26.1 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Gara-Gara Pilkada, Ricuh di Halaman Masjid

PROKALTENG.CO-Gesekan antara kubu petahana dan penantang Pilgub Kalsel berujung laporan ke polisi. Salmansyah yang merasa dianiaya melapor ke Satreskrim Polresta Banjarmasin.

"Ini ada bekas merah di lengan, gara-gara ditarik keluar masjid. Lalu luka gores di bibir," kata pria 63 tahun itu.

Yang dilaporkan adalah Jurkani, koordinator hukum dari tim pemenangan Denny Indrayana.

Kronologi versi Salman, saat Denny sedang subuh keliling ke Masjid Nurul Iman di Jalan Prona 1 RT 12, ia yang turut salat berjemaah di sana dituduh Jurkani sebagai penyusup.

Kebetulan, masjid itu berada di Kelurahan Pemurus Baru. Di mana Kecamatan Banjarmasin Selatan akan menggelar PSU.

"Ada 18 pertanyaan dari penyidik. Saya tidak terima dipukul Jurkani," tambah Salman.

Diingatkannya, siapa saja boleh masuk ke masjid untuk beribadah. Jadi ia tak habis pikir mengapa sampai dituduh sebagai penyusup dari tim pemenangan Paman Birin.

"Setahu saya ia seorang pengacara, seharusnya jangan begitu," lanjutnya. "Yang jelas, masalah ini harus diselesaikan di ranah hukum," tegas Salman.

Baca Juga :  Pakai Obat Penenang dan Perangsang, Busyet…Ayah Tiri Cabuli Anaknya

Sementara itu, Jurkani yang dicegat wartawan ketika keluar dari markas Satreskrim Polresta Banjarmasin tampak santai menghadapi pelaporan tersebut.

Versi Jurkani, tim Denny mendapat undangan dari majelis setempat. Awalnya, aman-aman saja. Dalam safari subuh itu, Jurkani berjaga-jaga di luar. Tapi ia sudah curiga sejak dini hari.

"Jam 2 pagi ada sejumlah pria. Diduga preman. Mereka berkumpul dan mondar-mandir di sekitar masjid. Tapi kami abaikan saja," kisahnya.

Setelah salat berjemaah dan tausiah, dua orang memasuki masjid. "Sekitar pukul 06.30 Wita. Kami kan masih di luar. Tiba-tiba seorang rekan memberi tahu ada orang Birin menyusup ke dalam masjid," tambahnya.

Salman duduk di depan batas shaf perempuan. Dan Jurkani mencoleknya dari belakang. "Jadi bukan menendang pakai kaki," tegasnya.

Keduanya saling bersahut-sahutan, lalu keluar menuju halaman masjid. "Maka tak benar terjadi pemukulan di dalam masjid," tukasnya.

Di luar, suasana kian memanas. Lalu, mengapa bibir Salman sampai terluka? Jurkani mengakui ingin melepas masker Salman untuk mengenali wajahnya. Tapi Salman refleks menangkisnya.

Baca Juga :  Jalan Sendiri, Truk BBM "Mampir" ke Warung Bakso

Keduanya hampir saja baku hantam, syukur masih bisa dilerai. Belakangan, video yang merekam pertengkaran tersebut viral di medsos.

"Dia lalu mengabari orang-orang bahwa menjadi korban pemukulan. Suasana jadi gaduh. Seakan-akan omong-kosong ini sudah direncanakan," tukasnya.

Soal kedatangan aparat, dijelaskannya, memang Denny yang menelepon Kapolda Kalsel untuk meminta bantuan pengamanan.

Lalu, mengapa ia tampak sangat santai? Jurkani mengaku setuju dengan tawaran berdamai dari polisi. Tapi Salman menampiknya.

"Kalau saya meladeni, rugi, terbuang waktu. Silakan saja melapor, ikuti saja kasusnya," tutupnya.

Sedangkan Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Rachmat Hendrawan mengatakan, aduan akan diproses. Dia menjamin, polisi takkan berpihak. "Jika ini masalah politik, sudah di luar wewenang kami. Tapi apabila ada unsur pidana, kami tindaklanjuti," tegasnya.

Dia berharap, menjelang PSU semua bisa menahan diri. "Jagalah, agar keadaan kondusif. Jangan mudah terpancing isu. Mahal harganya kalau sampai terhasut," pesannya.

PROKALTENG.CO-Gesekan antara kubu petahana dan penantang Pilgub Kalsel berujung laporan ke polisi. Salmansyah yang merasa dianiaya melapor ke Satreskrim Polresta Banjarmasin.

"Ini ada bekas merah di lengan, gara-gara ditarik keluar masjid. Lalu luka gores di bibir," kata pria 63 tahun itu.

Yang dilaporkan adalah Jurkani, koordinator hukum dari tim pemenangan Denny Indrayana.

Kronologi versi Salman, saat Denny sedang subuh keliling ke Masjid Nurul Iman di Jalan Prona 1 RT 12, ia yang turut salat berjemaah di sana dituduh Jurkani sebagai penyusup.

Kebetulan, masjid itu berada di Kelurahan Pemurus Baru. Di mana Kecamatan Banjarmasin Selatan akan menggelar PSU.

"Ada 18 pertanyaan dari penyidik. Saya tidak terima dipukul Jurkani," tambah Salman.

Diingatkannya, siapa saja boleh masuk ke masjid untuk beribadah. Jadi ia tak habis pikir mengapa sampai dituduh sebagai penyusup dari tim pemenangan Paman Birin.

"Setahu saya ia seorang pengacara, seharusnya jangan begitu," lanjutnya. "Yang jelas, masalah ini harus diselesaikan di ranah hukum," tegas Salman.

Baca Juga :  Pakai Obat Penenang dan Perangsang, Busyet…Ayah Tiri Cabuli Anaknya

Sementara itu, Jurkani yang dicegat wartawan ketika keluar dari markas Satreskrim Polresta Banjarmasin tampak santai menghadapi pelaporan tersebut.

Versi Jurkani, tim Denny mendapat undangan dari majelis setempat. Awalnya, aman-aman saja. Dalam safari subuh itu, Jurkani berjaga-jaga di luar. Tapi ia sudah curiga sejak dini hari.

"Jam 2 pagi ada sejumlah pria. Diduga preman. Mereka berkumpul dan mondar-mandir di sekitar masjid. Tapi kami abaikan saja," kisahnya.

Setelah salat berjemaah dan tausiah, dua orang memasuki masjid. "Sekitar pukul 06.30 Wita. Kami kan masih di luar. Tiba-tiba seorang rekan memberi tahu ada orang Birin menyusup ke dalam masjid," tambahnya.

Salman duduk di depan batas shaf perempuan. Dan Jurkani mencoleknya dari belakang. "Jadi bukan menendang pakai kaki," tegasnya.

Keduanya saling bersahut-sahutan, lalu keluar menuju halaman masjid. "Maka tak benar terjadi pemukulan di dalam masjid," tukasnya.

Di luar, suasana kian memanas. Lalu, mengapa bibir Salman sampai terluka? Jurkani mengakui ingin melepas masker Salman untuk mengenali wajahnya. Tapi Salman refleks menangkisnya.

Baca Juga :  Jalan Sendiri, Truk BBM "Mampir" ke Warung Bakso

Keduanya hampir saja baku hantam, syukur masih bisa dilerai. Belakangan, video yang merekam pertengkaran tersebut viral di medsos.

"Dia lalu mengabari orang-orang bahwa menjadi korban pemukulan. Suasana jadi gaduh. Seakan-akan omong-kosong ini sudah direncanakan," tukasnya.

Soal kedatangan aparat, dijelaskannya, memang Denny yang menelepon Kapolda Kalsel untuk meminta bantuan pengamanan.

Lalu, mengapa ia tampak sangat santai? Jurkani mengaku setuju dengan tawaran berdamai dari polisi. Tapi Salman menampiknya.

"Kalau saya meladeni, rugi, terbuang waktu. Silakan saja melapor, ikuti saja kasusnya," tutupnya.

Sedangkan Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Rachmat Hendrawan mengatakan, aduan akan diproses. Dia menjamin, polisi takkan berpihak. "Jika ini masalah politik, sudah di luar wewenang kami. Tapi apabila ada unsur pidana, kami tindaklanjuti," tegasnya.

Dia berharap, menjelang PSU semua bisa menahan diri. "Jagalah, agar keadaan kondusif. Jangan mudah terpancing isu. Mahal harganya kalau sampai terhasut," pesannya.

Terpopuler

Artikel Terbaru