30.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

Survei Indikator: Masyarakat Makin Takut Menyatakan Pendapat, Aparat S

JAKARTA, KALTENGPOS.CO – Sebanyak 36 persen masyarakat menilai,
demokrasi di Indonesia semakin kurang demokratis. Itu sebagaimana hasil survei
Indikator Politik Indonesia bertajuk ‘Demokrasi, Politik, dan Pilkada di Era
Pandemi Covid-19’ yang dirilis Minggu (25/10/2020).

Angka itu dua kali lipat jumlah
responden yang menilai Indonesia jauh lebih demokratis dalam beberapa tahun
belakangan sebesar 17,7 persen.

Demikian disampaikan Direktur
Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam keterangan resminya
secara daring. “Saat ini lebih banyak responden yang menilai Indonesia
belakangan ini menjadi kurang demokratis, dua kali lipat dari yang menilai
menjadi lebih demokratis,” ungkapnya.

Survei itu juga memotret bahwa
sebanyak 37,0 persen publik menilai kondisi demokrasi Indonesia tidak mengalami
perubahan atau tetap sama.

Sementara itu, 9,3 persen
responden tidak menjawab atau tidak tahu.

Baca Juga :  KUA Kecamatan Kembali Layani Akad Nikah, Ini Ketentuannya

Dalam survei yang sama, Indikator
Politik juga meminta pendapat responden atas pernyataan warga yang kini takut
menyampaikan pendapat ke publik.

Sebanyak 47,7 persen responden
agak setuju dan 21,9 persen merasa setuju dengan pernyataan tersebut. Sebanyak
22,0 persen merasa kurang setuju atas pernyataan tersebut.

Kemudian 3,6 persen tidak setuju
pernyataan tersebut. Sisanya 4,9 persen tidak menjawab pernyataan tersebut.

“Semakin publik menilai bahwa
Indonesia makin tidak demokratis, makin takut warga menyatakan pendapat,” ujar
Burhanuddin.

Survei Indikator juga memotret,
sebanyak 53,0 persen menyatakan ‘agak setuju’ bahwa di era Presiden Joko Widodo
(Jokowi) saat ini semakin sulit berdemonstrasi. Sedangkan 20,8 persen
menyatakan sangat setuju. Sementara yang kurang setuju hanya 19,6 persen dan
tidak setuju hanya 1,5 persen.

Baca Juga :  New Normal, Rumah Ibadah jadi Contoh Penerapan Protokol Kesehatan

Burhanuddin menambahkan,
mayoritas responden juga menyatakan bahwa aparat saat ini semakin semena-mena
menangkap warga yang berbeda pilihan politik dengan penguasa. “Yang menyatakan
kurang setuju 31,8 persen plus yang menyatakan tidak setuju sama sekali 4,7
persen.”

“Tapi kalau saya gabung sangat
setuju sama agak setuju, itu mayoritas,” jelas Burhanuddin.

Mereka yang setuju sebanyak 19,8
persen dan agak setuju bahwa aparat semakin semena-mena sebanyak 37,9 persen.

Untuk diketahui, survei teranyar
Indikator Politik Indonesia ini dilakukan pada 24-30 September 2020. Sebanyak
1.200 responden ikut dilibatkan melalui metode simple random sampling dengan margin of error sebesar 2,9 persen pada
tingkat kepercayaan 95 persen.

JAKARTA, KALTENGPOS.CO – Sebanyak 36 persen masyarakat menilai,
demokrasi di Indonesia semakin kurang demokratis. Itu sebagaimana hasil survei
Indikator Politik Indonesia bertajuk ‘Demokrasi, Politik, dan Pilkada di Era
Pandemi Covid-19’ yang dirilis Minggu (25/10/2020).

Angka itu dua kali lipat jumlah
responden yang menilai Indonesia jauh lebih demokratis dalam beberapa tahun
belakangan sebesar 17,7 persen.

Demikian disampaikan Direktur
Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam keterangan resminya
secara daring. “Saat ini lebih banyak responden yang menilai Indonesia
belakangan ini menjadi kurang demokratis, dua kali lipat dari yang menilai
menjadi lebih demokratis,” ungkapnya.

Survei itu juga memotret bahwa
sebanyak 37,0 persen publik menilai kondisi demokrasi Indonesia tidak mengalami
perubahan atau tetap sama.

Sementara itu, 9,3 persen
responden tidak menjawab atau tidak tahu.

Baca Juga :  KUA Kecamatan Kembali Layani Akad Nikah, Ini Ketentuannya

Dalam survei yang sama, Indikator
Politik juga meminta pendapat responden atas pernyataan warga yang kini takut
menyampaikan pendapat ke publik.

Sebanyak 47,7 persen responden
agak setuju dan 21,9 persen merasa setuju dengan pernyataan tersebut. Sebanyak
22,0 persen merasa kurang setuju atas pernyataan tersebut.

Kemudian 3,6 persen tidak setuju
pernyataan tersebut. Sisanya 4,9 persen tidak menjawab pernyataan tersebut.

“Semakin publik menilai bahwa
Indonesia makin tidak demokratis, makin takut warga menyatakan pendapat,” ujar
Burhanuddin.

Survei Indikator juga memotret,
sebanyak 53,0 persen menyatakan ‘agak setuju’ bahwa di era Presiden Joko Widodo
(Jokowi) saat ini semakin sulit berdemonstrasi. Sedangkan 20,8 persen
menyatakan sangat setuju. Sementara yang kurang setuju hanya 19,6 persen dan
tidak setuju hanya 1,5 persen.

Baca Juga :  New Normal, Rumah Ibadah jadi Contoh Penerapan Protokol Kesehatan

Burhanuddin menambahkan,
mayoritas responden juga menyatakan bahwa aparat saat ini semakin semena-mena
menangkap warga yang berbeda pilihan politik dengan penguasa. “Yang menyatakan
kurang setuju 31,8 persen plus yang menyatakan tidak setuju sama sekali 4,7
persen.”

“Tapi kalau saya gabung sangat
setuju sama agak setuju, itu mayoritas,” jelas Burhanuddin.

Mereka yang setuju sebanyak 19,8
persen dan agak setuju bahwa aparat semakin semena-mena sebanyak 37,9 persen.

Untuk diketahui, survei teranyar
Indikator Politik Indonesia ini dilakukan pada 24-30 September 2020. Sebanyak
1.200 responden ikut dilibatkan melalui metode simple random sampling dengan margin of error sebesar 2,9 persen pada
tingkat kepercayaan 95 persen.

Terpopuler

Artikel Terbaru