Site icon Prokalteng

Gegara Ikuti Google Maps, Mobil Terjun dari Jembatan Setinggi 15 Meter di India

Penampakan mobil yang terjun dari jembatan ketinggian 15 meter di India yang menewaskan 3 orang. (Foto: X @afroasyatoday)

SEBUAH insiden tragis terjadi di Distrik Bareilly, Uttar Pradesh, India, pada Sabtu (23/11). Tiga orang tewas setelah mobil mereka terjun ke Sungai Ramganga dari ketinggian sekitar 15 meter.

Kecelakaan ini terjadi akibat pengemudi mobil mengikuti petunjuk arah dari Google Maps yang ternyata mengarahkan mereka ke sebuah jembatan yang belum selesai dibangun.

Dilansir dari India Today, Rabu (27/11), para korban sedang dalam perjalanan menuju acara pernikahan di Bareilly.

Dua korban telah diidentifikasi sebagai Vivek dan Amit, sementara identitas korban ketiga masih dalam proses penyelidikan.

Polisi setempat mengatakan bahwa mobil yang diketahui sebagai Wagon R ditemukan keesokan harinya dalam kondisi rusak parah.

Menurut laporan, mobil tersebut awalnya melaju mengikuti petunjuk dari aplikasi Google Maps.

Namun, aplikasi tersebut tidak memberikan peringatan bahwa jembatan yang dilalui belum selesai dan tidak memiliki penghalang atau tanda peringatan di ujungnya.

Akibatnya, mobil meluncur ke dalam sungai dari ketinggian sekitar 15 meter.

Petugas polisi yang tiba di lokasi menyampaikan bahwa jembatan tersebut sebelumnya rusak akibat banjir besar yang melanda wilayah tersebut. Sayangnya, kerusakan tersebut tidak tercatat di sistem navigasi digital.

“Pukul 09.30 pagi hari ini, sebuah mobil rusak ditemukan di Sungai Ramganga. Polisi mendapat informasi dan tiba di tempat kejadian. Ketika polisi tiba, mereka melihat Wagon R di sungai. Mobil itu melaju ke jembatan yang belum selesai dan jatuh ke sungai dari sana,” ujar salah seorang petugas polisi.

“Mayat-mayat ditemukan dan dibawa untuk diautopsi. Identitas dua orang, Amit dan Vivek, telah dikonfirmasi. Rincian lebih lanjut tentang identitas orang ketiga sedang dikerjakan,” tambahnya.

Polisi juga mencatat bahwa tidak adanya rambu atau pembatas di lokasi menjadi faktor utama kecelakaan ini. Selain itu, tidak ada laporan mengenai peringatan dari pihak konstruksi terkait kondisi jembatan.

Keluarga korban mengecam kelalaian pihak berwenang yang dianggap bertanggung jawab atas kejadian ini. Mereka menyoroti kurangnya pengamanan di lokasi pembangunan jembatan.

“Mengapa jembatan itu tidak diberi pembatas? Pihak berwenang harus bertanggung jawab atas kejadian ini,” ujar salah satu anggota keluarga korban. Mereka juga mendesak agar laporan polisi diajukan terhadap departemen konstruksi yang bertanggung jawab atas proyek jembatan tersebut.

Menanggapi kejadian ini, pihak Google menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Dalam pernyataannya, juru bicara Google mengatakan bahwa perusahaan akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki lebih lanjut insiden ini.

“Kami menyampaikan belasungkawa yang terdalam kepada keluarga korban. Kami akan bekerja sama dengan pihak berwenang dan mendukung penyelidikan,” ujar perwakilan Google, seperti dilansir dari India Today.

Insiden dengan cepat mendapat perhatian luas di media sosial setelah berita kecelakaan diunggah oleh akun Instagram @detikcom.

Banyak netizen menyoroti pentingnya kehati-hatian saat menggunakan peta digital dan mengecam kurangnya pengawasan terhadap proyek infrastruktur.

“Itu jalan belum jadi… Emang gak dikasih tanda kah?” tulis akun @d***.

“Apakah Google bisa dituntut?” ujar akun @e***.

“Yang salah juga adalah yang bikin jembatan. Harusnya tutup aksesnya,” ujar akun @r*** menambahkan.

Tragedi ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak, baik pengguna aplikasi navigasi, pengembang teknologi, maupun pemerintah.

Pengguna aplikasi peta digital diimbau untuk tetap waspada dan tidak sepenuhnya bergantung pada teknologi. Sementara itu, pihak berwenang juga perlu memastikan bahwa proyek infrastruktur yang belum selesai dilengkapi dengan tanda peringatan dan penghalang untuk mencegah kecelakaan.

Di sisi lain, pengelola aplikasi navigasi seperti Google juga diharapkan dapat memperbarui data peta secara lebih responsif, terutama di wilayah-wilayah yang infrastrukturnya sering berubah akibat bencana atau proyek konstruksi. (aul/jay/jpg)

 

 

Exit mobile version