Site icon Prokalteng

Normalisasi Dilakukan Bertahap, Pengerukan Sungai Mentawa Kurang Lebih 3,6 Km

Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor didampingi sekda Fajrurrahman saat meninjau pengerukan sungai Mentawa memakai excavator amfibi, Senin (24/6). (FOT : BAHRI/KP)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H.Halikinnor. Meninjau normalisasi atau pengerukan sungai Mentawa di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang yang di lakukan oleh Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (SDABMBKPRKP) dengan memakai ekskavator amfibi.

“Kita melihat pengerukan sungai Mentawa yang ada di wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, kita lihat sungai itu cukup lebar tetapi dangkal, normalisasi ini dilakukan bertahap sampai hingga muara sungai mentaya, harapan kita air agar air dapat lancar menuju muara,” kata Halikin, Senin (24/6) usai meninjau pengerukan tersebut.

Dirinya berharap, normalisasi sungai tersebut dapat mempercepat aliran air di wilayah perkotaan. Karena Sampit wilayah yang lebih rendah dari permukaan laut membuatnya rawan banjir jika terjadi hujan dan pasang air sungai bersama-sama.

“Dengan pengerukan yang dilakukan ini, minimal jika terjadi banjir, maka air akan cepat surut karena sungai-sungai bersih dan air dapat mengalir lancar,” ujar Halikin.

Ia juga mengajak masyarakat mendukung upaya pemerintah daerah meminimalisir banjir di Kota Sampit. Dan mengimbau masyarakat yang memiliki kesadaran untuk membongkar bangunan yang menjorok ke sungai agar ekskavator amfibi mampu bermanuver maksimal untuk mengeruk dasar sungai.

“Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Karena kalau pun sudah dikeruk namun tetap membuang sampah, sungai akan dangkal kembali,  Sementara untuk normalisasi ini butuh biaya,”tutupnya.

Sementara Kepala Dinas SDABMBKPRKP Mentana Dhinar Tristama mengatakan, pengerukan sungai Mentawa akan dilaksanakan sepanjang kurang lebih 3,6 kilometer, mulai dari jalan Kopi Selatan hingga sampai Jembatan di Pasar Sejumput 600 meter lalu kembali lagi ke atas kurang lebih 3 km dari panjang keseluruhan sungai ini 6 km,

“Adapun pengerukan sungai menghadapi kendala cuaca dimana hujan dan pasang air sungai menyebabkan ekskavator amfibi tidak dapat bergerak, selain itu kendala juga adalah banyaknya bangunan yang menjorok kesungai sehingga menyulitkan untuk melakukan pengerukan,” tutupnya.(bah/kpg)

Exit mobile version