25.8 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Lokasi Hiyang Bana Dianggap Kurang Tepat

KASONGAN–Sejumlah anggota
DPRD Kabupaten Katingan menilai lokasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) di
Desa Hiyang Bana, Kecamatan Tasik Payawan, kurang tepat. Pasalnya, lahan untuk
dijadikan lahan pertaniannya merupakan lahan yang banyak terdapat gambutnya.

Anggota DPRD Kabupaten
Katingan Dube menuturkan, di sisi lain setiap musim penghujan kawasan tersebut
menjadi langganan banjir setiap tahunnya.

Jika lahan di tempat itu
dipaksakan untuk dijadikan lahan pertanian, kata dia, maka prosesnya cukup
panjang, yakni antara 15 tahun hingga 20 tahun baru bisa ditanami padi. Itupun
tanahnya harus diberi kapur agar zat asamnya bisa berkurang.

“Kalau berharap dengan lahan
yang ada saat ini, saya yakin warga trans di UPT Hiyang Bana ini sampai
kapanpun sulit mengembangkan usahanya di sektor pertanian,” ujarnya kepada
sejumlah wartawan, Rabu (10/7).

Baca Juga :  Bupati Ingatkan Potensi Kerawanan Distribusi Logistik Pilkada

Oleh sebab itulah, sekarang
ini dari 500 Kepala Keluarga (KK) yang ada di UPT tersebut, 130 KK diantaranya
sudah pulang ke kampung halamannya. Dan sisa 370 KK yang ada di UPT tersebut.
Itupun sebagian besar warga setempat mencari nafkah untuk anak dan isterinya
(keluarganya), di luar UPT tersebut.

“Sebagian besar mereka
bekerja di perkebunan sawit tak jauh dari tempat itu,” ungkapnya.

Selanjutnya dia
mengingatkan, jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Katingan ada wacana untuk
memprogramkan rencana pembukaan UPT baru di Kabupaten Katingan ini, dirinya menyarankan
kepada Pemkab Katingan melalui Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja. Agar
mengetahui lahan tersebut sudah clean and clear, lahan tersebut juga harus
dilakukan pengkajian yang lebih mendalam. Misalnya, apakah tanahnya bebas
banjir, sejauh mana tingkat kesuburan tanahnya, dan lain sebagainya. Sehingga,
ketika warga trans yang ditempatkan di kawasan atau di UPT tersebut tidak
pulang kampung lagi, tapi benar-benar betah untuk menjadi warga Katingan yang
secara tidak langsung mereka ikut membangun bumi Penyang Hinje Simpei ini.

Baca Juga :  85 Desa Menyelenggarakan Musrenbangdes

“Terutama membangun di
sektor pertanian,” jelas pria kelahiran Petak Bahandang Kecamatan Tasik
Payawan. (eri/abe)

KASONGAN–Sejumlah anggota
DPRD Kabupaten Katingan menilai lokasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) di
Desa Hiyang Bana, Kecamatan Tasik Payawan, kurang tepat. Pasalnya, lahan untuk
dijadikan lahan pertaniannya merupakan lahan yang banyak terdapat gambutnya.

Anggota DPRD Kabupaten
Katingan Dube menuturkan, di sisi lain setiap musim penghujan kawasan tersebut
menjadi langganan banjir setiap tahunnya.

Jika lahan di tempat itu
dipaksakan untuk dijadikan lahan pertanian, kata dia, maka prosesnya cukup
panjang, yakni antara 15 tahun hingga 20 tahun baru bisa ditanami padi. Itupun
tanahnya harus diberi kapur agar zat asamnya bisa berkurang.

“Kalau berharap dengan lahan
yang ada saat ini, saya yakin warga trans di UPT Hiyang Bana ini sampai
kapanpun sulit mengembangkan usahanya di sektor pertanian,” ujarnya kepada
sejumlah wartawan, Rabu (10/7).

Baca Juga :  Bupati Ingatkan Potensi Kerawanan Distribusi Logistik Pilkada

Oleh sebab itulah, sekarang
ini dari 500 Kepala Keluarga (KK) yang ada di UPT tersebut, 130 KK diantaranya
sudah pulang ke kampung halamannya. Dan sisa 370 KK yang ada di UPT tersebut.
Itupun sebagian besar warga setempat mencari nafkah untuk anak dan isterinya
(keluarganya), di luar UPT tersebut.

“Sebagian besar mereka
bekerja di perkebunan sawit tak jauh dari tempat itu,” ungkapnya.

Selanjutnya dia
mengingatkan, jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Katingan ada wacana untuk
memprogramkan rencana pembukaan UPT baru di Kabupaten Katingan ini, dirinya menyarankan
kepada Pemkab Katingan melalui Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja. Agar
mengetahui lahan tersebut sudah clean and clear, lahan tersebut juga harus
dilakukan pengkajian yang lebih mendalam. Misalnya, apakah tanahnya bebas
banjir, sejauh mana tingkat kesuburan tanahnya, dan lain sebagainya. Sehingga,
ketika warga trans yang ditempatkan di kawasan atau di UPT tersebut tidak
pulang kampung lagi, tapi benar-benar betah untuk menjadi warga Katingan yang
secara tidak langsung mereka ikut membangun bumi Penyang Hinje Simpei ini.

Baca Juga :  85 Desa Menyelenggarakan Musrenbangdes

“Terutama membangun di
sektor pertanian,” jelas pria kelahiran Petak Bahandang Kecamatan Tasik
Payawan. (eri/abe)

Terpopuler

Artikel Terbaru