25.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Hilangnya Minat Belajar Siswa Saat Pandemi

PANDEMI Covid-19 di Indonesia sangat mempengaruhi berbagai macam hal, baik itu perekonomian, pendidikan, aktivitas maupun hal lainnya yang memerlukan interaksi secara langsung. Salah satunya proses belajar mengajar dalam bidang pendidikan. Hal ini menyebabkan kegiatan belajar mengajar tidak bisa berjalan dengan optimal.

Terhambatnya proses pembelajaran di sekolah memberikan dampak yang sangat besar, salah satu masalahnya yakni menurunnya minat belajar siswa. Kegiatan di sekolah akan selalu melibatkan interaksi sosial antar warga sekolahnya, secara tidak langsung kegiatan ini akan meningkatkan keterampilan sosial masing-masing individu. Lingkup sekolah yang menjadi media interaksi antar warganya, selain dapat meningkatkan keterampilan sosial, sekolah juga dapat meningkatkan kemampuan intelegensi, moral, kasih sayang, serta minat dan bakat siswa.

Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa sekolah sangatlah berperan penting dalam perkembangan anak didik. Akan tetapi karena kondisi pandemi ini, pada bidang pendidikan menyebabkan proses belajar mengajar menjadi  terhambat dan terkendala.

Pada saat pandemi Covid-19, salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Selat Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas dalam kegiatan belajar mengajarnya melakukan pembatasan. Pembatasan yang dimaksud ialah membagi jadwal setiap kelas untuk hadir 2 kali dalam seminggu,  sehingga siswa harus bergantian pergi ke sekolah. Namun, akibat pandemi ini didapatkan suatu masalah besar yakni menurunnya minat belajar siswa.

Setelah lama tidak bersekolah dan belajar bersama, siswa mengalami penurunan dalam kemampuan membaca dan menulis, banyak siswa yang tidak ingat alphabet (abjad) dan juga angka. Masalah ini dapat ditemui mulai dari kelas 1, kelas, 2, kelas 3, dan kelas 4. Pada kelas 1- kelas 2 banyak siswa yang masih belum mengingat alphabet sedangkan pada kelas 3- kelas 4 tidak sedikit ditemukan siswa yang masih kesulitan membaca dengan lancar.

Para guru yang mengajar di SD tersebut mengatakan bahwa munculnya masalah ini disebabkan karena siswa sudah lama tidak hadir ke sekolah. Selain itu juga, keadaan masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai petani menyebabkan para orang tua siswa tidak memiliki waktu untuk mengajarkan anaknya membaca maupun menulis di rumahnya. Sehingga hal ini menimbulkan penurunan minat baca siswa.

Baca Juga :  Mengapa Harus Blusukan?

Kemampuan membaca dan menulis yang sudah lama tidak diasah, menyebabkan kemampuan siswa dalam mengenali huruf maupun angka menjadi berkurang. Oleh karena itu, ketika siswa diminta hadir kesekolah untuk ikut dalam kegiatan belajar mengajar, banyak yang mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran. Kesulitan yang dimaksudkan, di antaranya: siswa kesulitan untuk memahami instruksi pada buku ajar; kesulitan untuk memahami materi; siswa yang belum pandai membaca lebih tertinggal dari pada siswa yang pandai membaca; dan siswa kesulitan untuk menuangkan ide atau pikiran mereka ketika mengerjakan tugas.

Dengan adanya program kampus mengajar yang bertujuan untuk membantu literasi dan numerasi siswa di sekolah dasar, program ini menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan minat belajar siswa.

Pada SD tersebut, mahasiswa kampus mengajar mengadakan kunjungan ke rumah siswa untuk melakukan pembelajaran tambahan, khusus untuk siswa yang belum pandai membaca berupa belajar mengingat alphabet dan angka yang bertujuan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswanya. Kegiatan kunjungan ini dilakukan kurang lebih selama 1 minggu selama masa ujian sekolah kelas 6.

Selain mengadakan pembelajaran tambahan, mahasiswa kampus mengajar juga membuka les bagi siswa yang ingin belajar di luar jam sekolah. Les dilakukan 3 kali dalam seminggu, yakni pada hari Senin, Rabu dan Kamis mulai pukul 15.00 WIB sampai 16.00 WIB. Siswa yang masih belum pandai membaca akan diajarkan terlebih dahulu cara membaca secara perlahan persuku kata, latihan membaca ini menggunakan buku ajar tematik yang dimiliki oleh siswa.

Setelah lancar membaca kata-kata sederhana, selanjutnya akan dilanjutkan dengan membaca kata-kata yang sulit, contohnya seperti: presiden, kompromi, ekstrakurikuler, dll. Latihan ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat membaca kata-kata yang sulit dengan baik dan benar sehingga secara perlahan akan membantu meningkatkan kemampuan membacanya.

Baca Juga :  Ironi Manajemen Risiko Pertamina

Dari hasil melakukan pembelajaran tambahan dan les, diketahui bahwa terjadi peningkatan minat belajar dan kemampuan membaca siswa. Hal ini dibuktikan dengan semakin membaiknya kemampuan siswa dalam membaca dan menulis.

Hal lain yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan minat belajar siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik agar siswa tidak cepat bosan didalam kelas, misalnya seperti belajar sembari bermain dan sesekali mengadakan ice breaking untuk melemaskan otot-otot sehingga dapat mengembalikan kefokusan siswa.

Melakukan penyegaran di dalam sistem mengajar para guru di Sekolah Dasar merupakan hal yang patut dicoba, terutama ketika mengajarkan baca tulis kepada siswa. Metode yang dapat digunakan misalnya dengan Media Kartu Suku Kata atau dengan menggunakan Metode SAS Berbantuan Kartu Huruf. Penggunaan media dan metode baru yang menarik pastinya dapat menarik perhatian siswa untuk dapat belajar lebih giat.

Membaca sebagai jendela yang paling luas untuk menguasai pengetahuan. Maka dari itu dikenal ungkapan membaca sebagai jendela dunia, yang artinya melalui membaca, wawasan atau cakrawala pengetahuan kita tentang dunia menjadi sangat luas. Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini membuat para guru harus mencari ide baru dan solusi untuk setiap masalah yang dihadapi akibat pandemi di lingkup sekolah, salah satunya seperti penurunan minat belajar siswa. Diharapkan para Guru dapat meningkatkan penggunaan teknik pembelajaran  sehingga teknik yang digunakan dapat lebih kreatif dan bervariasi. Dengan demikian, proses pembelajaran akan berlangsung dengan optimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. (*)

(NINA FADIA HAYYA. Mahasiswa Pendidikan Biologi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta)

PANDEMI Covid-19 di Indonesia sangat mempengaruhi berbagai macam hal, baik itu perekonomian, pendidikan, aktivitas maupun hal lainnya yang memerlukan interaksi secara langsung. Salah satunya proses belajar mengajar dalam bidang pendidikan. Hal ini menyebabkan kegiatan belajar mengajar tidak bisa berjalan dengan optimal.

Terhambatnya proses pembelajaran di sekolah memberikan dampak yang sangat besar, salah satu masalahnya yakni menurunnya minat belajar siswa. Kegiatan di sekolah akan selalu melibatkan interaksi sosial antar warga sekolahnya, secara tidak langsung kegiatan ini akan meningkatkan keterampilan sosial masing-masing individu. Lingkup sekolah yang menjadi media interaksi antar warganya, selain dapat meningkatkan keterampilan sosial, sekolah juga dapat meningkatkan kemampuan intelegensi, moral, kasih sayang, serta minat dan bakat siswa.

Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa sekolah sangatlah berperan penting dalam perkembangan anak didik. Akan tetapi karena kondisi pandemi ini, pada bidang pendidikan menyebabkan proses belajar mengajar menjadi  terhambat dan terkendala.

Pada saat pandemi Covid-19, salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Selat Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas dalam kegiatan belajar mengajarnya melakukan pembatasan. Pembatasan yang dimaksud ialah membagi jadwal setiap kelas untuk hadir 2 kali dalam seminggu,  sehingga siswa harus bergantian pergi ke sekolah. Namun, akibat pandemi ini didapatkan suatu masalah besar yakni menurunnya minat belajar siswa.

Setelah lama tidak bersekolah dan belajar bersama, siswa mengalami penurunan dalam kemampuan membaca dan menulis, banyak siswa yang tidak ingat alphabet (abjad) dan juga angka. Masalah ini dapat ditemui mulai dari kelas 1, kelas, 2, kelas 3, dan kelas 4. Pada kelas 1- kelas 2 banyak siswa yang masih belum mengingat alphabet sedangkan pada kelas 3- kelas 4 tidak sedikit ditemukan siswa yang masih kesulitan membaca dengan lancar.

Para guru yang mengajar di SD tersebut mengatakan bahwa munculnya masalah ini disebabkan karena siswa sudah lama tidak hadir ke sekolah. Selain itu juga, keadaan masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai petani menyebabkan para orang tua siswa tidak memiliki waktu untuk mengajarkan anaknya membaca maupun menulis di rumahnya. Sehingga hal ini menimbulkan penurunan minat baca siswa.

Baca Juga :  Mengapa Harus Blusukan?

Kemampuan membaca dan menulis yang sudah lama tidak diasah, menyebabkan kemampuan siswa dalam mengenali huruf maupun angka menjadi berkurang. Oleh karena itu, ketika siswa diminta hadir kesekolah untuk ikut dalam kegiatan belajar mengajar, banyak yang mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran. Kesulitan yang dimaksudkan, di antaranya: siswa kesulitan untuk memahami instruksi pada buku ajar; kesulitan untuk memahami materi; siswa yang belum pandai membaca lebih tertinggal dari pada siswa yang pandai membaca; dan siswa kesulitan untuk menuangkan ide atau pikiran mereka ketika mengerjakan tugas.

Dengan adanya program kampus mengajar yang bertujuan untuk membantu literasi dan numerasi siswa di sekolah dasar, program ini menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan minat belajar siswa.

Pada SD tersebut, mahasiswa kampus mengajar mengadakan kunjungan ke rumah siswa untuk melakukan pembelajaran tambahan, khusus untuk siswa yang belum pandai membaca berupa belajar mengingat alphabet dan angka yang bertujuan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswanya. Kegiatan kunjungan ini dilakukan kurang lebih selama 1 minggu selama masa ujian sekolah kelas 6.

Selain mengadakan pembelajaran tambahan, mahasiswa kampus mengajar juga membuka les bagi siswa yang ingin belajar di luar jam sekolah. Les dilakukan 3 kali dalam seminggu, yakni pada hari Senin, Rabu dan Kamis mulai pukul 15.00 WIB sampai 16.00 WIB. Siswa yang masih belum pandai membaca akan diajarkan terlebih dahulu cara membaca secara perlahan persuku kata, latihan membaca ini menggunakan buku ajar tematik yang dimiliki oleh siswa.

Setelah lancar membaca kata-kata sederhana, selanjutnya akan dilanjutkan dengan membaca kata-kata yang sulit, contohnya seperti: presiden, kompromi, ekstrakurikuler, dll. Latihan ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat membaca kata-kata yang sulit dengan baik dan benar sehingga secara perlahan akan membantu meningkatkan kemampuan membacanya.

Baca Juga :  Ironi Manajemen Risiko Pertamina

Dari hasil melakukan pembelajaran tambahan dan les, diketahui bahwa terjadi peningkatan minat belajar dan kemampuan membaca siswa. Hal ini dibuktikan dengan semakin membaiknya kemampuan siswa dalam membaca dan menulis.

Hal lain yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan minat belajar siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik agar siswa tidak cepat bosan didalam kelas, misalnya seperti belajar sembari bermain dan sesekali mengadakan ice breaking untuk melemaskan otot-otot sehingga dapat mengembalikan kefokusan siswa.

Melakukan penyegaran di dalam sistem mengajar para guru di Sekolah Dasar merupakan hal yang patut dicoba, terutama ketika mengajarkan baca tulis kepada siswa. Metode yang dapat digunakan misalnya dengan Media Kartu Suku Kata atau dengan menggunakan Metode SAS Berbantuan Kartu Huruf. Penggunaan media dan metode baru yang menarik pastinya dapat menarik perhatian siswa untuk dapat belajar lebih giat.

Membaca sebagai jendela yang paling luas untuk menguasai pengetahuan. Maka dari itu dikenal ungkapan membaca sebagai jendela dunia, yang artinya melalui membaca, wawasan atau cakrawala pengetahuan kita tentang dunia menjadi sangat luas. Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini membuat para guru harus mencari ide baru dan solusi untuk setiap masalah yang dihadapi akibat pandemi di lingkup sekolah, salah satunya seperti penurunan minat belajar siswa. Diharapkan para Guru dapat meningkatkan penggunaan teknik pembelajaran  sehingga teknik yang digunakan dapat lebih kreatif dan bervariasi. Dengan demikian, proses pembelajaran akan berlangsung dengan optimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. (*)

(NINA FADIA HAYYA. Mahasiswa Pendidikan Biologi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta)

Terpopuler

Artikel Terbaru