32.6 C
Jakarta
Thursday, April 25, 2024

Debit Air PDAM Menipis, Distribusi Kebutuhan Primer Rumah Tangga Ikut

TAMIANG LAYANG- Debit
air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten Bartim semakin
menipis. Alhasil, distribusi kebutuhan primer rumah tangga khususnya di
wilayah Tamiang Layang, Kecamatan Dusun Timur dan sekitarnya ikut tersendat.

Pjs Direktur PDAM
Bartim Hendroyono mengakui debit sumber air baku yang diambil dari Embung Sirau,
semakin mengering dalam kurun waktu sepekan terakhir. Tetapi, menurut dia,
operasional PDAM tetap berjalan.

“Distribusi air
bergantian selama dua hari sekali untuk arah Polres dan Tamiang Layang,”
ungkap Hendroyono kepada Kalteng Pos, kemarin.

Kejadian serupa juga
dialami PDAM Bartim setiap tahun selama kemarau karena pengaruh alam. Pihaknya
pun hanya bisa berharap adanya hujan supaya debit air kembali normal.

Baca Juga :  Kabinda Kalteng: Penanganan Banjir Harus Aktif Dilakukan Bersama-sama

Menurut Hendroyono,
PDAM sempat memikirkan mencari solusi mengatasi kekeringan sumber air baku.
Diantaranya, dengan menggunakan sumur bor.

Tetapi, sambung dia,
berkaitan sumur bor tersebut kapasitasnya kecil. Jika diperhitungkan akan lebih
banyak menelan dana anggaran hingga puluhan miliar.

Dia menambahkan, dengan
segala upaya PDAM tetap operasional saat ini. Meski hal tersebut sebenarnya
menambah bengkak operasional.

“Karena biaya pengolahan air sama sedangkan
terhadap pelayanan tidak bisa maksimal,” ucapnya. Seraya menyebutkan,
bahwa PDAM membutuhkan 50 liter air perdetik untuk mendistribusikannya kepada
pelanggan agar tetap berjalan normal. (log/abe)

TAMIANG LAYANG- Debit
air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten Bartim semakin
menipis. Alhasil, distribusi kebutuhan primer rumah tangga khususnya di
wilayah Tamiang Layang, Kecamatan Dusun Timur dan sekitarnya ikut tersendat.

Pjs Direktur PDAM
Bartim Hendroyono mengakui debit sumber air baku yang diambil dari Embung Sirau,
semakin mengering dalam kurun waktu sepekan terakhir. Tetapi, menurut dia,
operasional PDAM tetap berjalan.

“Distribusi air
bergantian selama dua hari sekali untuk arah Polres dan Tamiang Layang,”
ungkap Hendroyono kepada Kalteng Pos, kemarin.

Kejadian serupa juga
dialami PDAM Bartim setiap tahun selama kemarau karena pengaruh alam. Pihaknya
pun hanya bisa berharap adanya hujan supaya debit air kembali normal.

Baca Juga :  Kabinda Kalteng: Penanganan Banjir Harus Aktif Dilakukan Bersama-sama

Menurut Hendroyono,
PDAM sempat memikirkan mencari solusi mengatasi kekeringan sumber air baku.
Diantaranya, dengan menggunakan sumur bor.

Tetapi, sambung dia,
berkaitan sumur bor tersebut kapasitasnya kecil. Jika diperhitungkan akan lebih
banyak menelan dana anggaran hingga puluhan miliar.

Dia menambahkan, dengan
segala upaya PDAM tetap operasional saat ini. Meski hal tersebut sebenarnya
menambah bengkak operasional.

“Karena biaya pengolahan air sama sedangkan
terhadap pelayanan tidak bisa maksimal,” ucapnya. Seraya menyebutkan,
bahwa PDAM membutuhkan 50 liter air perdetik untuk mendistribusikannya kepada
pelanggan agar tetap berjalan normal. (log/abe)

Terpopuler

Artikel Terbaru