27.6 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Anak Stunting di Indonesia Terbanyak Ketiga di ASEAN

ANGKA stunting di Indonesia ternyata sangat tinggi. Dari 12 negara
anggota ASEAN, Indonesia menempati rangking ketiga tertinggi angka stunting.

“Untuk ASEAN, Indonesia
menempati posisi 10 sebagai negara terbanyak angka stunting. Posisi 11 Laos, 12
Timor Leste. Itu artinya Indonesia rangking ketiga terbesar jumlah
stuntingnya,” kata DR Ir Umi Fahmida, peneliti utama South East Asia
Ministers of Education Organization (SEAMEO) RECFON (Regional Center for Food
and Nutrition) dalam diskusi kesehatan di Kampus Universitas Indonesia,
Jakarta, Jumat (24/5).

Posisi Indonesia tertinggal jauh
dibanding Vietnam. Padahal Vietnam belajarnya di Indonesia. Menurut Umi,
kemampuan Vietnam mengurangi angka stunting karena gerakan perbaikan gizi.

“Orang Vietnam memegang
teguh 3K (kebun, kolam, kandang),” terang dia.

Baca Juga :  Jokowi Reshuffle Kabinet, Ini Daftar Namanya

Dalam kesempatan yang sama,
Manajer Riset dan Konsultasi SEAMEO RECFON Dr Grace Wangge mengatakan, stunting
akan menjadi masalah trans-generasi, di mana ibu yang pendek, cenderung akan
mempunyai juga anak yang stunting.

Grace menambahkan, di usia
produktifnya kelak, balita stunting akan mempunyai daya saing yang lebih rendah
dibandingkan sumber daya manusia (SDM) negara lain yang memiliki balita sehat
karena rendahnya fungsi kognitif mereka.

“Untuk mengatasi masalah
stunting, pendidikan gizi kepada publik menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Mesti dipahami cegah stunting sejak dini, untuk itu diperlukan support system,
termasuk lewat pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah,” beber Grace
lagi.

Kini, bersama para mitranya,
SEAMEO RECFON terus mengembangkan berbagai program pendidikan gizi yang turut
berkontribusi pada pengentasan stunting.

Salah satu program unggulan
SEAMEO RECFON adalah “Anakku Sehat dan Cerdas”. Program ini menerjemahkan
konsep PAUD Holistik Integratif (PAUD-HI) yang telah dicanangkan oleh
Kemendikbud. Mitra SEAMEO RECFON untuk program unggulan ini antara lain adalah
SEAMEO center lainnya yaitu SEAMEO Regional Centre for Early Childhood Care
Education and Parenting (CECCEP) di Bandung, dan SEAMEO Regional Centre for
Tropical Medicine (TROPMED) di Bangkok.

Baca Juga :  Ketua Komite I DPD RI Dukung Tiga Desa di Gumas Sebagai Desa Adat

Selain itu, didukung oleh
organisasi profesi seperti Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia
Dini Indonesia (HIMPAUDI), SEAMEO RECFON telah melakukan pemetaan kompetensi
gizi para guru PAUD seluruh Indonesia.

SEAMEO RECFON juga melakukan
pelatihan untuk guru PAUD mengenai penyampaian materi pendidikan gizi untuk
orang tua, baik melalui media on-line dan off-line.

“Semua program menjadi
bagian dari strategi penting untuk meningkatkan peran keluarga serta PAUD dalam
mengoptimalkan tumbuh kembang anak Indonesia,” tutup dia. (esy/jpnn/kpc)

ANGKA stunting di Indonesia ternyata sangat tinggi. Dari 12 negara
anggota ASEAN, Indonesia menempati rangking ketiga tertinggi angka stunting.

“Untuk ASEAN, Indonesia
menempati posisi 10 sebagai negara terbanyak angka stunting. Posisi 11 Laos, 12
Timor Leste. Itu artinya Indonesia rangking ketiga terbesar jumlah
stuntingnya,” kata DR Ir Umi Fahmida, peneliti utama South East Asia
Ministers of Education Organization (SEAMEO) RECFON (Regional Center for Food
and Nutrition) dalam diskusi kesehatan di Kampus Universitas Indonesia,
Jakarta, Jumat (24/5).

Posisi Indonesia tertinggal jauh
dibanding Vietnam. Padahal Vietnam belajarnya di Indonesia. Menurut Umi,
kemampuan Vietnam mengurangi angka stunting karena gerakan perbaikan gizi.

“Orang Vietnam memegang
teguh 3K (kebun, kolam, kandang),” terang dia.

Baca Juga :  Jokowi Reshuffle Kabinet, Ini Daftar Namanya

Dalam kesempatan yang sama,
Manajer Riset dan Konsultasi SEAMEO RECFON Dr Grace Wangge mengatakan, stunting
akan menjadi masalah trans-generasi, di mana ibu yang pendek, cenderung akan
mempunyai juga anak yang stunting.

Grace menambahkan, di usia
produktifnya kelak, balita stunting akan mempunyai daya saing yang lebih rendah
dibandingkan sumber daya manusia (SDM) negara lain yang memiliki balita sehat
karena rendahnya fungsi kognitif mereka.

“Untuk mengatasi masalah
stunting, pendidikan gizi kepada publik menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Mesti dipahami cegah stunting sejak dini, untuk itu diperlukan support system,
termasuk lewat pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah,” beber Grace
lagi.

Kini, bersama para mitranya,
SEAMEO RECFON terus mengembangkan berbagai program pendidikan gizi yang turut
berkontribusi pada pengentasan stunting.

Salah satu program unggulan
SEAMEO RECFON adalah “Anakku Sehat dan Cerdas”. Program ini menerjemahkan
konsep PAUD Holistik Integratif (PAUD-HI) yang telah dicanangkan oleh
Kemendikbud. Mitra SEAMEO RECFON untuk program unggulan ini antara lain adalah
SEAMEO center lainnya yaitu SEAMEO Regional Centre for Early Childhood Care
Education and Parenting (CECCEP) di Bandung, dan SEAMEO Regional Centre for
Tropical Medicine (TROPMED) di Bangkok.

Baca Juga :  Ketua Komite I DPD RI Dukung Tiga Desa di Gumas Sebagai Desa Adat

Selain itu, didukung oleh
organisasi profesi seperti Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia
Dini Indonesia (HIMPAUDI), SEAMEO RECFON telah melakukan pemetaan kompetensi
gizi para guru PAUD seluruh Indonesia.

SEAMEO RECFON juga melakukan
pelatihan untuk guru PAUD mengenai penyampaian materi pendidikan gizi untuk
orang tua, baik melalui media on-line dan off-line.

“Semua program menjadi
bagian dari strategi penting untuk meningkatkan peran keluarga serta PAUD dalam
mengoptimalkan tumbuh kembang anak Indonesia,” tutup dia. (esy/jpnn/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru