lanjut Taufik, Kalteng didukung dengan harga bawang merah yang stabil dan tidak ada gejolak. Sedangkan, cabai rawit masih ada panenan di berbagai wilayah di Kalteng, sehingga dapat membantu mengendalikan inflasi.
“Termasuk dengan adanya operasi pasar yang dapat membantu masyarakat mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” katanya.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko, mengatakan, ketersedian pasokan di Kalteng relatif aman, meski harga beras masih bervariasi di pasaran. Ketersediaan beras di gudang Bulog saat ini tercukupi. Dari hasil pemantauan, bawang merah harganya relatif murah.
Namun harga bawang putih masih terbilang tinggi. Dengan naiknya harga beras, maka perlu memastikan stok yang cukup untuk beberapa bulan ke depan. “Untuk beras, kami (Kalteng, red) terbantu panen perdana di Pulang Pisau dan Barito Selatan, yang membantu menekan inflasi,” ucapnya.
Pemprov Kalteng akan kembali melanjutkan operasi pasar. Selain di Palangka Raya, juga akan dilakukan di Sampit dengan menyediakan tiga komoditas, yakni beras, gula, dan minyak goreng. Ada dua program yang diharapkan dapat mengendalikan harga di pasaran. Yakni program
bantuan pangan yang direalisasikan sampai November mendatang. Juga dan program SPHP dari Bulog dengan menentukan harga eceran tertinggi (HET) Rp11.500, yang diharapkan dapat dimaksimalkan dengan menambah toko-toko penyalur. Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Wilayah Bulog Kalteng Budi Cahyanto mengimbau masyarakat untuk membeli beras bermerek SPHP berwarna hijau. Harganya Rp11.500 per kilogram dan tersedia di seluruh pasar wilayah Kalteng.
“Jangan khawatir, stok aman dan cukup. Upaya kami adalah dengan menggelar operasi pasar. SPHP itu merupakan beras yang sudah dikemas 5 kg. Kami sudah edarkan ke seluruh pasar,” pungkasnya. (ovi/ram/kpg/ind)