28.8 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Hasil Panen Jagung Petani Hurung Bunut Memuaskan

KUALA KURUN Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) bersama Kelompok Tani
Lisin Manasa, Desa Hurung Bunut, Kecamatan Kurun sepakat memanen jagung bersama
yang berumur 106 hari dari jenis hibrida BISI 226. Hasilnya terlihat cukup baik
dan menggembirakan.

Kepala DPKP Kabupaten Gumas Kardinal melalui
Sekretaris DPKP Gumas Gampang L Dese mengatakan, proses awal kegiatan
sebenarnya mengalami hambatan terkait dengan musim kemarau, beberapa waktu
lalu. Namun, kalau dilihat pertumbuhan cukup menggembirakan. Sebab, dari hasil
perhitungan sederhana dilakukan PPL dan dibuktikan dari dua tongkol jagung saja
terlihat mencapai enam ons lebih.

”Dengan dilakukannya pemanenan milik kelompok tani
jagung ini dan dibuktikan juga oleh teman dari PPL kita terlihat cukup baik. Selebihnya
petani masuk di dalam hitungan pendapatan mereka. Program ini juga sejalan
dengan pemerintah kita yakni Smart Agro,” sebut Gampang L Dese di tempat panen
jagung, Rabu (27/11).

Baca Juga :  Konsisten Bikin Konten, Warga Dilibatkan sebagai Model

Ke depan, Gamapang melanjutkan, produksi petani bisa
diperkirakan mencapai 15-18 ton kalau tegakannya sesuai hitungan kering panen. Kemungkinan
susutnya juga tidak terlalu banyak, karena standar yang diminta dari pembeli
kadar air maksimal 17 persen.

”Nah, sekarang ini teman-teman, memperkirakan
pengeringan air diperkirakan 11-15 persen. Sekarang untuk pemasaran dari
jagung ini kami sudah bekerja sama dengan Perusda untuk memasarkannya,”
tuturnya.

Ke depan, lanjutnya, pihaknya akan memperhatikan
lagi terkait dengan keluhan petani jagung dan keterkaitan dengan kemampuan
petani dalam menerima teknologi yang smart. Petani harus bisa cerdas dalam
penanganan, pengelolaan, dan pemanfaatannya. Bahkan, sekarang ini lahan
dilakukan dengan metode mekanisasi.

“Kami paham sekarang ini secara teknis petani masih
belum siap. Sehingga inilah tugas kami ke depan baik itu penyuluh dalam
mengatasi sebagian permasalahan itu. Bagi petani yang tidak mampu, nanti akan
dibantu melalui teknologi seperti mekanisasi sekarang ini. Sudah digarap 25
hektar dan hari ini (kemarin, red) dilakukan panen bersama,” pungkasnya.
(okt/uni/nto)

Baca Juga :  Camat dan Kades Sudah Bergerak

KUALA KURUN Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) bersama Kelompok Tani
Lisin Manasa, Desa Hurung Bunut, Kecamatan Kurun sepakat memanen jagung bersama
yang berumur 106 hari dari jenis hibrida BISI 226. Hasilnya terlihat cukup baik
dan menggembirakan.

Kepala DPKP Kabupaten Gumas Kardinal melalui
Sekretaris DPKP Gumas Gampang L Dese mengatakan, proses awal kegiatan
sebenarnya mengalami hambatan terkait dengan musim kemarau, beberapa waktu
lalu. Namun, kalau dilihat pertumbuhan cukup menggembirakan. Sebab, dari hasil
perhitungan sederhana dilakukan PPL dan dibuktikan dari dua tongkol jagung saja
terlihat mencapai enam ons lebih.

”Dengan dilakukannya pemanenan milik kelompok tani
jagung ini dan dibuktikan juga oleh teman dari PPL kita terlihat cukup baik. Selebihnya
petani masuk di dalam hitungan pendapatan mereka. Program ini juga sejalan
dengan pemerintah kita yakni Smart Agro,” sebut Gampang L Dese di tempat panen
jagung, Rabu (27/11).

Baca Juga :  Konsisten Bikin Konten, Warga Dilibatkan sebagai Model

Ke depan, Gamapang melanjutkan, produksi petani bisa
diperkirakan mencapai 15-18 ton kalau tegakannya sesuai hitungan kering panen. Kemungkinan
susutnya juga tidak terlalu banyak, karena standar yang diminta dari pembeli
kadar air maksimal 17 persen.

”Nah, sekarang ini teman-teman, memperkirakan
pengeringan air diperkirakan 11-15 persen. Sekarang untuk pemasaran dari
jagung ini kami sudah bekerja sama dengan Perusda untuk memasarkannya,”
tuturnya.

Ke depan, lanjutnya, pihaknya akan memperhatikan
lagi terkait dengan keluhan petani jagung dan keterkaitan dengan kemampuan
petani dalam menerima teknologi yang smart. Petani harus bisa cerdas dalam
penanganan, pengelolaan, dan pemanfaatannya. Bahkan, sekarang ini lahan
dilakukan dengan metode mekanisasi.

“Kami paham sekarang ini secara teknis petani masih
belum siap. Sehingga inilah tugas kami ke depan baik itu penyuluh dalam
mengatasi sebagian permasalahan itu. Bagi petani yang tidak mampu, nanti akan
dibantu melalui teknologi seperti mekanisasi sekarang ini. Sudah digarap 25
hektar dan hari ini (kemarin, red) dilakukan panen bersama,” pungkasnya.
(okt/uni/nto)

Baca Juga :  Camat dan Kades Sudah Bergerak

Terpopuler

Artikel Terbaru