PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah dr Suyuti Syamsul mengimbau agar orangtua tak perlu panik ketika anak terpapar Covid-19 dan menjalankan isolasi mandiri di rumah.
“Langkah yang sebaiknya diambil adalah dengan melakukan perawatan dan isolasi mandiri anak di rumah serta tenangkan anak. Jelaskan mengapa anak harus diisolasi yaitu menjaga orang lain juga tetap sehat,” kata Suyuti Syamsul, Kamis (1/7).
Menurut Suyuti, orangtua dan pengasuh yang mengasuh anak dengan konfirmasi positif maka dapat menghindari beberapa aktivitas selama melakukan isolasi mandiri di rumah. Seperti paparan air liur dan cairan tubuh lainnya, hindari mencium dan kontak fisik lainnya.
“Jika anak sudah mandiri, maka carikan aktivitas yang dapat dikerjakannya. Lakukan aktivitas luar ruangan untuk mengganti suasana. Yang sebaiknya merawat anak adalah orangtua atau pengasuh risiko rendah untuk bergerak berat (lansia seorang dengan komorbit),” tambahnya.
Selain itu, jika orangtua positif dan anak negatif, mungkin anak masih dalam masa inkubasi, maka hindari menitipkan anak kepada pengasuh dengan risiko tinggi. Orangtua atau pengasuh yang negatif namun mengasuh anak, harus melakukan isolasi setelah anak selesai isolasi. Jika memungkinkan, cukup satu orangtua atau pengasuh saja yang mengasuh anak.
Protokol kesehatan (prokes) yang dilaksanakan di rumah adalah tentukan zona pasien, upayakan ventilasi yang baik, bila memakai kamar mandi, maka anak yang positif menggunakan paling akhir dan beri jarak dengan pemakai kamar mandi lainnya. Dianjurkan memakai masker dengan tepat.
Istirahat masker jika anak berada di ruang sendiri. Masker tak perlu digunakan pada anak kecil saat tidur. Selalu menggunakan masker dan pelindung mata, sarung tangan sekali pakai. Pengasuh mencuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan anak positif. Buang masker dan sarung tangan di tempat plastik.
Menjaga jarak saat tidur. Mandi dan ganti baju terlebih dahulu. Cuci baju anak dan pengasuh secara terpisah. Jangan makan makanan sisa anak. Menjaga kesehatan dan minum suplemen.
“Pemantauan harus terus dilakukan kepada anak seperti suhu, laju napas, saturasi oksigen, asupan makanan, aktivitas anak dan tandatanda dehidrasi, gejala lain seperti batuk bertambah, gangguan penciuman, batuk, muntah dan diare,” tambahnya. Orangtua dan pengasuh juga perlu melakukan pemantauan dua kali sehari yaitu pagi dan sore.
Tanda bahaya yang harus diperhatikan orangtua terhadap anak, antara lain anak banyak tidur, napas cepat, cekungan di dada, hidung kembang kempis, saturasi oksigen kurang dari 95 %, muntah mencret dan tidak masuk asupan, tan da dehidrasi, kejang, demam terus menerus disertai mata merah, ruam dan leher bengkak, anak dengan penyakit penyerta, sebaiknya segera menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan lainnya yang menangani covid-19.
Aktivitas yang perlu dilakukan selama isolasi mandiri adalah tetap di rumah selama 14 hari, menggunakan kamar terpisah, jaga jarak setidaknya 1 meter dengan keluarga lainnya, menggunakan masker, mengukur suhu tubuh dan observasi gejala klinis, hindari pemakaian bersama peralatan makan dan lainnya, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, berada di ruang terbuka dan sinar matahari pagi, jaga kebersihan dan hubungi dokter jika mengalami keburukan kondisi.
“Semoga hal ini menjadi perhatian bagi orangtua dan masyarakat semuanya untuk mengatasi pandemi yang tengah mewabah selama ini, guna meminimalisir penyebaran virus corona atau memutus mata rantai,” tutupnya.