Site icon Prokalteng

Satu Dari Seratus Kelahiran Bayi Dapat Alami Kelainan Jantung Bawaan

satu-dari-seratus-kelahiran-bayi-dapat-alami-kelainan-jantung-bawaan

Para
orang tua, khususnya ibu hamil, perlu memperhatikan kesehatan calon bayinya.
Khususnya terkait kelainan jantung bawaan. Apalagi kelainan ini dapat terjadi
pada satu dari seratus kelahiran bayi.

Penyakit
jantung bawaan (PJB) juga dikenal dengan nama congenital heart disease. Dokter
spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospital Silampari dr Novi Yanti
Sari SpJP mengatakan kelainan jantung bawaan itu adalah kelainan pada struktur
dan fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir. Kondisi itu dapat mengganggu
aliran darah dari dan ke jantung. Sehingga bisa berakibat fatal jika dibiarkan.

Lebih
lanjut Novi mengatakan PJB merupakan penyebab cacat lahir yang paling sering
ditemui dengan tingkatan kondisi yang beragam. Sebagian kondisi hanya
memerlukan pemantauan rutin. “Sebagian lainnya memerlukan operasi hingga
transplantasi (penggantian, Red) jantung”, sebut Novi melalui webinar Jumat
(24/7) dari Siloam Hospital Silampari.

Seperti
diketahui organ jantung manusia terbagi menjadi empat ruang. Yaitu dua atrium
(serambi) dan dua ventrikel (bilik). Masing-masing di sisi kanan dan kiri.
Atrium kanan berfungsi menerima darah kotor dari seluruh tubuh. Darah yang
masuk ke atrium kanan akan dipompa ke ventrikel kanan, kemudian ke paru-paru.

“Pada
penderita penyakit jantung bawaan, siklus dan aliran darah ini akan terganggu”
jelasnya. Gangguan itu bisa disebabkan oleh gangguan pada katup, ruang jantung,
septum (dinding penyekat antar ruang jantung), atau pembuluh darah dari dan ke
jantung. Gangguan aliran darah ini akan menimbulkan keluhan dan gejala pada
penderitanya.

Penyakit
atau kelainan  jantung bawaan itu bisa
dilakukan deteksi dini. Seperti anak sulit bernafas atau malah bernafas cepat.
Kemudian bibir, lidah, dan kuku berwarna kebiruan. Susah makan serta penurunan
berat badan. Keringat keluar berlebihan, denyut nadi lemah, serta sejumlah
indikasi lainnya.

Deteksi
dini gejala PJB itu disebabkan sejumlah faktor. Seperti adanya infeksi Rubella,
ibu yang mengonsumsi obat-obatan, merokok dan minuman beralkohol pada ibu
hamil. “Faktor keturunan juga adanya riwayat diabetes turut mempengaruhi
terjadinya PJB”, kata Novi.

Meskipun
begitu PJB atau kelainan jantung bawaan itu bisa dicegah. Diantaranya
mengingatkan pentingnya perawatan bayi sejak dalam kandungan, pemeriksaan TORCH
sebelum kehamilan, konsultasi dengan dokter selama kehamilan, serta hindari
asap rokok, obat-obatan terlarang dan minuman beralkohol.

Exit mobile version