25.2 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Jersey Lokal Lebih Masuk Akal

JAKARTA-Klub-klub Liga 1 musim ini kian percaya
diri menggunakan jersey lokal hingga buatan sendiri. Di antara 18 klub, 17 tim
memilih produk dalam negeri.

Alasannya beragam. Tapi, yang paling utama,
keuntungan lebih besar menjadi motivasi utama kenapa klub-klub tersebut memilih
menolak apparel internasional di Liga 1 musim ini.

Persela Lamongan, misalnya, memutuskan akan
menggunakan apparel baru. Bukan lagi produk apparel dari luar negeri. Bukan
pula apparel yang sudah punya nama di dalam negeri. Tapi, Persela memutuskan
menggunakan apparel sendiri. Namanya Octagon. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, Octagon berarti segi delapan. ”Segi delapan berarti sesuatu yang
tidak putus. Berkesinambungan. Itu alasan kami menggunakan nama tersebut,” kata
Kepala Bisnis dan Marketing Persela Rizal Jamhari.

Keputusan menggunakan apparel sendiri tersebut
tidak datang begitu saja. Langkah itu diambil Persela setelah melakukan diskusi
panjang di internal. Terutama menyangkut keuntungan penjualan jersey yang
sepenuhnya masuk ke kantong Persela. Selain itu, Laskar Joko Tingkir –julukan
Persela– bisa lebih leluasa dalam mendesain kostum sekaligus memproduksinya.
Dengan begitu, Persela tidak terlalu bergantung pada apparel yang digandeng.
”Untuk produksinya, kami menggandeng perusahaan tekstil dari daerah Jawa
Barat,” terang Rizal.

Untuk menghadapi kompetisi Liga 1 musim 2020,
Persela telah menyiapkan dua kostum. Kostum utama berwarna biru muda dengan
motif garis-garis diagonal. Kostum kedua berwarna biru dongker. Di luar itu,
juga ada tiga jenis kostum latihan berwarna biru muda, biru dongker, dan putih.

”Semoga langkah ini membuat kami bisa semakin
baik lagi. Terutama dari sisi penyediaan kostum untuk tim dan konsumsi publik,”
ujarnya.

Baca Juga :  Liga 3 Tetap Dijalankan! Digelar Mulai 3 Januari 2022 di Palangka Raya

Keputusan yang diambil Persela juga dilakukan
Bhayangkara FC. Musim lalu, tim berjuluk The Guardians itu menggunakan apparel
dari Italia, Lotto. Tapi musim ini memutuskan menggunakan apparel lokal Specs.
Alasannya hampir sama dengan Persela. Satu hal yang membedakan adalah
Bhayangkara FC ingin lebih merakyat. Menurut COO Bhayangkara FC Sumardji,
pihaknya memutuskan menggunakan apparel lokal agar harga belinya lebih
terjangkau masyarakat.

’’Kami memang sengaja cari yang termurah dan
terjangkau,’’ tuturnya.

Dia mengakui, Bhayangkara FC tidak punya banyak
suporter seperti klub Liga 1 lain. Dengan menggandeng apparel lokal,
dia berharap masyarakat bisa membeli dan akhirnya fans Bhayangkara FC
bertambah. ’’Ya semoga semua bisa memiliki jersey Bhayangkara FC,’’ harapnya.

Klub ibu kota juga berubah. Jika musim lalu
menggunakan apparel lokal, kali ini Persija Jakarta mencoba untuk memproduksi
jersey sendiri dengan brand Juara.

Perbedaan antara Specs dan Juara terdapat pada
eksklusivitas. Sebab, produksi Juara khusus untuk Persija. Sementara itu, Specs
diketahui juga menjadi apparel berbagai tim lokal seperti Bhayangkara FC dan
Persipura Jayapura. Terdapat beberapa perbedaan dalam kerja sama itu jika
dibandingkan dengan produsen sebelumnya. Apparel yang sekarang tak sekadar
mendukung perlengkapan bertanding Andritany Ardhiyasa dkk. Tapi, juga meliputi
produksi berbagai merchandise yang bisa dimiliki pendukung Persija, The
Jakmania.

Ketika dirilis pada Minggu (23/2), jersey yang
dibanderol Rp 799.000 itu terbilang cukup laris di pasaran. Tampilannya yang
elegan dengan mendapat sertifikat keaslian tentu saja menjadi daya tarik
tersendiri. Terutama bagi pengoleksi jersey. Jersey tersebut juga mudah
didapatkan. Mulai melalui akun belanja online, Garuda Store yang berada di
kawasan Senayan, hingga tersebar di Pengurus Pusat The Jakmania.

Baca Juga :  Segera Dinikahi Pickford

Lantas, apa alasan Persija menggunakan jersey
buatan sendiri? Direktur Marketing dan Bisnis Persija Jakarta Andhika Suksmana
menuturkan, kerja sama tersebut menjadi terobosan bagi tim ibu kota. Sebab,
selain jersey, Juara akan memasarkan pernak-pernik semua tentang Persija.

Bersama dengan apparel Juara, pihaknya
mengeksplorasi potensi kreatif di merchandising. Mulai perlengkapan yang
berkaitan dengan seragam latihan, pertandingan, hingga lifestyle di luar
lapangan yang sesuai tren saat. ’’Kami harap di musim ini apparel baru dapat
memberikan semangat yang baru juga bagi tim,” katanya.

Sementara itu, CEO Juara Mochtar Sarman
menjanjikan desain-desain terbaik untuk Persija dan merchandise menarik serta
komplet. ’’Tentunya dengan kualitas terbaik untuk The Jakmania,” ucapnya.

Nah, satu klub yang masih setia menggunakan
apparel internasional adalah PSM Makassar. Bahkan, Liga 1 2020 merupakan musim
kedua apparel asal Inggris, Umbro, menyuplai kebutuhan tim. Tentu, gengsi
menjadi alasan utama walau harganya cukup mahal untuk kalangan pencinta sepak
bola nasional.

Hal tersebut diungkapkan CEO PSM Munafri
Arifuddin. Dia mengatakan memilih Umbro karena melihat kelasnya yang jadi brand
internasional dan telah lama mendukung klub-klub besar di dunia, dari sisi
bisnis cukup menguntungkan bagi PSM. ’’Umbro sangat berpengalaman dalam
menyediakan apparel bagi tim-tim besar di dunia. Tentu kerja sama ini akan
menguntungkan bagi kedua pihak,’’ katanya.( rid/fim/raf/c7/ttg)

JAKARTA-Klub-klub Liga 1 musim ini kian percaya
diri menggunakan jersey lokal hingga buatan sendiri. Di antara 18 klub, 17 tim
memilih produk dalam negeri.

Alasannya beragam. Tapi, yang paling utama,
keuntungan lebih besar menjadi motivasi utama kenapa klub-klub tersebut memilih
menolak apparel internasional di Liga 1 musim ini.

Persela Lamongan, misalnya, memutuskan akan
menggunakan apparel baru. Bukan lagi produk apparel dari luar negeri. Bukan
pula apparel yang sudah punya nama di dalam negeri. Tapi, Persela memutuskan
menggunakan apparel sendiri. Namanya Octagon. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, Octagon berarti segi delapan. ”Segi delapan berarti sesuatu yang
tidak putus. Berkesinambungan. Itu alasan kami menggunakan nama tersebut,” kata
Kepala Bisnis dan Marketing Persela Rizal Jamhari.

Keputusan menggunakan apparel sendiri tersebut
tidak datang begitu saja. Langkah itu diambil Persela setelah melakukan diskusi
panjang di internal. Terutama menyangkut keuntungan penjualan jersey yang
sepenuhnya masuk ke kantong Persela. Selain itu, Laskar Joko Tingkir –julukan
Persela– bisa lebih leluasa dalam mendesain kostum sekaligus memproduksinya.
Dengan begitu, Persela tidak terlalu bergantung pada apparel yang digandeng.
”Untuk produksinya, kami menggandeng perusahaan tekstil dari daerah Jawa
Barat,” terang Rizal.

Untuk menghadapi kompetisi Liga 1 musim 2020,
Persela telah menyiapkan dua kostum. Kostum utama berwarna biru muda dengan
motif garis-garis diagonal. Kostum kedua berwarna biru dongker. Di luar itu,
juga ada tiga jenis kostum latihan berwarna biru muda, biru dongker, dan putih.

”Semoga langkah ini membuat kami bisa semakin
baik lagi. Terutama dari sisi penyediaan kostum untuk tim dan konsumsi publik,”
ujarnya.

Baca Juga :  Liga 3 Tetap Dijalankan! Digelar Mulai 3 Januari 2022 di Palangka Raya

Keputusan yang diambil Persela juga dilakukan
Bhayangkara FC. Musim lalu, tim berjuluk The Guardians itu menggunakan apparel
dari Italia, Lotto. Tapi musim ini memutuskan menggunakan apparel lokal Specs.
Alasannya hampir sama dengan Persela. Satu hal yang membedakan adalah
Bhayangkara FC ingin lebih merakyat. Menurut COO Bhayangkara FC Sumardji,
pihaknya memutuskan menggunakan apparel lokal agar harga belinya lebih
terjangkau masyarakat.

’’Kami memang sengaja cari yang termurah dan
terjangkau,’’ tuturnya.

Dia mengakui, Bhayangkara FC tidak punya banyak
suporter seperti klub Liga 1 lain. Dengan menggandeng apparel lokal,
dia berharap masyarakat bisa membeli dan akhirnya fans Bhayangkara FC
bertambah. ’’Ya semoga semua bisa memiliki jersey Bhayangkara FC,’’ harapnya.

Klub ibu kota juga berubah. Jika musim lalu
menggunakan apparel lokal, kali ini Persija Jakarta mencoba untuk memproduksi
jersey sendiri dengan brand Juara.

Perbedaan antara Specs dan Juara terdapat pada
eksklusivitas. Sebab, produksi Juara khusus untuk Persija. Sementara itu, Specs
diketahui juga menjadi apparel berbagai tim lokal seperti Bhayangkara FC dan
Persipura Jayapura. Terdapat beberapa perbedaan dalam kerja sama itu jika
dibandingkan dengan produsen sebelumnya. Apparel yang sekarang tak sekadar
mendukung perlengkapan bertanding Andritany Ardhiyasa dkk. Tapi, juga meliputi
produksi berbagai merchandise yang bisa dimiliki pendukung Persija, The
Jakmania.

Ketika dirilis pada Minggu (23/2), jersey yang
dibanderol Rp 799.000 itu terbilang cukup laris di pasaran. Tampilannya yang
elegan dengan mendapat sertifikat keaslian tentu saja menjadi daya tarik
tersendiri. Terutama bagi pengoleksi jersey. Jersey tersebut juga mudah
didapatkan. Mulai melalui akun belanja online, Garuda Store yang berada di
kawasan Senayan, hingga tersebar di Pengurus Pusat The Jakmania.

Baca Juga :  Segera Dinikahi Pickford

Lantas, apa alasan Persija menggunakan jersey
buatan sendiri? Direktur Marketing dan Bisnis Persija Jakarta Andhika Suksmana
menuturkan, kerja sama tersebut menjadi terobosan bagi tim ibu kota. Sebab,
selain jersey, Juara akan memasarkan pernak-pernik semua tentang Persija.

Bersama dengan apparel Juara, pihaknya
mengeksplorasi potensi kreatif di merchandising. Mulai perlengkapan yang
berkaitan dengan seragam latihan, pertandingan, hingga lifestyle di luar
lapangan yang sesuai tren saat. ’’Kami harap di musim ini apparel baru dapat
memberikan semangat yang baru juga bagi tim,” katanya.

Sementara itu, CEO Juara Mochtar Sarman
menjanjikan desain-desain terbaik untuk Persija dan merchandise menarik serta
komplet. ’’Tentunya dengan kualitas terbaik untuk The Jakmania,” ucapnya.

Nah, satu klub yang masih setia menggunakan
apparel internasional adalah PSM Makassar. Bahkan, Liga 1 2020 merupakan musim
kedua apparel asal Inggris, Umbro, menyuplai kebutuhan tim. Tentu, gengsi
menjadi alasan utama walau harganya cukup mahal untuk kalangan pencinta sepak
bola nasional.

Hal tersebut diungkapkan CEO PSM Munafri
Arifuddin. Dia mengatakan memilih Umbro karena melihat kelasnya yang jadi brand
internasional dan telah lama mendukung klub-klub besar di dunia, dari sisi
bisnis cukup menguntungkan bagi PSM. ’’Umbro sangat berpengalaman dalam
menyediakan apparel bagi tim-tim besar di dunia. Tentu kerja sama ini akan
menguntungkan bagi kedua pihak,’’ katanya.( rid/fim/raf/c7/ttg)

Terpopuler

Artikel Terbaru