Site icon Prokalteng

Duh, Data WHO Sebut Penyintas Covid-19 yang Kembali Terinfeksi Semakin

duh-data-who-sebut-penyintas-covid-19-yang-kembali-terinfeksi-semakin

PROKALTENG.CO – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan
bahwa data terbaru menunjukkan orang yang pernah terinfeksi virus Korona dapat
terjangkit lagi ketika respons antibodi mereka berkurang. Hal itu dipengaruhi
oleh sistem imun dalam tubuh.

“Kami telah melihat jumlah orang
yang terinfeksi terus bertambah, kami juga melihat data yang muncul bahwa
antibodi mungkin tidak seumur hidup, dan oleh karena itu kami mungkin melihat
infeksi ulang mulai terjadi,” kata Direktur Eksekutif Kesehatan dan Program
Darurat WHO dr. Mike Ryan, di Jenewa seperti dilansir dari CNBC, Minggu (6/12).

“Jadi pertanyaannya adalah
bagaimana masyarakat bisa melindungi dirinya,” tambahnya.

Infeksi ulang berarti seseorang
yang terserang virus telah pulih dan kemudian terinfeksi lagi sesuai laporan
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC AS. Namun, para peneliti mencoba
menemukan tingkat risiko dan intensitas infeksi ulang terjadi lewat berbagai
pertimbangan. Seperti seberapa parah infeksi ulang dan seberapa cepat hal itu
dapat terjadi setelah infeksi pertama.

Kepala unit penyakit dan zoonosis
WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan, para peneliti masih mencoba untuk
menentukan berapa lama antibodi bertahan setelah seseorang terinfeksi virus
tersebut. Dan tak dipengaruhi seberapa parah gejalanya.

“Yang kami pahami adalah 90
persen hingga 100 persen orang yang terinfeksi virus Korona akan mengembangkan
respons antibodi, baik jika mengalami infeksi ringan, infeksi tanpa gejala,
hingga infeksi parah,” katanya.

“Penelitian yang sedang
berlangsung menunjukkan kekebalan dapat berlangsung selama enam bulan atau
lebih,” katanya.

Sebelumnya, dalam studi Oxford
baru-baru ini, para peneliti menemukan bahwa orang yang tertular virus Korona
sangat tidak mungkin untuk tertular penyakit itu lagi setidaknya selama enam
bulan. Studi yang dilakukan antara April dan November pada 12.180 petugas
kesehatan yang dipekerjakan di Rumah Sakit Universitas Oxford, menemukan bahwa
89 dari 11.052 staf tanpa antibodi mengembangkan infeksi baru dengan gejala.
Tak satu pun dari 1.246 staf dengan antibodi mengembangkan gejala infeksi.

“Pada beberapa orang, ini mungkin
berkurang setelah beberapa bulan, tapi kami mendapatkan indikasi yang baik
bahwa respon imun infeksi alami berlangsung selama beberapa bulan,” kata Van
Kerkhove.

Pada akhir Agustus, para peneliti
di Hong Kong melaporkan kasus seorang pria berusia 33 tahun yang pertama kali
terinfeksi virus pada akhir Maret tertular virus lagi, setelah lebih dari empat
bulan kemudian seperti laporan STAT News dilaporkan. WHO mengakui pada saat itu
bahwa, meskipun jarang, infeksi ulang bisa terjadi.

Exit mobile version