PALANGKA RAYA-Musyawarah olahraga provinsi (musorprov) Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) Kalteng yang berakhir deadlock alias menemui jalan
buntu ternyata berefek buruk. Kondisi ini mengganggu persiapan cabang olahraga
(cabor) Kalteng menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. Bahkan terancam batal ikut ambil bagian pada
multieven empat tahunan yang dilaksanakan di Papua tersebut.
Pemprov Kalteng tidak
bisa menyembunyikan kekecewaanya melihat hasil Musorprov yang berlangsung 21
Desember lalu. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalteng sudah melaporkan
hasil ini kepada Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran.
“Pada intinya sangat
menyayangkan kesempatan yang baik untuk dapat menyusun kepengurusan KONI (belum
terlaksana). Mengingat waktu yang sudah sangat pendek menghadapi PON 2020 di
Papua mendatang,†ucap Kadispora Kalteng Falery Tuwan menyampaikan sikap resmi
Pemprov Kalteng menyikapi hasil Musorprov kepada media di ruang kerjanya, Senin
(23/12).
Sebagaimana diketahui
bersama, lanjut Falery, kualifikasi PON atau Pra-PON sudah berjalan sangat baik,
dan perolehan medali untuk Kalteng sangat kelihatan mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya.
“Dari dayung juga sudah
ada beberapa emas. Ditambah dengan Menembak, Takraw, Volly Pantai, Dayung,
Sepakbola Putri, Softball, Panahan, Tinju, Atletik, Catur, Bulutangkis, Panjat
Tebing, Binaraga, Billiard, Sepeda, Golf, Bermotor dan Tenis Meja yang juga
meraih medali dan lolos PON,†terangnya lagi.
Namun hal itu sangat
disayangkan karena tidak dibarengi dengan kinerja KONI provinsi, yang mengatur
para anggotanya sehingga akan sangat menghambat pembinaan olahraga di Kalteng.
“Bahkan kita
memprediksi bahwa Kalteng terancam tak dapat mengikuti PON tahun 2020, karena
semua persiapan jelang PON baik pendaftaran, pembinaan olahraga, pelatda dan
lain-lain pasti melalui KONI. Sementara KONI belum menghasilkan apa-apa,
terutama pada Musorprov yang lalu,†tegasnya.
Maka selaku pemerintah
tentu sangat prihatin dengan kondisi ini. Selain itu juga tentu sangat kecewa
dengan cara penyelesaian musyawarah yang tidak menghasilkan mufakat.
“Padahal sebelum
musyawarah berlangsung dengan alotnya, kami sempat menginstruksi untuk
memanggil kedua bakal calon. Pada intinya keduanya harus bekerjasama. Sebab
waktu sudah tidak memungkinkan,†tuturnya.
Dengan kondisi ini maka
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran tentu sangat prihatin dan kecewa. Artinya
KONI sendiri dipertanyakan dan semua atlet bakal menjadi korban karena waktu
penyelesaian akan memakan waktu dan belum dapat dipastikan kapan selesai.
Selain itu gubernur
juga sangat menyayangkan karena arahan pemerintah melalui gubernur, tidak
diindahkan oleh kedua bakal calon. Sehingga olahraga yang menjadi korban.
“Gubernur melihat kedua
sosok ini layak menjadi ketua umum KONI Kalteng, sehingga harus bekerja sama
untuk memajukan olahraga di Bumi Tambun Bungai,†beber Falery.
Apapun permasalahan
yang terjadi, tentu kembali kepada anggota KONI yang ada. Pemerintah hanya
menerima laporan dan memantau berupa pengawasan.Tetapi tidak berhak untuk
mencampuri rumah tangga KONI.
Sementara itu sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) II Bidang
Organisasi, Litbang dan Hukum KONI Pusat, Nanang
Djuana menuturkan, karena musorprov ini belum tuntas dengan kata lain
deadlock, maka bukan hal yang luar biasa.
“Cuman untuk
pelaksanaan selanjutnya adalah karateker yang akan ditunjuk oleh KONI pusat,
sebagai ketua KONI Provinsi Kalteng dengan tugas merencanakan, mempersiapkan
dan melaksanakan musorprovlub,â€kata Nanang kepada awak media usai menghadiri Musprov
KONI di Hotel Royal Global Palangka Raya, Sabtu malam (21/12).
Dengan adanya deadlock
menurutnya, maka tidak ada potensi apapun yang berpengaruh terhadap olahraga di
Kalteng. Hanya waktu perlu ditunda pelaksanaan musyawarah.
“Setelah kita dapat
laporan dari pimpinan sidang ini dengan rekomendasi yang ada. Laporan cepat disampaikan,
maka akan makin cepat agenda pelaksanaan musorprovlub bantinya,â€tuturnya.
Selain itu, penjaringan
akan dilakukan dari awal lagi. Akan ada tim penjaringan dan penyaringan baru
yang dibuat oleh karateker dan semuanya merupakan orang KONI pusat untuk
mengambil langkah kedepan.
Untuk diketahui dua calon yang mendaftar sebagai
calon ketua umum KONI Kalteng periode 2020-2024 adalah Rahmadi G Lentam dan
Christian Sancho. Musorprov berlangsung memanas, antarpeserta bersitegang dan
saling sahut-sahutan. Alhasil, kegiatan yang dilaksanakan dari pagi hingga
tengah malam itu menemui jalan buntu alias deadlock. (nue/ala)