28.9 C
Jakarta
Thursday, April 18, 2024

Gelombang Tinggi, Nelayan Ujung Pandaran Takut Melaut

SAMPIT – Sekitar dua ratus lebih nelayan pesesir di Desa Ujung
Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupatem Kotawaringin Timur tidak bisa
melaut. Hal ini disebabkan karena gelombang tinggi, yang dikhawatirkan bisa
membahayakan keselamatan mereka.

“Mulai awal bulan Juli
kemarin para nelayan di Desa Ujung Pandaran tidak bisa melaut dikarenakan
gelombang tinggi dan membahayakan keselamatan, sehingga mereka tidak berani
melaut,” kata Camat Teluk Sampit, Juliansyah, Senin (15/7).

Menurut camat, saat gelombang tinggi
seperti saat ini, para nelayan tidak berani memaksakan diri untuk melaut.
Karena risikonya sangat besar. Apalagi para nelayan hanya menggunakan kapal
ukuran 3GT saja, sehingga rawan terbalik jika diterjang gelombang tinggi.

Baca Juga :  Bupati Mura Resmi Terbitkan Surat Larangan Mudik

“Kondisi musiman ini sudah biasa
dihadapi nelayan. Mereka hanya bisa menunggu hingga kondisi laut kembali teduh
dan gelombang tidak terlalu tinggi sehingga aman untuk melaut kembali,”
ujarnya.

Juliansyah juga memgatakan,
biasanya kondisi laut akan normal kembali sekitar September atau Oktober.
Sehingga para nelayan bisa kembali melaut. Mereka menunggu kondisi normal
kembali, para nelayan melakukan perbaikan kapal dan alat tangkap serta ada pula
nelayan yang bekerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

“Sambil menunggu kondisi laut
normal, ini kesempatan mereka untuk memperbaiki perahu dan alat tangkap mereka.
Apabila laut sudah normal, peralatan untuk menangkap ikan sudah siap
semua,” tegasnya. (bah/ens/ctk/nto)

Baca Juga :  Lakukan Vaksin Secara Mandiri Semua Karyawan dan Keluarganya

SAMPIT – Sekitar dua ratus lebih nelayan pesesir di Desa Ujung
Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupatem Kotawaringin Timur tidak bisa
melaut. Hal ini disebabkan karena gelombang tinggi, yang dikhawatirkan bisa
membahayakan keselamatan mereka.

“Mulai awal bulan Juli
kemarin para nelayan di Desa Ujung Pandaran tidak bisa melaut dikarenakan
gelombang tinggi dan membahayakan keselamatan, sehingga mereka tidak berani
melaut,” kata Camat Teluk Sampit, Juliansyah, Senin (15/7).

Menurut camat, saat gelombang tinggi
seperti saat ini, para nelayan tidak berani memaksakan diri untuk melaut.
Karena risikonya sangat besar. Apalagi para nelayan hanya menggunakan kapal
ukuran 3GT saja, sehingga rawan terbalik jika diterjang gelombang tinggi.

Baca Juga :  Bupati Mura Resmi Terbitkan Surat Larangan Mudik

“Kondisi musiman ini sudah biasa
dihadapi nelayan. Mereka hanya bisa menunggu hingga kondisi laut kembali teduh
dan gelombang tidak terlalu tinggi sehingga aman untuk melaut kembali,”
ujarnya.

Juliansyah juga memgatakan,
biasanya kondisi laut akan normal kembali sekitar September atau Oktober.
Sehingga para nelayan bisa kembali melaut. Mereka menunggu kondisi normal
kembali, para nelayan melakukan perbaikan kapal dan alat tangkap serta ada pula
nelayan yang bekerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

“Sambil menunggu kondisi laut
normal, ini kesempatan mereka untuk memperbaiki perahu dan alat tangkap mereka.
Apabila laut sudah normal, peralatan untuk menangkap ikan sudah siap
semua,” tegasnya. (bah/ens/ctk/nto)

Baca Juga :  Lakukan Vaksin Secara Mandiri Semua Karyawan dan Keluarganya

Terpopuler

Artikel Terbaru