28.8 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Proyek Batubara Menjadi DME Diharapkan Bermanfaat bagi Masyarakat

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Komisi VII DPR Mukhtarudin mempertanyakan investasi yang dibutuhkan dalam program hilirisasi gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME), yang bisa digunakan sebagai substitusi LPG.

Itu disampaikan Mukhtarudin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut PT Bukit Asam tbk (PTBA) Suryo Eko Hadianto di Gedung Nusantara, Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, (27/9) kemarin.

"Jadi, saya minta Dirut menjelaskan tentang berapa investasi yang dibutuhkan dalam program ini. Dan berapa sumbangsih kepada PDB. Supaya pemahaman kita semakin komprehensif bahwa industri itu penting," tegasnya.

Menanggapi pertanyaan itu, Dirut PT Bukit Asam tbk (PTBA) Suryo Eko Hadianto menjelaskan bahwa program DME adalah program substitusi energi elpiji untuk mengurangi ketergantungan terhadap Impor elpiji hingga satu juta ton per tahun. Program tersebut juga bisa meringankan beban subsidi pemerintah yang saat ini telah mencapai 80 Persen dari total konsumsi bahan bakar secara nasional.

Baca Juga :  Mukhtarudin Serahkan 2 Hewan Kurban untuk Hima Kobar

"Untuk memproduksi 1,4 juta ton DME, dibutuhkan 6 juta Ton Batubara dengan kalori kisaran 3900-4200 kalori per KG. Sementara investasi yang dibutuhkan Rp 2,1 miliar dollar AS, setara dengan Rp 31 Triliun," tandas Suryo Eko Hadianto.

Komisi VII yang membidangi Energi, Riset dan Teknologi itu, pun menyapakati serta mendorong agar keberadaan holding MIND ID beserta seluruh anggota holding pertambangan dapat memberi manfaat secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat di sekitar wilayah tambang yang ditandai dengan tumbuhnya dunia usaha.

"Kami Komisi VII DPR juga mendukung penataan ulang tata niaga timah untuk meningkatkan pendapatan negara," pungkas Mukhtarudin merespon jawaban Dirut PT Bukit Asam Tbk.

Baca Juga :  Komisi VII DPR Dorong Menperin Perkuat Hilirisasi Industri Manufaktur RI

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Komisi VII DPR Mukhtarudin mempertanyakan investasi yang dibutuhkan dalam program hilirisasi gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME), yang bisa digunakan sebagai substitusi LPG.

Itu disampaikan Mukhtarudin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut PT Bukit Asam tbk (PTBA) Suryo Eko Hadianto di Gedung Nusantara, Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, (27/9) kemarin.

"Jadi, saya minta Dirut menjelaskan tentang berapa investasi yang dibutuhkan dalam program ini. Dan berapa sumbangsih kepada PDB. Supaya pemahaman kita semakin komprehensif bahwa industri itu penting," tegasnya.

Menanggapi pertanyaan itu, Dirut PT Bukit Asam tbk (PTBA) Suryo Eko Hadianto menjelaskan bahwa program DME adalah program substitusi energi elpiji untuk mengurangi ketergantungan terhadap Impor elpiji hingga satu juta ton per tahun. Program tersebut juga bisa meringankan beban subsidi pemerintah yang saat ini telah mencapai 80 Persen dari total konsumsi bahan bakar secara nasional.

Baca Juga :  Mukhtarudin Serahkan 2 Hewan Kurban untuk Hima Kobar

"Untuk memproduksi 1,4 juta ton DME, dibutuhkan 6 juta Ton Batubara dengan kalori kisaran 3900-4200 kalori per KG. Sementara investasi yang dibutuhkan Rp 2,1 miliar dollar AS, setara dengan Rp 31 Triliun," tandas Suryo Eko Hadianto.

Komisi VII yang membidangi Energi, Riset dan Teknologi itu, pun menyapakati serta mendorong agar keberadaan holding MIND ID beserta seluruh anggota holding pertambangan dapat memberi manfaat secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat di sekitar wilayah tambang yang ditandai dengan tumbuhnya dunia usaha.

"Kami Komisi VII DPR juga mendukung penataan ulang tata niaga timah untuk meningkatkan pendapatan negara," pungkas Mukhtarudin merespon jawaban Dirut PT Bukit Asam Tbk.

Baca Juga :  Komisi VII DPR Dorong Menperin Perkuat Hilirisasi Industri Manufaktur RI

Terpopuler

Artikel Terbaru