PROKALTENG.CO-Mulai Kamis (6/5) hari ini, pengetatan mobilisasi moda transportasi mulai diberlakukan. Akibatnya jumlah keberangkatan penumpang pada pelayaran KM Binaiya, Senin (3/5) malam hari di Pelabuhan Loktuan mengalami peningkatan. Bahkan angkanya mendekati batas kuota kapal.
Kepala PT Pelni Cabang Samarinda Syarif Hidayat mengatakan, jumlah penumpang yang naik pada keberangkatan itu berjumlah 485 orang. Masih di bawah batas ketentuan, yakni 500 orang. Jika dikalkulasi slot hanya menyisakan 15 lembar tiket.
“Memang ada peningkatan dibandingkan keberangkatan sebelumnya pada 1 Mei lalu. Karena angkanya saat itu hanya 370 penumpang,” kata pria yang akrab disapa Ujang ini.
Kapal ini bersandar pada 16.05 Wita dan bertolak 5 jam kemudian. Dengan jumlah penumpang turun 99 orang. Rute pelayaran yang sedikit lebih jauh bisa menjadi faktor penyebab peningkatan jumlah penumpang. Mengingat keberangkatan sebelumnya hanya menuju Awerange. Akan tetapi, di pelayaran kali ini menuju Awerange dan Makassar.
“Bisa jadi karena rute sedikit lebih panjang. Tetapi, momentum jelang pelarangan mudik ini sangat berperan besar,” ucapnya.
Sejatinya, kapal ini mampu mengangkut seribu orang. Tetapi, berdasarkan arahan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selama pandemi Covid-19, jumlah yang terakomodasi hanya 50 persen. Ujang menjelaskan keberangkatan kali ini merupakan yang terakhir pada periode pelarangan mudik. Selanjutnya kapal akan menetap di Pelabuhan Makassar. Hingga 17 Mei mendatang.
Ia menerangkan memang ada satu keberangkatan, yakni KM Egon pada 6 Mei mendatang. Namun, pelayaran itu tidak diperkenankan membawa penumpang. Hanya logistik dan angkutan yang diperbolehkan.
Sementara Kasi Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Welly Sakius mengatakan, sesungguhnya penumpang terus berdatangan. Tepatnya sebelum kapal berangkat. Tetapi, pembatasan kuota berakibat pelayanan terhenti sesuai ketentuan.
“Sekira 30-50 penumpang ditolak. Mengingat sistem penjualan tiket langsung terkunci pukul 15.30 Wita,” kata Welly.
Ia menuturkan ketentuan ini berlaku sejak 1 Mei. Seiring turunnya kebijakan dari PT Pelni pusat bahwasanya penjualan tiket tidak dapat melalui agen. Namun, dibuka satu pintu di loket pelabuhan. “Supaya mudah terkontrol penjualannya seiring pembatasan kapasitas,” pungkasnya.