32 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

PMI Manufaktur Naik, Pertanda Industri Kembali Menguat

PROKALTENG.CO – Anggota Komisi VII DPR RI, Mukhtarudin mengapresiasi kinerja Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali meningkat pada angka 57,2 di bulan Oktober 2021.

“Perbaikan sektor manufaktur ini tak terlepas dari kebijakan Pemerintah terkait pelonggaran kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah,” kata Mukhtarudin, Selasa, (2/11).

Menurut Mukhtarudin, kenaikkan PMI terjadi karena Indonesia mampu menangani pandemi Covid-19 varian Delta sehingga kasusnya terus menurun. Apalagi pada awal varial delta menyebar di bulan Juni-Juli 2021, PMI sempat kembali turun karena terbatasnya mobilitas masyarakat.

"Jadi, saya kira kinerja PMI yang ekspansif 57,2 terbesar dalam sejarah. Ini sebuah capaian yang luar biasa dari pemerintah (Kementrian Perindustrian) dan membuktikan bahwa industri manufaktur saat ini bergerak menguat,” tegas anggota Fraksi Partai Golkar DPR itu.

Baca Juga :  Awas! Masyarakat Diimbau Waspadai Akun Palsu PeduliLindungi

Diketahui, Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit Jingyi Pan mengatakan, sektor manufaktur Indonesia mencatat pertumbuhan tercepat, menurut IHS Markit Indonesia Manufacturing PMI terbaru, mencerminkan perbaikan yang disebabkan oleh pelonggaran lebih lanjut dari pembatasan Covid-19.

Pada bulan Oktober, sentimen bisnis secara keseluruhan menguat, naik di atas rata-rata, hal tersebut karena gangguan yang disebabkan oleh Covid-19 telah berkurang.

“Peningkatan permintaan dan output juga diterjemahkan ke kepercayaan sektor manufaktur yang lebih baik, seperti yang terlihat baik melalui Indeks Output Masa Depan dan dalam aktivitas pembelian dan perekrutan perusahaan, semua tanda positif untuk sektor ini ke depan,” ujarnya.

PROKALTENG.CO – Anggota Komisi VII DPR RI, Mukhtarudin mengapresiasi kinerja Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali meningkat pada angka 57,2 di bulan Oktober 2021.

“Perbaikan sektor manufaktur ini tak terlepas dari kebijakan Pemerintah terkait pelonggaran kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah,” kata Mukhtarudin, Selasa, (2/11).

Menurut Mukhtarudin, kenaikkan PMI terjadi karena Indonesia mampu menangani pandemi Covid-19 varian Delta sehingga kasusnya terus menurun. Apalagi pada awal varial delta menyebar di bulan Juni-Juli 2021, PMI sempat kembali turun karena terbatasnya mobilitas masyarakat.

"Jadi, saya kira kinerja PMI yang ekspansif 57,2 terbesar dalam sejarah. Ini sebuah capaian yang luar biasa dari pemerintah (Kementrian Perindustrian) dan membuktikan bahwa industri manufaktur saat ini bergerak menguat,” tegas anggota Fraksi Partai Golkar DPR itu.

Baca Juga :  Awas! Masyarakat Diimbau Waspadai Akun Palsu PeduliLindungi

Diketahui, Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit Jingyi Pan mengatakan, sektor manufaktur Indonesia mencatat pertumbuhan tercepat, menurut IHS Markit Indonesia Manufacturing PMI terbaru, mencerminkan perbaikan yang disebabkan oleh pelonggaran lebih lanjut dari pembatasan Covid-19.

Pada bulan Oktober, sentimen bisnis secara keseluruhan menguat, naik di atas rata-rata, hal tersebut karena gangguan yang disebabkan oleh Covid-19 telah berkurang.

“Peningkatan permintaan dan output juga diterjemahkan ke kepercayaan sektor manufaktur yang lebih baik, seperti yang terlihat baik melalui Indeks Output Masa Depan dan dalam aktivitas pembelian dan perekrutan perusahaan, semua tanda positif untuk sektor ini ke depan,” ujarnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru